I I I

1.7K 282 0
                                    

"Kakek masih dirumah, makanya gue ngungsi kesini." Ace mengakhiri ceritanya dengan suapan terakhir. "Kenapa pada liatin gitu sih?" tanyanya heran melihat mereka menatapnya aneh.

"Makin minder gue denger silsilah keluarga kalian," celetuk Rio. Semakin tidak bisa dibayangkan jika dirinya berada di lingkaran pertemanan di antara mereka. "Kak Leoni yakin gak tau apa-apa tentang Pak Carlos?" Arah pandangannya kini terarah kepada Leoni yang sejak tadi sudah datang.

Leoni menggeleng pelan. "Bukan urusan gue kalo keluarga kalian. Gue cuma cari bakat anak Arcthurus buat jadi anak Cassiopeia. Itu aja." Mana ia tahu jika ternyata silsilah keluarganya sangat terkenal.

"Gue jadi penasaran sama mata lo," akui Aludra menatap Ace yang ada di atasnya. Posisinya memang sedang berbaring di atas kakinya dengan penyangga bantal tentunya.

Ace menundukkan kepalanya. "Mau liat?" tawarnya.

"Lo aja gak mau bahas ke kakek lo, pasti lo segitu bencinya sama mata lo. Gue cuma asal ngomong, jangan ditanggepin serius." Aludra paham bagaimana perasaannya saat ini, mana mungkin omongannya benar-benar dituruti.

"Makasih."

"Jangan di berantakin rambutnya. Kebiasaan banget," protes Aludra ketika kebiasaan Ace sudah kumat. Pasti setiap pertemuan, tangannya selalu tidak bisa diam untuk mengacak-ngacak rambutnya.

"Pamer kemesraan terus, jadian engga," celetuk Keenan menegak minuman kalengnya.

"Adek gue atau Ace yang suka?" Leoni sama sekali tidak mendengar cerita adiknya tentang masalah percintaannya.

"Dua-duanya, Kak. Keliatan banget tuh dari wajah mereka berdua," timpal Kai.

"Emang iya?" Ace akui memang dirinya yang menyukai Aludra, tapi rasanya gadis ini sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan kepadanya. "Al, emang iya?" tanyanya lagi untuk memastikan.

"Boong. Ucapan Kai jangan dipercaya." Aludra menatap Kai sinis, lalu dibalas ledekan dari kakak angkatnya itu. "Lo jangan percaya omongan dia. Tau sendiri omongan Kai sesat." Baiklah ia harus membuat rumor ini tersebar.

"Denial terus, ntar nyesel," sahut Leoni. "Dulu Kak Oni juga gitu sama Theo. Ternyata sifat Kak Oni jadi turunan," kekehnya berbangga diri.

"Gak mau samaan sama Kak Oni," sangkal Aludra.

"Masih dendaman aja sama kakaknya," sindir Leoni. Wajar sih, ia masih belum punya waktu untuk memperbaiki hubungan dengan adiknya. Tangan Leoni menepis tangan orang di sebelahnya. "Ini minum gue, jangan lo raup juga," omelnya.

"Ini punya gue, Kak." Rio mengambil kaleng yang ada di dekatnya. "Yang ini punya Kak Leoni," tunjuknya. Tempat duduk mereka memang sempat bertukar saat Ace masih cerita.

Leoni terkekeh malu. "Ya maaf, gue lupa," ujarnya yang langsung menegak minumnya. "Tapi ada yang buat gue penasaran, kenapa lo gak ada antusias sama sekali untuk cari tau tentang kematian Bu Mentari?" Aneh saja menurutnya. "Maksudnya lo tau sendiri kalo kakeknya si Arlo gak kasih tau alasannya. Lo tenang dengan itu?" tanyanya.

Ace berpikir sembari mengusap rambut Aludra pelan. "Kalo ditanya tenang atau engga, jelas gak tenang. Tapi gue tau kapasitas gue gak terlalu memumpuni untuk cari tau semuanya. Orang kayak kakek gue aja sama sekali gak bisa, apalagi gue, Kak. Mungkin karena gue baru denger akhir-akhir ini, jadi masih kepikiran. Lama kelamaan gue bisa ikhlasin juga kayak Ayah," paparnya.

"Lo ngerasa kalah duluan karena langsung kasih perbandingan sama kakek lo. Jelas-jelas kemampuan kalian beda. Lo udah dua tahun jadi anggota Cassiopeia dan angkatan kalian yang paling banyak selidikin sesuatu. Jarang-jarang gue apresiasi anggota lho, jangan dilupain omongan gue tadi." Leoni sedikit berbangga diri karena timnya berjaya walaupun hanya bertahan beberapa tahun saja.

Cassiopeia : Nayanika ✔️Where stories live. Discover now