17 - Robot Hiu

41 9 0
                                    

Hari telah berganti hari, minggu pun telah berganti minggu. Setelah pertikaian antara Eliza dan Syauqiya, mereka tidak bertatap muka kembali.

Tenang, mereka sudah bermaaf-maafan setelah kejadian, pada hari yang sama. Mereka tidak bertemu lagi bukan karena bermusuhan, tetapi karena ada perbedaan kepentingan. Eliza harus mengurusi kegiatan sehari-harinya sebagai Agen Hijau, sedangkan Syauqiya harus menjalankan training—setelah penyambutan secara resmi kala itu—agar kekuatannya terasah dengan baik, sehingga ia jadi mahir dalam menggunakan kuasa yang dimilikinya.

"Jump!" teriak Hadi.

Syauqiya yang sudah sangat hapal dengan gerakan tersebut pada masa latihan, tidak perlu berpikir panjang untuk melompat, ia langsung melakukan gerakan tersebut bersamaan dengan teriakan Hadi.

"Serangan jangan lupa, Syauqiya!"

Cush cush cush

Tembakan demi tembakan terus melesat mengenai robot-robot yang akan menyerangnya.

Robot-robot itu telah dirancang untuk sarana latihan dan ujian, sehingga wajar saja jika robot itu akan menyerang agen dan harus hancur karena serangan balasan dari agen.

"Okay, good! Sekarang, lanjut ke level terakhir. Melawan robot hiu raksasa."

Syauqiya menghela napasnya sejenak, merilekskan napasnya yang ngos-ngosan karena telah menaklukan level-level di ujian akhir agen EM.

"Perlu diingat, robot hiu ini bukan berarti berbentuk hiu sepenuhnya. Moncongnya memang seperti hiu, tapi robot ini memiliki kaki dan tangan robot yang amat canggih. Dia mempunyai taring yang bisa merobek apa pun. Dia juga bisa mendeteksi gerakan lawan, memberikan serangan yang luar biasa. Jadi, saya pesan kamu harus selalu waspada. Jangan melulu mengandalkan otot dan kekuatan, tapi juga gunakan otakmu."

"Iya siap, coach!"

"Bismillah jangan lupa."

Syauqiya membalasnya dengan anggukan.

Setelah percakapan dan istirahat singkat itu, level terakhir pun dimulai. Robot killer itu keluar dari pintu lift menunjukkan seringainya yang amat menyeramkan. Hm, tetapi Syauqiya tidak takut akan itu, ia malah memasang senyum miring seolah sedang berkata, "Aku akan menghabisimu."

"One two three, Go!"

Untuk beberapa detik mereka saling menatap dengan hunusan mata tajam mereka. Hingga akhirnya, karena tidak ada yang menyerang, si Robot Hiu itu melakukan penyerangan pertama. Syauqiya segera menggagalkan serangan itu dengan kekuatannya. Walhasil, hal itu membuat Robot Hiu semakin ganas, dia kembali menyerang Syauqiya dengan serangan bertubi-tubi sebanyak lima kali.

Tak tanggung-tanggung, Syauqiya membalas serangan dua kali lipat untuk membatalkan serangan si robot hiu. Namun, serangan Syauqiya itu gagal, yang ada ia terkecoh. Ia terlalu fokus dan bangga dengan serangan balasannya yang lebih dua kali lipat daripada Robot Hiu, sampai tidak memperhatikan bahwa robot itu melakukan serangan dengan kekuatan berbeda dari arah samping Syauqiya.

Jusshh!

"Aaaa!"

Tubuhnya terbentur ke lantai, ringisan pun lolos dari bibirnya karena rasa sakit yang bukan main lagi. Koordinator BW Hadi tidak memberikan arahan dan semangat lagi di sesi terakhir ini, ya Syauqiya agak kesal. Akan tetapi, ia segera tepis rasa kesal itu karena sadar diri, ia berada di level akhir.

Bagaimana pun caranya, Syauqiya harus bangkit dan menyelesaikan ujian ini. Jangan sampai, ia harus mengulangi training melelahkan ini.

"Ingat kembali, ini ujian kedua setelah ujian beladiri. Kamu tahu, kan? Selanjutnya kamu akan melaksanakan training santai atau sebut saja magang dengan teman-teman BW, jadi jangan sampai kamu kalah dengan Robot Hiu." Pesan dari Hadi sebelum ia masuk ke ruangan ini masih terngiang di dalam dirinya. Dia tidak boleh patah semangat, dia harus bangkit!

Syauqiya pun berdiri tegap kembali, kali ini ia memberikan serangan kepada robot hiu itu ke arah samping robot dan depannya.

"Kali ini, apa yang bisa robot itu lakukan?"

"Aaa!" Dengan segera Syauqiya terbang untuk menghindari serangan balik dari Robot Hiu yang lebih kuat daripada kekuatannya. Untung saja, ia gerak cepat. Jika tidak, ia akan mendapat tiga serangan yang lebih menyakitkan.

Jusssh!

"Astagfirullah!"

Apa lagi ini? Syauqiya sudah salah langkah dan salah menduga lagi tentang robot itu. Ternyata, robot itu selain membalikkan serangan juga menambahkan serangan di tempatnya melayang. Alhasil, tubuhnya pun terjatuh kembali ke atas lantai dan mendapati luka serta rasa sakit yang lebih lagi.

"Uhuk ... b-benar kata Kak Hadi, r-ro-obot itu bisa mendeteksi gerakan lawan."

Syauqiya berusaha bangkit lagi, tetapi berulang kali keangkuhannya yang dilemparkan saat ujian terakhir ini dimulai, harus runtuh gara-gara serangan demi serangan si Robot Hiu yang kian mengganas.

"Uhk ... a-aku sudah salah langkah dari awal. S-sombong itu salah, d-dan lihat akhirnya kesombonganku runtuh. Astagfirullah!" Syauqiya bermonolog mengomeli dirinya sendiri sambil berusaha mendudukkan dirinya.

Kondisinya saat ini hampir membuat orang khawatir. Ada luka juga darah yang tertoreh di wajah dan juga tangannya.

Ya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah. Bantu hamba, bagaimana caranya mengalahkan musuh ujian akhir ini? Batin Syauqiya pasrah sambil terus mengerahkan logikanya untuk berikhtiar, memikirkan cara terbaik untuk mengalahkan Robot Hiu.

"... Dia juga bisa mendeteksi gerakan lawan ...." Ucapan Hadi tadi seolah menjadi petunjuk yang tepat untuk membalas serangan Robot Hiu.

"Hm, aku tahu caranya."

Hadi tersenyum bangga, pertarungan melawan Robot Hiu itu bisa diungguli oleh Syauqiya. Tadinya, ia sudah hampir pesimis, kalau Syauqiya akan mengulang ujian ini di kemudian hari. Namun, ya ... kecerdasannya tidak boleh diragukan, Syauqiya itu anak yang hebat.

Layar kamera memang tidak bisa melihat raga Syauqiya atau raut wajahnya yang merah padam saat ini, karena Syauqiya menggunakan jubah penghilang diri. Senyuman bangga dari wajah Hadi dan agen keamanan yang menyaksikan tercetak jelas, karena buktinya Robot Hiu itu perlahan tumbang. Siapa lagi yang akan melakukannya jika bukan Syauqiya?

"Ya, Robot Hiu memang bisa mendeteksi gerakan lawan asalkan lawannya dapat dilihat dengan kasat mata. Saya akui Uqi cerdas, karena idenya melakukan serangan dengan jubah penghilang diri itu luar biasa," sanjung Riqqah yang disetujui dengan anggukan dan senyum lebar oleh Haziq dan juga Hadi.

"Congratulations Syauqiya, you won!"

Syauqiya kembali menampakkan dirinya yang tampak kelelahan dan bernapas panjang diiringi senyumnya.

"Selamat Syauqiya, ujian terakhirmu berhasil!" ucap Haziq ikut memberi apresiasi.

Namun, ucapan itu tak diindahkannya, karena Syauqiya langsung tak sadarkan diri setelahnya.

"Syauqiya!"

***

Eroi Musulmani [Revisi Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang