43 - Usai

132 8 1
                                    

Irsyad mengeluarkan tabletnya. "Sekarang, tidak ada yang bisa mencegah kami untuk membuat robot-robot EM menyerang tuannya."

Halim dan Axel semakin panik, sementara Syauqiya masih shock dan tidak mendengar apa yang Irsyad katakan.

"Qi, dengar aku, kamu tidak boleh patah semangat," ucap Halim sembari berjongkok. Ia juga khawatir jika kondisi Syauqiya memburuk setelah mengetahui ini. "Aku tau, kamu sampai trauma karena perasaan bersalah atas apa yang tidak kamu lakukan. Itu sangat menyakitkan. Pasti tidak mudah menjalaninya, Qi. Aku saja tidak sanggup membayangkannya. Tapi kamu itu istimewa, kamu kuat, kamu pasti bisa bangkit. Aku yakin itu."

Axel pun ikut berjongkok di sebelah Halim. "Ini, Kak Dirgamu, Uqi. Kita ada bersama kamu, kamu jangan merasa tak berdaya. Kita akan saling tolong-menolong, untuk memberantas ketamakan mereka sampai ke akarnya."

"Kamu juga harus ingat, Qi. Kita punya Allah Penguasa dari segala penguasa. Kebenaran pasti akan mengalahkan kebathilan," lanjut Axel yang membuat Syauqiya terperengah. Tak menyangka, kalau Axel mampu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk menyemangatinya.

"Tunggu, Pah. Jangan aktifkan dulu," cegah Anum, yang membuat Irsyad berhenti mengotak-ngatik tabletnya.

"Kenapa?"

"Eliza tidak ada bersama mereka. Ke mana dia?!"

Tiba-tiba Green Hearth berada di depan dada Syauqiya, dan pakaian Syauqiya pun berubah menjadi pakaian agen. Kemudian, sosok yang menempelkan hearth di depan dada Syauqiya pun membuka jubah penghilangnya, sehingga nampak di pandangan mata.

"Sekarang, ketemu dua serigala berbulu dombanya," ungkap Eliza yang kemudian memincingkan matanya ke arah Anum dan Irsyad.

"Ooh ... rupanya kamu melakukan siasat. Hebat," sanjung Anum.

"Jangan banyak bicara, sebaiknya kita adu otot sekarang! Apalagi kamu adalah pembunuh sahabatku, aku tidak sabar ingin melampiaskan kemarahan ini!"

"Tidak semudah itu kalau ingin melawan putriku," ucap Irsyad yang kemudian memencet sesuatu di tabletnya.

Rival EM pun pergi dari sana, dan meninggalkan mereka berempat untuk melawan robot-robot canggih yang telah Irsyad pilih di tabletnya tadi.

Robot-robot yang datang banyak sekali dan power yang dimilikinya pun super!

Namun, agen-agen muda itu tidak takut!

Kekuatan ketiga agen karib itu tidak dapat diragukan siapa pun. Seakan dalam sekejap, mereka dapat menumpas habis robot-robot musuh. Bahkan, ruangan yang mereka tempati itu jadi nampak berantakan dan banyak benda serta dinding yang rusak setelah mereka melakukan penyerangan balik.

Axel yang tidak memiliki persenjataan dan disuruh diam oleh Halim menyaksikan kehebatan mereka. Berulang kali ia berujar takjub memandang kehebatan mereka yang begitu cekatan dan penuh semangat. Seolah-olah yang berada di hadapannya itu tayangan film super hero. Bedanya, ini nyata. Mereka adalah pahlawan-pahlawan penegak keadilan. Pembela kebenaran. Merekalah pahlawan-pahlawan muslim yang siap menumpas ketamakan musuh-musuhnya.

Di bagian lain, seperti kejadian sepuluh tahun lalu, robot-robot mulai dari yang berukuran mikro hingga super mega, menyerang robot-robot musuh yang jumlahnya cukup imbang. Agen-agen yang mendapat posisi menyerang di luar pun ikut mengerahkan kekuatannya untuk menyerang mereka agar tidak masuk ke dalam markas.

Eroi Musulmani [Revisi Version]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora