35

87 14 0
                                    


Tidak terasa memang ujian tengah semester baru saja selesai, terhitung sudah dua bulan sejak Lea membolos dan pergi ke pantai bersama Bayu dan Angkasa.

Selama dua bulan tersebut Lea selalu menghabiskan waktunya bersama Angkasa dan anggota Elang lainnya, dan sejak saat itu juga geng Cobra masih mencari keberadaan Lea untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka lakukan.

Lea semakin menguasai beberapa teknik dasar bela diri, kini ia juga sudah mahir menggunakan motor yang sama seperti yang Angkasa miliki, kadang Lea juga mengunjungi rumah Angkasa untuk bertemu ayah dan bunda.

Namun keceriaan, canda tawa berubah seketika menjadi kekhawatiran, sejak beberapa hari yang lalu, lebih tepatnya saat ujian hari ketiga di laksanakan.

Flashback (Lea)...

Bruk....

"KASA...!" teriakku saat melihat Angkasa yang pingsan di depan kelas, saat itu sedang jam istirahat jadi kelas sedang sepi hanya ada aku di sana, juga kak Bayu yang berada di samping Angkasa.

Aku langsung berlari menghampiri Angkasa, begitu diriku sampai di depan kelas, aku panik saat merasakan tangan angkasa agak dingin.

Aku panik

"Kak rez bantuin tolong" ucapku panik, dari kejauhan aku melihat kak Reza dengan segera aku berteriak dan kak Reza langsung membantu kak Bayu untuk membawa Angkasa menuju UKS.

Samar samar aku mendengar ucapan Bayu tentang penyakit Angkasa, terkejut? Tentu saja, tak percaya? Jangan di tanya, lemas? Sudah pasti, aku masih tidak percaya dengan ucapan kak Bayu, namun mengingat mimpiku beberapa bulan yang lalu sudah pasti tidak ada alasan lagi untum tidak percaya dengan ini semua.

Kejadian hari itu cukup cepat, Angkasa langsung di bawa ke rumah sakit oleh pihak sekolah setelah Bayu menjelaskan tentang penyakit Angkasa.

Entahlah aku tidak bisa berkata apa apa saat itu, aku masih shock , ya bagaimana perasaan kalian saat mendengar seseorang yang begitu kalian sayangi, cintai, selalu memberikan senyuman termanisnya, membuat mu tertawa, menghabiskan waktu bersama, ternyata dia sedang mengalami sakit keras?

Aku dan kak Bayu menemani Angkasa yang masih memejamkan matanya, hingga bunda datang dan bunda langsung menjelaskan keadaan Angkasa namun lebih detail dari yang kak Bayu ceritakan saat di sekolah tadi.

Aku sedih, rasanya ingin menangis namun air mataku tak bisa keluar, aku hanya bisa menatap kosong ke arah Angkasa, berbeda dengan bunda yang tampak tegar, kak Bayu yang sepertinya sedang menahan tangis.

Malam harinya Angkasa sudah sadar, namun ia malah bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa apa.

Flashback end...

Dan hari ini Lea sedang menemani Angkasa di rumah sakit bunda sedang pulang untuk mandi, sementara kak bay ia sedang di markas untuk meminta kepada anggota yang lain agar menjenguk Angkasa.

"Kasa kangen" Lea langsung memeluk Angkasa.

Angkasa yang di peluk memberikan senyum manisnya dengan sesekali mengelus rambut Lea, juga pipi Lea yang ia cubit.

"Gemesin banget pacar kasa" ucapnya.

"Hehe nanti malem anak anak bakal kesini loh, tapi kayanya cuma anggota inti doang" Lea.

Angkasa tersenyum lagi Lea langsung duduk di kursi samping tempat tidur Angkasa.

"Seneng dengernya, Lea baik baik sama mereka ya, yang akur sama Hendry juga, oh iya ini buat Lea, kasa mah cuma pinjem aja baru di cuci juga" Angkasa menyerahkan jaketnya kepada Lea, jaket yang tempo lalu Lea pinjam dan Lea sukai.

"Kok buat Lea?" Tanyanya.

"Ya kan katanya Lea suka, bukan cuma jaket kalo dunia ini bisa kasa juga kasih buat Lea" godanya dengan mencubit pipi Lea.

"Sakit kasa, nanti merah pipi Lea" kesalnya.

"Ututu manis banget, pacar siapa ini, kenapa gemesin banget sih" godanya lagi.

"Pacarnya Angkasa prawira, yang panglima Garuda itu loh" jawab Lea.

Hahaha Angkasa tertawa mendengar ucapan Lea.

"Oh iya kasa yang lagu favorit itu, kok lagunya gitu sih sedih, kasa udah gak suka Lea ya" kesalnya murung dengan menatap Angkasa.

Angkasa mengusap pelan rambut Lea.

"Bukan gitu Le, artinya kita harus lebih bersyukur lagi, contohnya kasa, kasa harus bersyukur udah jadi  pacar pertama buat Lea" mungkin terkahir juga.

Ucap Angkasa melirih di akhir.

"Ah gitu ya, Lea juga bersyukur bisa jadi pacar kasa, baik ganteng, mau ajarin Lea naik motor, ajarin Lea bela diri, nolongin Lea, hibur Lea juga, Lea sayang kasa banyak banyak deh pokoknya" ucap Lea.

Cup..

Lea mengecup singkat kening Angkasa.

"Udah malem le, gak mau pulang?" Tanya Angkasa.

"Ih kasa ngusir?" Kesal Lea dengan raut wajah kesal.

"Bukan ngusir le, kan udah malem, nanti taku di cariin orang rumah, eh nanti aja pulangnya kasa suruh Bayu anter Lea pulang" jelas Angkasa.

"Lagian di rumah gak bakal ada yang sadar Lea udah pulang apa belum" curhat Lea.

"Mungkin nanti ada" ucap Angkasa.

Ceklek..

Baru saja di bicarakan Bayu sudah datang, namun ia sendiri tidak seperti yang dia ucapkan.

"Katanya sama anggota inti?" Tanya Lea.

"Banyak yang gak bisa, katanya sih besok pagi mau pad kesini" ucap Bayu.

"Bang Abin juga?" Tanya Lea.

Bayu mengangguk.

"Ia gak bisa juga, kasanya ada urusan di rumahnya" jelas Bayu.

"Oh gitu" gumam Lea.

"Lea sayang udah malem, gak pulang nak?" Tanya bunda yang baru saja datang bersama ayah dan Agam.

"Ini mau Bun" ucap Lea.

"Ya hati hati ya Bayu bawa motornya, Lea pake jaket nak, kamu masih pake seragam di luar dingin, apa lagi hujan juga baru banget reda" ucap ayah.

Angkasa memberikan jaket miliknya yang kini sudah menjadi milik Lea, dengan segera Lea memakai jaket tersebut.

"Bay anter sampe rumahnya ya" perintah bunda.

"Awas leanya jangan sampe lecet" angkasa dengan menatap Bayu tajam.

"Tenang aja sama Bayu mah aman pokoknya" ucap Bayu.

"Lea Pamit yah, Bun" pamitnya.

Bunda dan ayah mengangguk lalu Lea pergi di ikuti Bayu, mereka berdua bejalan bersamaan menuju parkiran.

"Kak bay, kok kasa beda yah" tanya Lea.

"Beda apanya?" Tanya Bayu.

"Kaya lebih ganteng aja, hehe" ucapnya sambil tertawa.

"Le, ini kan udah hampir jam 9 ya, kalo nanti di rumah ada apa apa langsung telpon kak bay aja oke, soalnya kak bay mau nginep di rumah sakit udah pasti kak bay gak bakal tidur" perintah Bayu.

"Oke siap" Lea kemudian ia menatap ke sekeliling, menikmati pemandangan cantiknya kota Bandung saat malam hari, dengan udara sejuk, hampir dingin, apa lagi hujan baru saja reda membuat tanah dan aspal mengeluarkan bau khasnya.













Hay Hay Hay....

Kasalea (End)Where stories live. Discover now