39

95 15 0
                                    


Lea sudah rapi dengan penampilannya meski sedikit kelelahan karena ia belum istirahat dari kemarin, namun ia tetap menyetujui ajakan Bayu Karena mungkin saja Bayu butuh seseorang untuk menemaninya.

"Kak rez" sapa Lea kepada seseorang yang sedang lewat di depan rumahnya.

"Mau kemana le, bukanya istirahat" Reza.

Ya Reza bisa di bilang sejak Reza membantu Lea dan Bayu saat itu, mereka jadi cukup dekat, bahkan Reza juga sudah mirip dengan Bayu selalu mengutamakan Lea dan menganggap Lea seperti adiknya.

"Kak bay ngajak ketemuan, di cafe" ucap Lea dengan menunjukkan room chattnya dengan Bayu.

"Eh itu mah cafe tempat Kaka part time, ini mau berangkat, bareng?" Tawar Reza.

Reza memang sudah bekerja, sejak kedua orang tuanya meninggal, Reza mulai mandiri dengan berkerja di beberapa tempat, seperti di bengkel dan cafe, tak jarang ia juga membatu temannya untuk menjaga parkiran, di balik itu semua Reza juga salah satu anggota geng Jaguar.

"Ngerepotin nggak?" Tanya Lea.

"Nggak dong buat adik sendiri kok" goda Reza yang membuat Lea malu malu.

"Apaan sih kak" malu Lea.

"Sini naik" ajak Reza.

Tanpa berbasa basi Lea langsung menaiki motor Reza menuju cafe tempat Reza part time, ah sebenarnya cafe tersebut milik mendiang ibunya, jadi secara tidak langsung cafe tersebut juga milik Reza.

....


Sesampainya mereka di cafe Lea langsung turun dan memasuki cafe sementara Reza ia pergi untuk memarkirkan motornya terlebih dahulu.

"Mau makan le? Atau minum?" Tanya Reza.

"Kakak kan tau Lea lagi hemat" Lea cemberut wajahnya memelas.

"Kan kakak tanya le, bukan suruh beli, lagi pula ini kan cafe punya kakak juga, kalo Lea mau makan atau minum apa aja buat Lea gak bayar, Lea udah kaya adik kakak sendiri loh, dan kakak gak pernah ngerasa di repotin sama lea" Reza kesal ya sudah beberapa kali Lea selalu menolak pemberian Reza dengan alasan takut merepotkan.

"Nih" tak hanya menceramahi Lea, Reza juga memberikan Lea beberapa lembar uang.

"Nggak usah kak, tabungan Lea masih banyak, Lea cuma hemat doang" tolak Lea, sebenarnya Lea juga sudah berkali kali di beri uang jajan oleh Reza karena, hanya Reza yang tau jika Lea sudah 4 bulan tidak di beri uang oleh keluarganya, entah karena alasan apa Reza tidak tau.

"Le denger, kalo Lea butuh apa apa, Lea punya kakak sama kak bay, Lea minta sama kita, mulai bulan depan kakak bakal kasih kamu uang bulanan, kakak gak Nerima penolakan, bukannya apa le, kamu udah gak di kasih uang lagi sama orang tua kamu, kalo kakak gak kasih kamu sekolah jajan pake apa, belum lagi kebutuhan kebutuhan lainnya" ceramah Reza.

Lea yang sudah malas mendengar ceramah Reza hanya mengangguk anggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

"Ambil uangnya" paksa Reza.

"Makasih kak" ucap Lea dengan memasukkan uang yang di berikan oleh Reza ke dalam saku celananya.

Reza tersenyum, kemudian mengelus lembut rambut Lea.

"Kakak ke belakang dulu" ucapnya.

Lea mengangguk.

"Bar" Reza kepada salah satu rekannya, yang di balas anggukkan.

Lea menoleh ke arah luar, terlihat ada Bayu di sana yang hendak menyebrang.

"Kak Akbar, Lea ke luar dulu ya" pamit Lea kepada rekan Reza.

"Jangan jauh jauh, hati hati" peringat Akbar.

Lea mengangguk kemudian melangkah keluar dari cafe untuk menunggu Bayu di luar.

Ketika lea berada di luar cafe Lea malah melihat satu sosok yang mirip dengan Bayu, namun Lea yakin Bayu yang baru datang itu baru kak bayu nya.

Sementara di sisi Bayu, Bayu langsung menghampiri Bagas yang baru saja hendak menyebrang untuk menemui Lea.

"Maksud Lo apa ngajak Lea ketemuan, dia masih butuh istirahat, mana pake ponsel gua gak tau sopan santun banget" kesal Bayu.

Bagas menatap remeh ke arah Bayu.

"Asal Lo tau dia orang yang pernah gua tolong, gua cuma gak mau dia kira yang nolong dia itu Lo, jadi harusnya posisi Lo sekarang itu milik gua" Bagas berbicara dengan angkuh.

"Cih, bahkan Lea aja gak inget sama kejadian itu" Bayu menatap Bagas dengan jijik.

"SIALAN" maki Bagas tepat di depan matanya.

"KENAPA MUKA KITA HARUS SAMA, GUA JIJIK SAMA LO, POSISI LO DEKET SAMA LEA ITU HARUSNYA MILIK GUA, DAN APAPUN MILIK GUA HARUS JADI MILIK GUA, GUA BAKAL AMBIL DIA DENGAN CARA APAPUN, BILA PERLU CARA KOTOR ATAU DENGAN KORBANIN NYAWA LO SEKALI PUN GUA RELA" ucapnya.

Bayu terdiam mendengarkan ucapan adiknya, sementara Bagas ia tampak hendak menyebrang untuk menghampiri Lea yang terlihat cemas dan khawatir bersamaan.

"SIALAN AWAS" teriak Bayu.

BRUKK

Bayu mendorong Bagas yang hampir saja tertabrak mobil, namun Bayu lebih dulu mendorongnya hingga Bayu lah yang tergeletak di jalan.

"KYA.......! KAKAK....!" teriak Lea yang langsung berlari menghampiri Bayu yang sudah bersimbah darah.

Lea langsung terduduk di jalan dan memangku kepala Bayu, beberapa warga yang sedang berlalu lalang langsung memanggil ambulance menuju lokasi.

Bagas? Ia terdiam ia terkejut dengan hal yang beru saja menimpa kakak kembarnya, tubuhnya seakan kaku.

Reza yang sedang berada di ruangannya langsung berlari keluar ketika mendengar teriakan Lea yang begitu keras.

"Kak.. kakak jangan tidur, kakak liat Lea kakak" Lea terus menerus menepuk pelan pipi Bayu.

"Ka...kakak gak tidur, le"  Bayu terbata bata Lea yakin sekali Bayu sedang menahan sakit yang luar biasa kali ini.

Tangannya dengan gemetar meraih saku bajunya dan mengeluarkan beberapa uang dia sana.

"Buat Lea, pake ya, Kakak takut gak bisa penuhin janji Kaka huh buat bayar siomay Lea" dengan susah payah Bayu mengucapakan kata kata tersebut.

Lea menggeleng kedua matanya berkaca kaca, bayangan saat di tinggalkan Angkasa langsung terlintas di pikirannya bagai sebuah kaset yang terus berputar, baru hari ini Angkasa di makamkan.

"Kak kakak ngomong apa, jangan gitu" Lea berbicara dengan air matanya yang menetes ke wajah Bayu.

"Ja...jangan nangis le, Lea jelek" dengan susah payah juga Bayu berusaha untuk menghapus air mata Lea.

Bagas dan Reza menghampiri Lea dan Bayu, Reza dengan segera mengambil ponsel Lea untuk menghubungi kontak siapa saya yang ada di ponsel Lea sementara Bagas ikut terduduk di samping Lea.

Dengan kasar Lea mendorong tubuh Bagas dengan salah satu tangannya.

"KYA...... KAKAK BANGUN HIKS BANGUN jangan tinggalin Lea" teriak Lea dengan melirih di akhir.

Tak lama dari itu ambulan datang dengan segera Reza membantu bara tim medis untuk membawa Bayu ke mobil ambulan.
















Hay Hay Hay....

Kasalea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang