5 - Kembali

68 19 4
                                    

Syauqiya merebahkan tubuhnya di punggung ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya yang menampakkan sebuah gambar daun animasi yang bergerak tenang. Pikiran Syauqiya jadi terasa rileks.

Cushh

Sedang menikmati suasana rileks, ia harus merasakan kaget bukan main. Ia sampai menutup kedua matanya dengan lengan, saat ada sebuah cahaya yang menyilaukan menembus gorden kaca kamarnya yang mengarah ke kolam renang.

Apa itu cahaya yang tadi pagi?

Ia tak mau membiarkan dirinya sendiri dalam bahaya. Dia lekas mengeluarkan layar hologram dari cincinnya—yang merupakan gawainya. Lekas ia ketik nama Halim dan juga Raiqa. Secara sekaligus ia menghubungi mereka lewat panggilan video.

"Ada apa?" tanya Raiqa.

Beruntung panggilan tersebut segera terhubung.

"Iya nih, sampai nge-vc aku sama Mamah sekaligus gini. Kenapa kenapa? Ada apa?" tambah Halim.

Cush!

Syauqiya kembali menutup kelopak matanya. Ia tidak sangka teror cahaya itu malah berkelanjutan.

"Cahaya itu ... yang kamu ceritain tadi, kan?" ujar Halim yang langsung kaget bukan main.

Raiqa pun tercengang menyaksikannya, baru saja tadi Halim menceritakan kepadanya mengenai benda itu.

"I-iya, Lim. Aku mohon kalian dateng ke rumah aku, ya? Aku takut diserang lagi," Wajah Syauqiya seketika itu tampak pucat karena rasa takutnya, "Aku kirimin barcode deh biar kalian bisa masuk lebih mudah ke rumah aku lewat sensor pegangan pintu." Ia lekas mengirimkan barcode kepada Halim dan juga Raiqa.

"Iya, Qiya. Kamu hati-hati. Jaga diri, dan selamatka—"

Prangg!

"Astagfirullah!" Jantung Syauqiya berpacu sangat kencang. Deru napasnya pun sudah tidak bisa bernapas normal setelah kaca jendela pecah begitu saja karena kekuatan sinar yang sangat dahsyat itu.

"Bahaya!" Halim terlihat berlari dari kamarnya, dia akan menuju kediaman Syauqiya.

"Ibu ikut, Lim!"

...

Perasaan Halim kian detik kian khawatir, ia lekas memakai sepatu terbang agar bisa sesegera mungkin membawa telapak kakinya mendarat di depan rumah Syauqiya.

Benda bercahaya hijau itu membuat orang panik saja. Seharusnya jika akan menjalankan sistem, tidak perlu menyerang orang yang ditujunya seperti itu. Atau, jangan-jangan sistemnya sedang rusak, dan itu parah?

Tidak ada kata lain lagi sekarang, selain berharap. Semoga saja benda bercahaya hijau itu tak berbuat yang aneh-aneh kepada sahabatnya.

"Hearth itu untuk apa kembali menemui Qiya?" gumam Halim.

"Halim, Ibu ikut, ya."

Halim yang hendak terbang, menghentikan langkahnya. Dia menoleh kepada sang ibu yang juga tak kalah cemas dengannya. "Bu, sebaiknya Ibu tunggu di sini, Green Hearth akan kukendalikan."

"Tapi, Nak-"

"Serahkan tugas ini ke aku."

...

Eroi Musulmani [Revisi Version]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin