26

98 12 4
                                    


Lea dan Bayu baru saja sampai di rumah sakit tempat Angkasa di rawat, mereka langsung mencari kamar rawat Angkasa, setelah bertanya dengan resepsionis sesat mereka masuk tadi.

"Ini kamarnya" ucap Bayu.

Lea mengangguk, salah satu tangannya menggenggam gagang pintu dan menekannya bersamaan dengan tangan lainnya mengetuk pintu.

Mereka berdua masuk namun tidak ada siapa siapa di sana, sepertinya ayah masih bekerja sedangkan bunda entah berada di mana munging sedang pulang sebentar, lalu agam sepertinya baru saja pulang sekolah, sama seperti Lea dan Bayu.
 
Hanya ada Angkasa seorang diri itupun ia sedang tertidur, tak mau membangunkan Lea lebih memilih duduk di kursi yang ada di samping tempat Angkasa berbaring.

"Kak bay keluar dulu ya" bisik Bayu.

Lea mengangguk, Bayu langsung pergi meninggalkan Angkasa dan Lea, Lea memperhatikan lekat wajah Angkasa yang tampak semakin tampan ketika di lihat dari dekat.

"Ganteng banget pacar Lea" gumamnya dengan mengelus rambut Angkasa.

"Mimpi apa sih, gak bangun bangun perasaan, padahal Lea sama kak bay pengen introgasi kasa, kenapa wakil ketua Garuda bisa sakit hah, sakit apa? Mukanya pucet banget sih, tapi masih tetep ganteng kok, Lea suka" usapan Lea kini sudah beralih menuju pipi Angkasa.

"Cepet sembuh Garuda nya Lea, kalo kalo sembuh jangan lupa bawa Lea terbang lagi"

Menunggu Angkasa yang tak kunjung bangun, serta Bayu yang belum kembali Lea menjadi ngantuk, Lea menumpuk kedua tangannya menjadi bantalan dan tertidur.

Dengkuran halus terdengar menandakan Lea sudah benar benar tertidur, perlahan lahan Angkasa membuka matanya, sebenarnya saat Lea mengusap rambut Angkasa, Angkasa memang terbangun, namun ia berpura pura untuk tidur karena ingin mendengarkan apa yang Lea bicarakan tentang dirinya.

Kedua mata Angkasa memerah, perlahan tapi pasti mengeluarkan cairan bening yang sepertinya sudah ia tahan sedari tadi.

"Maaf" lirihnya dengan mengusap kepala Lea.

"Maafin kasa"

"Dulu kasa gak peduli mau sembuh atau nggak, sekarang kasa sadar kasa harus sembuh buat Lea, maaf tapi semuanya udah terlambat" gumamnya, air matanya terus keluar dengan dengan tangan yang masih mengusap kepala Lea dengan penuh kasih sayang.

Ya Angkasa si wakil ketua dingin dari geng yang terkenal misterius itu sedang menangis di hadapan seorang gadis yang berstatus sebagai kekasihnya.

Cklek...

Bayu masuk dengan membawa beberapa bungkus makanan.

"Sa?" Tanya Bayu.

Angkasa menatap bayu, dengan segera menghapus air matanya secara kasar.

"Bantuin gua angkat Lea, tidurin dia di sini" pinta Angkasa.

Angkasa bergeser sedikit agar Lea bisa tidur di sampingnya, dengan begitu badan Lea tidak akan sakit sakitan saat nanti Lea terbangun.

Dengan segera sesuai permintaan sahabatnya Bayu memindahkan Lea, agar berbaring di samping Angkasa.

"Thanks"

Angkasa mengecup pucuk kepala Lea cukup lama, bahkan air mata Angkasa kembali turun dan menetes di atas kepala Lea.

"Kunaon sa?" Tanya Bayu lagi.

(Kenapa sa?)

"Bay misal umur gua gak cukup, titip Lea ya" ucap Angkasa.

"Hah?" Bayu bingung ia tak tau apa apa kenapa tiba tiba di titipi Lea, ia mau mau saja toh Lea sudah ia jadikan sebagai adiknya, namun kenapa Angkasa tiba tiba berkata seperti itu.

Kasalea (End)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें