I I

1.9K 290 4
                                    

Agaknya Ace tidak salah memasuki area rumahnya. Sedikit aneh karena banyak sekali mobil yang berjejer rapi di sepanjang pekarangan rumah. Belum lagi orang yang berpakaian formal mengelilinginya, seakan sedang kedatangan tamu yang sangat penting.

Kalaupun iya, ayahnya selalu memberitahunya agar ia bisa pulang telat atau mengungsi dimanapun supaya tidak menganggu pertemuannya.

Baru menapakkan kaki keluar mobil, seluruh atensi orang yang berkumpul langsung tertuju padanya. Sungguh, Ace lebih baik ditatap oleh warga sekolah dibanding orang yang tidak dikenal begini.

Ace mempercepat langkahnya masuk ke dalam rumah, mencari seseorang yang kemungkinan bisa memberitahunya ada apa di luar.

"Bi Moi?" panggil Ace yang sudah tiba di dapur.

Kebetulan saja Bi Moi sedang membuat minuman. "Ace langsung ke kamar saja, Tuan sedang ada tamu," suruhnya.

Ace mengernyit. Bukan perilaku Bi Moi untuk menyuruhnya melakukan sesuatu jika tidak ada campur tangan ayahnya. "Siapa tamu Ayah?" tanyanya. Melihat gelagat aneh dari Bi Moi, Ace semakin yakin ada yang ditutupi.

"Tamu ...." Bi Moi menggantungkan ucapannya. "Guru-guru dari sekolah lain. Iya, dari sekolah lain," lanjutnya setelah menemukan alasan.

"Bi Moi bohong ya sama Ace?" Raut wajahnya dibuat gusar, membiarkan Bi Moi bimbang sendiri. Bi Moi paling tidak bisa melihat sisinya yang seperti ini.

Bi Moi menggeleng pelan. "Jangan ganggu Tuan dulu ya hari ini. Ace pasti cape, nanti Bibi ke kamar bawakan makanan," ucapnya lembut mengusap rambutnya.

Sepertinya Bi Moi masih teguh dengan pendiriannya. Karena tidak ada yang bisa dilakukannya lagi, Ace memilih untuk ke dalam kamarnya yang letaknya ada di lantai bawah.

Rumahnya ada tiga lantai. Dua lantai ke atas sama sekali tidak terpakai, jadi dibiarkan terbengkalai. Ace juga tidak boleh ke lantai atas, entah apa alasannya. Hanya ayahnya yang tahu.

Sampainya di kamar, Ace merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Entah dirinya saja yang merasakan, tapi menjadi mahasiswa sangat melelahkan. Memang jam di perkuliahan lebih sedikit, tapi ia lebih lelah daripada saat sekolah dulu.

Kampusnya cukup jauh dari rumah, ini yang membuatnya sedikit kelelahan untuk bolak-balik dari kotanya ke selatan. Selagi masih bisa bolak-balik, kenapa tidak?

"Ace, lagi istirahat?"

Pandangan Ace teralih ke arah pintu, melihat Carlos yang mengintip dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka. "Bukannya Ayah ada tamu?" Ia mengubah posisinya menjadi duduk.

Carlos masuk ke dalam kamarnya, menutup rapat-rapat pintunya. Ace benar-benar dibuat bingung dengan tingkah orang rumah hari ini.

"Bilang kamu lagi kelelahan, biar Ayah sampaikan ke tamu," pinta Carlos dengan nada memburu.

"Ace gak bakal bilang kalo Ayah sembunyiin. Bi Moi sampai tutupin gitu. Sebenarnya ada apa?" tanya Ace.

Carlos akhirnya pasrah dengan keadaan. "Arnold Geoffry Earnest mau bertemu denganmu, Ace," ungkapnya.

"Siapa?" Rasanya sedikit familiar saat mendengar namanya.

"Yakin kamu tidak pernah mendengar namanya?"

Ace menggeleng ragu. Mendengar suara helaan nafas lega dari ayahnya, membuat ia ingin bertanya. "Dia siapa?" tanyanya lagi.

"Kakekmu. Sekaligus pemilik Earnest Corp."

Cassiopeia : Nayanika ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang