19

101 14 0
                                    


Angkasa dan Bayu memutuskan untuk kembali ke kelas mereka terlebih dahulu, meninggalkan Lea bersama kedua temannya.

"Rendah hati cih" ledek Ayu.

"Rajin menabung, menabung dalam perut iya" ledek Maya.

"Berarti Lo udah pernah ketemu sama ketuanya?" Tanya Maya.

"Udah lah may, emang kenapa Lo kok kepo banget perasaan?" Tanya Lea.

"Gini le, Lo tau kan kalo Garuda itu salah satu geng yang misterius, gua pacaran sama anggotanya aja masih baru beru kemaren, sampe sekarang nggak tau siapa ketua dan wakil ketuanya, markasnya aja gua gak tau, kemaren di ajakin cuma gua takut, Lo pernah ke markasnya? Atau jangan jangan Lo ikut kemaren?" Jelas Maya.

Lea mengangguk.

"Iya kemarin gua ikut" jawab Lea santai.

Hendry dkk berjalan meninggalkan kantin, mereka melewati Lea dkk yang masih asik mengobrol.

"Lo pernah ke markas Garuda?" Tanya Ayu lagi yang jelas terdengar oleh Hendry dkk.

"Ya pernah, bahkan sering lah, emang Lo gak pernah?" Tanya Lea kepada Maya.

"Nggak, pacar gua gak pernah ajak gua ke sana, dia bilang takut gua banyak makan lah, gua sendiri takut sama pacarnya mereka, btw ada berapa anggota sih sama berapa orang yang udah punya pacar?" Tanya Maya.

"Kepo banget, maen lah ke markas" ajak Lea.

"Lo ke markas Garuda ngapain njir" tanya Ayu.

"Rebahan, makan, jajajn, bergibah ria" mana pernah lea rabahan.

"Katanya anggota mereka sangar sangar terus pada dingin lagi" tanya Maya memastikan.

"Ya emang, tapi gua juga gak tau kenapa" gumam Lea, ah dasar Maya Lea jadi mikir kan.

"Dah ah yuk, kita ke kelas" ajak Lea yang langsung berdiri dari duduknya, dari pada ia terus terusan berpikir.

Maya dan Ayu mengikuti Lea dan kembali melanjutkan obrolan mereka, sementara Hendry dkk di buat bingung dengan ucapan Lea.

"Lea tau markas Garuda?" Gumam Tito.

"Berarti, secara gak langsung Lea punya hubungan sama salah satu anggota Garuda" gumam Hendry.

"Mungkin Lea halu, ayu dia cuma ngerjain temen temennya aja" Rey memutar bola matanya.

"Ah iya juga Lea kan pinter ngayal" Dion menyetujui Rey.

Bukan hanya Dion tapi teman temannya yang lain juga ikut menyetujui ucapan Rey, mereka menganggap ucapan Lea hanya khayalan semata.

Namun sebenarnya Dion tidak benar benar percaya dengan ucapan Rey, Ia hanya mengiyakan agar teman temannya tak lagi membicarakan Lea, apalagi setelah ia melihat bandana putih yang ada di dalam tas Lea, bandana putih bergambar burung garuda yang berarti kemungkinan besar Lea  kekasih dari salah satu anggota Garuda.

Kemana Amel? Amel sudah pergi setelah di berikan kata kata manis oleh Tito tadi.

.....

Lea baru saja sampai di rumah mamanya, tidak ada siapa siapa karena kedua orang tua Abin pergi ke Jakarta untuk urusan pekerjaan, sementara Abin belum pulang dari sekolah, hingga tersisa tinggal Lea sendiri, Angkasa dan Bayu juga tadi langsung pulang.

Sesudah mengganti pakaiannya Lea turun menuju dapur untuk menguasai dapur milik mamanya, ya Lea berencana untuk memasak makanan karena perutnya sudah lapar namun tidak ada makanan yang tersisa, hanya beberapa mie instan, juga mie instan cup, bisanya Abin akan makan di cafe atau restoran, kadang Abin juga memesan makanan lewat online.

"Oke tinggal di goreng aja kan?" Gumamnya pada dirinya sendiri.

Dengan perahan lahan Lea memasukkan, irisan bawang merah dan bawang bombai, kemudian memasukkan kecap asin, dan saus tiram, lalu menuangkan kaldu bubuk.

"Senyuman-mu yang indah bagaikan, candu ingin trus kulihat walau dari jauh"

Sesekali Lea bernyanyi, suaranya memang cukup merdu namun Lea tidak pernah bernyanyi di depan orang lain.

Ia meminumnya beberapa saat hingga bau harum tercium dan kemudian ia melanjutkan untuk memasukkan bahan bahan lain, dan menyicipinya sedikit untuk memastikan apakah rasanya sudah pas atau belum.

"Selesai, apa lagi ya" gumamnya.

"Ah iya sayur, sama gorengan" ucapnya lagi.

Ia sengaja masak banyak untuk hari hari ke depan, agar Abin tidak makan makanan luar, karena kebetulan sekali Lea bisa masak.

Lea mulai membuat adonan tepung dan mengiris jagung, ya rencananya ia akan membuat bakwan jagung, setelah semua adonannya tercampur merata, Lea langsung menyiapkan minyak panas untuk menggoreng bakwan jagung tersebut.

"Walaupun dirimu tak bersayap ku akan percaya"

Nyanyian Lea.

Tak lupa untuk membulak balikkan bakwan yang berada di wajan agar kematangannya merata, selain itu ia juga memotong beberapa sayuran, bakso dan sosis rencananya ia juga akan membuat capcay kuah.

Lea memasak dengan lihainya, ia benar benar menguasai seisi dapur, setelah semuanya matang, Lea kembali menatanya di meja makan dengan rapi.

"Minumannya, Lea bikin jus kali ya, sekalian yang banyak buat besok besok" gumanya.

Dengan segera Lea mengambil beberapa mangga dan mengupasnya lalu memotong bentuk dadu agar mudah di hancurkan, ia akan membuat jus mangga yang mudah dan menyimpannya di lemari pendingin.

Setelah selesai dengan memuat jus, Lea langsung mengambil gelas untuknya, Lea membuat kopi lalu menambahkan ice kedalamnya agar menjadi es kopi.

Setelah itu ia mengambil satu bakwan jagung dan memakannya, selama memasak tadi Lea mengenakan headset dengan volume cukup kencang hingga ia tak tak menyadari dunia.

"Hooo uoooo jadikan ku sang Dewi, wooooo... dalam taman surgawi... hoowooo houwooo walaupun dirimu tak bersayap ku akan percaya kau mampu terbang bawa diriku... tanpa takut dan ragu, walaupun kau bukan titisan dewa... Ku takkan kecewa... Karna kau jadikan ku sang Dewi...... Dalam taman surgawi...... howooo..."

Ya Lea benar benar melepaskan suaranya di bagian akhir lagu tersebut, seolah olah hanya diri ya yang akan mendengar.

Kemudian ia membuka ponselnya untuk memutar musik lainnya, ia tidak benar benar memutar semua ia hanya memutar dari menit yang ia suka saja.

"Berikan aku kesempatan tuk jaganya sepenuh jiwa haaaaa  Hooo aku untuk kamu kamu untuk aku.... namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda tuhan memang satuu..... Kita yang tak sama....

Haruskah aku lantas pergi meski cinta takan bisa pergi...... iiiii houuooo namun semua apa mungkin"

Lea menyanyi dengan mata tertutup dan saat ia membuka matanya ternyata sudah ada anggota Garuda di sana menatap Lea dengan penuh kagum dan beberapa dari mereka bertepuk tangan.

"Eh ah itu maaf" Lea gugup ia benar benar merasa malu lalu pergi berlari menuju kamarnya.

"Suara Lea bagus banget, keknya kalo ikut audisi bisa di pikir pikir lagi" hibur Regi, agar Lea tidak merasa malu lagi.

Padahal jarak mereka sudah jauh.

"Gua juga baru tau suara dia sebagus itu" gumam Abin.

"Ini yang masak Lea?" Tanya Dimas.

"Mungkin, di rumah gak ada siapa siapa selain dia"

"Anjir bener bener istri idaman, suaranya bagus pinter masak pula" ucapan Gara sukses mendapat tatapan maut dari Angkasa.

"Woy pawangnya ngambek tuh" tegur Bayu dengan menyenggol bahu Gara.

"Btw ini kita boleh makan gak?" Tanya Dimas.

"Ntah tanya aja ke Lea" Abin.

"Iya bener kan Lea yang masak" timpal Bayu.

















Hay Hay Hay.....

Kasalea (End)Where stories live. Discover now