8

113 18 0
                                    


"Lagi, lagi, lagi sialan mukanya ketutup" kesal Dion.

"Bukan ketutup bodoh, emang dia ngebelakangin kita" Hendry berbicara dengan tampang datar.

"Lagian lo kenapa sih, keknya penasaran banget sama muka si Bayu Bayu itu" tanya tito.

"Ya gua penasaran aja, lebih ganteng gua apa dia"

"Ya jelas dia lah, kalo Lo lebih ganteng dari si Bayu Bayu itu, udah jelas Lea bakalan suka sama Lo buka si bayu Bayu itu" ucapan Tito memang seperti silet.

"Emm emang dia siapa?" Tanya perempuan yang di panggil adek oleh Hendry.

"Amel, dia itu adik kandung Hendry" jelas Dion.

"Kok dia gak ramah sih sama bang Hendry?" Tanya Amel.

"Dia emang gitu, gak gampang terbuka sama orang"

"Lah bukannya Lo yang bilang kalo adek Lo itu pengganggu, makanya dia jaga jarak sama Lo" sindir Rey.

Seketika mereka semua hening.

Sementara itu Lea dan Angkasa kini sedang asyik memakan nasi goreng pesanan mereka di pinggir jalan, jangan salah nasi goreng di pinggir jalan adalah nasi goreng ter Ter Ter yang pernah ada, mulai dari terenak, termurah, terbanyak dan terdekat juga termudah untuk di dapatkan.

"Tipe laki laki idaman Lea yang gimana?" Tanya Angkasa tiba tiba.

"Simpel sih, Lea cuma mau yang se frekuensi, bisa saling ngertiin, perhatian, orang yang bisa Lea jadiin tempat ternyaman untuk pulang, dan yang paling penting orang itu mau berbagi kulit ayam CFC sama Lea" jelasnya dengan terperinci.

Angkasa tersenyum, ia mengira Lea akan menyebutkan semua hal hal yang tidak ia miliki namun ternyata tidak, Lea hanya memimpikan seseorang yang mengerti dirinya, dan soal kulit ayam CFC, tentu saja akan Angkasa berikan dengan suka rela, toh ia tidak bisa memakannya.

"Kasa dong" ucap Angkasa dengan pedenya.

"Ya mungkin" gumam Lea sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya.

"Makasih kalungnya" Angkasa memperhatikan kalung tersebut.

"Sama sama, makasih juga bonekanya, Lea suka, eh nggak suka banget"

Mereka pun melanjutkan makannya.

"Eh kasa belum pulang dari tadi gak bakal di cariin?" Tanya Lea, ketika ia baru menyadari hal tersebut.

"Kasa laki laki Lea, mau pulang jam berapapun gak bakal di cariin, bahkan kasa inget pulang aja udah sukur"

"Ohh, udah abis yuk pulang" pinta Lea.

"Yuk" Angkasa berdiri dari duduknya lu memberikan uang kepada penjual nasi goreng tersebut, dan mereka pun pulang, ah lebih tepatnya Angkasa yang mengantar Lea untuk pulang, baru dirinya pulang ke rumahnya.

"Kasa liat" tunjuknya, kepada wajahnya yang kini ikut ikutan mengenakan bandana untuk menutupi sebagian wajahnya.

"Cantik, kok sekarang bisa cukup?, Bukanya tadi kebesaran?" Tanya Angkasa.

"Lea lipet lipet sampe cukup" ucap Lea.

Angkasa mengacak rambut Lea.

"Ck ni orang makin lama makin gemesin, untung udah jadi milik gua coba kalo gak gua dapetin, pasti gua nyesel se nyesel nyeselnya, apalagi kalo yang dapetin Lea sejenis Bayu, dah pasti gua gak ikhlas"

"Kasa ayok ih katanya pulang, malah ngelamun" Lea menarik baju Angkasa berusaha menyadarkan Angkasa dari lamunannya.

"Eh iya ayo" ucap Angkasa.

Kasalea (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt