X I X

1.3K 254 5
                                    

Raut wajahnya terlihat jengkel ketika seseorang yang diajaknya untuk panggilan video tertawa lepas. Seakan tidak peduli dengan apa yang Ace hadapi setelah satu jam ia habiskan dalam pesta yang digelar kakeknya.

"Lo bisa berhenti ketawa gak, Ra? Makin nyesel nih gue bisa-bisanya nurutin kemauan kakek gue," sungut Ace.

"Salahmu sendiri. Jangan terlalu percaya dengan ucapan Beliau, ujung-ujungnya dirimu yang akan lelah sendiri." Petuah Sora seakan sudah pernah melewati yang lebih dari ini.

"Telat lo ngomongnya."

Jadi ini semuanya bermula saat pertama kali kakeknya mengatakan jika pesta ini untuk menyambut ulang tahun ibunya. Baiklah, ia setuju saja. Toh tujuannya cukup baik.

Tibalah hari ini. Memang ada kedok 'ulang tahun' ibunya. Tapi ternyata ada sesuatu di balik itu semua. Bisa-bisanya dalam satu jam, Ace diperkenalkan ke perempuan yang jelas sudah seumuran dengan Sora. Jika dihitung .... Ace sama sekali tidak menghitungnya karena terlalu lelah diajak kesana kemari oleh kakeknya.

Apakah terlihat ayahnya akan membantunya? Tidak.

Justru ayahnya sengaja meledek dirinya karena ngeyel tidak ingin mendengar ucapannya untuk tidak ikut. Dengan begitu, ia mengadu ke Sora.

Responnya sama saja!

Bahkan lebih parah dari ayahnya. Padahal Ace sangat butuh dukungan agar kuat sampai tengah malam nanti, tapi satu orang pun tidak ada yang bisa mendukungnya. Sangat kejam!

Omong-omong tentang Sora, hubungan mereka memang agak sulit diperjelas. Keduanya masih bicara layaknya teman satu tim. Sora juga tidak keberatan dengan gaya bicaranya, jadi tidak masalah.

"Gue kabur aja kali ya." Tiba-tiba tercetus ide itu di benaknya.

Untung ia sedang di kamar hotel yang dipesan secara pribadi. Tidak ada siapapun, bukan jadi masalah jika Ace beneran kabur dari acaranya.

"Aku juga pernah berpikiran yang sama denganmu." Ace segera menegapkan tubuhnya, ingin mendengar lebih. "Aku betulan kabur. Lalu acaranya berhenti dan tidak dilanjutkan lagi. Setelah itu aku dicari sampai ketemu. Dan kamu tahu apa yang akan terjadi setelahnya?"

"Dimarahin?"

Sora menggeleng pelan. "Aku membuat perusahaannya merugi hanya karena membatalkan acaranya. Memang tidak kena marah, tetapi saat itu aku merasa bersalah karena rugi yang ditanggung cukup besar," lanjutnya.

Sepertinya Ace harus memikirkan ulang rencananya itu. "Emang acara kayak gini selalu ngelibatin perusahaan?" tanyanya.

"Selalu. Maupun itu acara penggalangan dana atau silatuhrami, pasti Beliau akan memanfaatkan waktunya untuk melobi perusahaan lain untuk bekerjasama. Termasuk dengan mengenalkanmu ke perempuan itu. Cara Beliau sangat banyak, tidak heran jika perusahaannya sukses sampai sekarang."

Pantas saja Ace tidak pernah berhenti diperkenalkan dengan orang, rupanya memang banyak rekan bisnisnya. Seakan ingin duduk sebentar, tapi langsung dipanggil lagi untuk berkenalan dengan mereka. Melelahkan.

"Memang terdengarnya menyebalkan karena kamu tidak kenal dengan siapapun. Tapi percayalah, hal seperti itu akan selalu bisa kamu kenang seumur hidupnya. Paling tidak sekali saja kamu merasakannya."

Jujur, Ace tidak pernah membayangkan untuk hadir di dalam acara pesta dengan tamu undangan yang semuanya orang penting.

Yang ia harapkan untuk ulang tahun ibunya adalah menghabiskan waktu seharian untuk saling bertukar cerita. Ditambah dengan ayahnya, itu saja sudah cukup daripada harus pesta besar seperti ini.

Cassiopeia : Nayanika ✔️Where stories live. Discover now