3

177 19 0
                                    


Seperti saran dari bunda Angkasa sudah sampai di depan rumah Lea dengan rapih dan tentu saja wangi, tak lupa dengan pesan ayah untuk membawa helm lebih.

Lea yang baru keluar dari rumahnya melihat Angkasa sedang duduk di motornya dengan menggunakan bandana yang menutupi sebagian wajahnya, bukan hanya ada Angkasa disana tapi ada seorang pria yang juga sama seperti Angkasa menggunakan bandana yang menutupi sebagian wajahnya, namun dia agak berbeda karena terdapat bekas sayatan di alis sebelah kirinya, yang memanjang hingga ke jidat dan hampir mengenai mata, satu kata yang mewakilkan mereka TAMPAN.

"Pagi Angkasa" sapa Lea dengan senyum manis yang membuat Angkasa ikut tersenyum meski sangat tipis karena tertutup bandana yang ia kenakan.

Padahal sebelum keluar dari rumahnya Lea menekuk wajahnya karena semalam ia mencuci tangannya, ya hal yang tanya tidak akan Lea lakukan tapi Lea lakukan karena ia harus mandi, tak apa sebut saja Lea lebay tapi kalian juga pasti pernah berpikiran sama seperti Lea.

"Pagi juga Lea" balasnya yang kini sudah melepas bandana yang di kenakan nya.

"Ganteng banget, astaga, masih pagi di beri nutrisi seperti ini, apa apaan, apa maksudnya ini Tuhan, anda ingin hamba cepat menemui ajal apa bagaimana"

"Dia?" Tanya Lea setelah tersadar dari lamunannya dengan melirik ke laki laki yang sedang duduk di motornya dengan merapihkan rambutnya.

"Ah bay, kenalkeun iye teh, nu ceuk urang Ning" Angkasa dengan menepuk punggung laki laki yang di panggil bay.

(Kenalin ini, yang kata aku loh) Angkasa berbicara dengan logat dan bahasa Sunda, yang membuat Lea tersenyum, entahlah menurutnya lucu.

"Geulis" ucapnya.

(Cantik)

"Iya atuh" bangga Angkasa.

(Iya dong)

"Bayu" ucapnya.

Sama seperti Angkasa Bayu juga melepas bandana.

"Lea"

"Nah Ayo berangkat, ini helmnya" Angkasa memberikan helm kepada Lea.

"Makasih, tapi nanti nanti gak usah, aku punya helm sendiri" ucap Lea dengan mengubah gaya bicaranya.

"Oke" Angkasa tersenyum lagi.

Angkasa langsung duduk di motornya untuk memakai kembali bandananya dan di ikuti Lea yang duduk di belakang Angkasa, sementara Bayu di belakang motor mereka sendirian karena ia tidak membonceng siapa siapa.

.

.

.

Sesampainya mereka di sekolah Lea langsung turun dari motor Angkasa, wajahnya terlihat keheranan karena angkasa dan Bayu juga ikut turun.

"Kita satu sekolah?" Tanya Lea heran.

"Iya, aku sama Bayu kakak kelas kamu" ucap Angkasa dengan mengusap lembut rambut Lea.

"Ehh"

Lea terkejut karena ia baru tau itu.

"Jangan jangan Lo kak kasa yang itu kan?" Tuduh Lea.

Bahkan kini Lea kembali mengubah gaya bicaranya.

Angkasa memang salah satu brandal sekolah yang cukup terkenal karena ketampanannya dan kepintarannya, bukan hanya Angkasa, Bayu juga sama tapi Bayu lebih di kenal karena sifat dinginnya.

Dari desas desus yang Lea dengar ada geng motor yang terkenal sangat brutal namun tidak mudah di temukan, atau di ajak bekerja sama, jadi entah mengapa Lea malah berfikir jika Angkasa salah satu anggota dari geng itu.

Kasalea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang