1

711 28 1
                                    

"KENAPA? KALIAN BILANG KENAPA?" Lea tersenyum getir, menatap tak percaya kepada semua orang yang kini sedang menatapnya.

Beberapa dari tatapan mereka menjelaskan jika mereka kecewa, tidak suka hingga benci.

"Kalian semua lupa?" Lirihnya dengan kedua mata yang memerah.

"Okey jadi--"

.

.

.



























Bugh..

Bugh..

Kyaaa..

Bugh...

Bugh...

Seorang remaja dengan keadaan yang sudah tidak baik baik saja, dimana terdapat banyak lebam pada wajah tampannya, dia Angkasa remaja yang baru menginjak SMA 2  atau kelas 11 di salah satu sekolah yang berada di kota Bandung remaja yang kini sedang berkelahi melawan beberapa remaja lainnya.

"MANGKAT" teriaknya kepada beberapa remaja yang tadi berkelahi dengannya.

(pergi)

Beberapa remaja tadi langsung lari meninggalkan Angkasa sesuai dengan perintahnya.

"Kamu gak apa apa?"  Tanya Angkasa.

"Hiks Ng...nggak hiks" ucapnya sambil terisak.

"Aku anter pulang mau?" Angkasa menawarkan bantuannya.

Gadis tersebut menggeleng sambil terisak.

"Jangan takut atuh, da aku mah baik, tadi kan aku udah bantuin, aku gak ada niat jahat sama kamu" Angkasa berusaha meyakinkan gadis di depannya, lalu mengulurkan tangannya untuk membatu gadis tersebut berdiri, karena posisi gadis tersebut sedang duduk di trotoar.

Gadis yang sudah sedari awal menarik perhatiannya.

Seolah tak mendengar gadis tersebut malah diam saja tak menganggap ucapan Angkasa dan menundukkan kepalanya, merasa di acuhkan angkasa pun pergi.

"Angkat bang" gumam gadis tersebut dengan menatap penuh arti ke ponselnya.

Tut..

Entah panggilan ke berapa tapi yang jelas kakaknya sudah beberapa kali menolak panggilan telpon tersebut.

"Nih" Angkasa datang dengan membawa sebuah cokelat.

Gadis tersebut melihat ke arah Angkasa, kemudian beralih ke arah cokelat dan mengulangnya terus menerus.

"Buat kamu biar tenang dulu, nanti kedepannya kalo lewat jalan sini hati hati ya, jangan sendirian apalagi kamu perempuan, bahaya" Angkasa menepuk pucuk kepalanya.

"Ma..makasih" ucapnya dengan tangan yang gemetar gadis tersebut menerima cokelat pemberian Angkasa.

Diam diam Angkasa mengeluarkan senyum setipis mungkin, ah gadisnya sungguh manis.

Tunggu gadisnya?

"Ayo pulang aku anter kamu" Ajaknya.

Gadis tersebut menatap ke arah Angkasa kemudian menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan tanda ia mau di antar oleh Angkasa.

Dengan segera Angkasa membantunya berdiri.

"Ma..makasih" ucapnya.

"Aku anter naik bus kota aja ya, kamu pake rok pendek, aku gak bawa jaket"

Angkasa berusaha membuka suara untuk memecahkan keheningan.

"Emm" ia mengangguk.

Mereka sampai di halte terdekat, Angkasa langsung duduk sementara gadis yang ia tolong tadi duduk di ayunan yang memang ada di halte tersebut.

Kasalea (End)Where stories live. Discover now