7

113 20 0
                                    


"Masuk, mandi, cuci muka"

Angkasa dan Lea kini sudah sampai di depan rumah Lea yang terlihat sepi, karena memang tidak ada siapa siapa, orang tua mereka sibuk bekerja di Jakarta, Hendry selalu pergi pergian dengan Elang gengnya, jadi Lea selalu sendirian di rumah yang bisa di bilang cukup besar itu.

Ting...

Lea mendapat pesan masuk, ternyata dari kakaknya Hendry tidak akan pulang malam ini karena akan menginap di markas Elang.

"Lea males pulang" gumamnya.

"Sepi ya?" Tanya Angkasa.

Lea mengangguk.

"Udah biasa padahal, orang tua kerja pulang pasti beberapa bulan sekali, Hendry kumpul terus sama gengnya"

"Yaudah ikut bentar mau gak?"

"Kemana?"

"Udah yuk ikut aja" ajak Angkasa yang langsung menarik Lea.

Angkasa dan Lea kembali meninggalkan rumah Lea, Angkasa membawa motornya dengan kecepatan sedang membawa Lea mengelilingi beberapa sudut kota Bandung.

Hingga berhentilah mereka di salah satu mall, Lea turun dari motor begitu juga dengan Angkasa, Angkasa tidak melepaskan bandana yang menutupi sebagian wajahnya.

"Mau makan?" Tanya Angkasa.

"Boleh" Lea mengangguk, karena ia juga belum makan sedari pulang sekolah tadi.

"Kasa ada alergi nggak?"

"Ada" ucapnya.

"Apa?"

"Kasa alergi kalo jauh jauh dari Lea bawaannya kangen terus" Angkasa mengacak-acak rambut Lea.

"Ih kasa jadinya copot kan" kesal Lea ketika bandana di kepalanya terlepas.

"Sini kasa bantu benerin"

Angkasa mengambil bandana tersebut dari tangan Lea, dan melakukan beberapa gerakan seolah hendak angkat beban, padahal hanya membenarkan bandana.

"Udah lah, kasa gak bisa"

Lea langsung merebut bandana tersebut dan memasukkannya ke dalam tas kecil yang ia bawa.

"Maaf hehe" tawa Angkasa.

"Kita maka di sana, gak apa apa kan?" Tanya  Angkasa memastikan.

"Iya gak apa apa"

Mereka berjalan mendekati restoran yang hendak mereka tuju, namun belum juga masuk Lea malah berhenti matanya menatap seseorang, telinganya mendengar dengan jelas setiap perkataan yang keluar dari orang tersebut.

"Adek Abang, makan yang banyak ya, biar gembul" ucap Hendry.

Ya Hendry dkk juga sedang berada di restoran tersebut dengan seorang gadis yang duduk di samping Hendry, bukan bukan itu yang membuat Lea kesal, yang membuat Lea kesal adalah bisa bisanya Hendry menganggap dirinya yang jelas jelas adik kandungnya sebagai pengganggu, namun ia justru lebih peduli pada orang lain yang jelas jelas bukan siapa siapanya.

"Definisi air lebih kental dari pada darah"  gumam Lea yang bahkan hampir tak terdengar oleh siapapun selain dirinya.

"Ah kita jangan makan di sini, kayanya ratingnya buruk" Angkasa langsung menarik Lea menjauh dari restoran tersebut.

Angkasa menarik Lea menjauh dari restoran tersebut lalu membawanya ke toko boneka.

"Sebagai perayaan hari pertama kita jadian, Lea mau boneka yang gimana?" Tanya Angkasa yang berusaha untuk menghibur Lea, Angkasa tau jelas bagaimana perasaan Lea saat ini karena dirinya melihat dengan jelas sorot mata Lea yang sangat tajam kepada Hendry, sama seperti sorot matanya saat melihat ke arah Dimas tadi.

Kasalea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang