Cassiopeia 1 [Extra Part 2 (26.5)]

1.5K 248 0
                                    

Seorang gadis menggerakkan sedikit lengan kanannya. Sedikit meringis. Rupanya masih terasa sakit baginya untuk menggerakkan lengan kanannya. Ia pikir tidak akan sesakit ini karena ia sudah terbiasa terluka.

Sudah hari keempat ia berada di rumah karena saran yang diberikan oleh Pak Carlos. Masih terasa bosan walaupun keempat temannya sering berkunjung ke indekosnya. Mereka secara bergantian berkunjung, ada saja yang dibawa oleh mereka. Entah itu permainan, makanan, atau hadiah untuk menghibur dirinya.

Ia merebahkan dirinya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya. Tak ada yang spesial. Pandangan kosong menyelimuti bola matanya.

Tok .... tok ....

"Masuk aja."

Orang itu masuk setelah Aludra mengizinkannya. Ia sengaja tidak menutup pintu kamarnya kembali supaya tidak menimbulkan kecurigaan di antara penghuni indekos.

"Maaf gue baru datang sekarang," ucap Kai merasa bersalah.

"Lo gak datang juga gapapa. Lagian kalian ngapain datang bergilir begitu?" tanya Aludra kebingungan.

Hari pertama yang datang adalah Keenan. Dilanjut hari kedua yaitu Rio. Kemarin yang datang adalah Ace. Dan sekarang, giliran Kai yang menghampiri dirinya.

Kai menunjukkan kantong plastik berisikan cemilan yang ia bawa. "Untuk ngehibur lo lah. Kita tahu kalau lo bosan di kosan terus, makanya kita kesini," jawabnya.

Aludra menerima minuman kaleng yang diberikan oleh Kai yang sudah ia buka. "Tapi gue gak ngerepotin kalian kan?" tanyanya.

Kai ikut duduk di bawah ranjang bersama Aludra. Meneguk minuman itu terlebih dahulu karena cape dengan adanya kegiatan bersama ayahnya tadi. "Kayak gue udah denger kata itu berulang kali dan jawaban kita tetap sama. Lo gak pernah ngerepotin kita," ucapnya. "Tangan lo gimana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Aludra sedikit menggerakkan lengan kanannya. "Masih sakit." Ia akui bahwa ia masih belum bisa bergerak bebas.

"Lagian lo saat itu ngapain maksa ke sekolah? Gimana kalau saat itu Ace gak ke kelas lo? Lo–"

Aludra menempelkan minuman kalengnya ke mulut Kai. "Cerewet banget sih lo. Kalau nanya tuh satu-satu, jangan sekaligus," dengusnya.

"Gue ngomel gini karena ingin tahu jawabannya, Al."

Aludra memperhatikan kaleng tersebut. "Entah kenapa gue ingin aja sekolah saat itu." Jawabannya membuat Kai kebingungan. "Tapi saat hari itu, gue ngerasa gak sia-sia datang ke sekolah. Dengar desas-desus bahwa anak Arcthurus yang menangkap pencuri itu. Gue senang dengar itu," ucapnya tersenyum.

Kai menepuk pucuk kepalanya. "Jadi lo gak sia-sia dapat luka itu di lengan lo?" tanyanya membuat Aludra menggeleng. Perlahan senyumnya pun ikut merekah. Ia ikut senang jika gadis itu senang.

"Besok lo mau jalan?" tanya Kai

Ucapan Kai membuat Aludra menjadi semangat. "Kemana? Tapi bukannya besok hari senin?" tanyanya.

"Bukan sama gue, tapi sama bunda gue," ucap Kai. "Bunda ingin kenalan sama lo," tambahnya.

"Tapi gue takut canggung kalau ngomong sama bunda lo." Aludra ingin saja berkenalan dengan orang tua mereka masing-masing. Hanya saja ia paling susah membuka pembicaraan dengan orang yang lebih tua.

"Tenang aja. Mungkin bunda gue lebih banyak omong dibanding lo. Gue yakin lo pasti bisa berbaur dengan bunda gue," dukung Kai.

"Kalian emang udah kenal satu sama lain dengan orang tua masing-masing?" tanya Aludra.

Kai mengangguk. "Emang harusnya kayak gitu supaya akrab."

Aludra termangut. Tak ada salahnya jika ia berkenalan dengan ibunya Kai. Orang tua mereka yang ia kenal hanyalah Pak Carlos dan Pak Zevan. Itu pun hanya membahas kasus mereka.



Cassiopeia : Nayanika ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang