29

90 15 0
                                    


Disinilah mereka berada di sebuah kantin sekolah yang saat ini cukup ramai karena ratusan siswa ikut mengantri untu membeli makanan, setelah mengantarkan mangkok tadi Lea langsung kembali ke kelasnya.

Jika kalian ada yang bingung kemana Hendry dkk? Jawabannya mereka ada namun mereka kini sedang berkumpul di gudang sekolah yang mereka jadikan tempat mereka berkumpul, tidak seperti kemarin kemarin, sejak satu bulan yang lalu mereka sudah jarang sekali ke kantin.

Lea dengan duduk manis dengan memakan makanan kesukaannya apalagi jika bukan siomay, Lea memang tidak menyukai ikan namun jika itu siomay maka akan Lea terobos.

"Noh liat yang katanya gak suka ikan, tapi siomay di habiskan" sindir Bayu.

"Asal gratisan sikat aja, btw kakak masih punya satu hutang siomay sama Lea" ucapnya, Lea dan yang lain sudah melupakan masalah tadi pagi.

Bayu menatap Lea datar.

"Ke alun alun yuk" ajak Lea.

"Ngapain?" Tanya Angkasa.

"Iya males, panas" timpal Bayu.

"Kita sebagai warga Bandung haru sering sering ke alun alun kota Bandung, coba kalian liat warga Surabaya kasian mereka belum tentu bisa ke alun alun Bandung setiap hari"

"Jangan kan mereka, le kamu aja belum tentu bisa setiap hari ke alun alun Surabaya, emang pernah ke sana?" Tanya Bayu.

"Nggak sih" Lea tersenyum dengan memamerkan giginya.

"Kayak kuda" ledek Bayu.

"Ah bener tuh, kita ke pacuan aja" ajak Lea.

"Dia ngomong udah kek orang sananya aja" bisik Angkasa.

"Kalo bisik bisik gak usah di depan orangnya" ucap Lea dengan mengaitkan rambut sisi kanan dan kirinya ke belakang telinga.

"Jadi inget scene Patrick yang abis operasi telinga" gumam Bayu.

Hahahah

Angkasa tertawa padahal menurut Lea itu tidak lucu.

"Apaan sih gak jelas" Lea kembali melanjutkan makannya.

"Hayu atuh ih, kita jalan jalan kemana kek, bosen tau"

"Ya kemana le, perasaan udah semua" ucap Bayu.

"Kan perasaan Kak" gemas Lea, ia menyimpan garpu-nya dengan penekanan.

"Udah lah nggak usah jalan jalan, kapan kapan lagi aja, Angkasa kan baru sembuh" Bayu dengan mengusap kepala Lea.

"Yaudah, janji tapi" Lea menyodorkan garpu yang tadi ia simpan ke arah Bayu.

"Iya neng iya"

"Simpen le bahaya" tegur Angkasa.

Dengan segera Lea menyimpan kembali garpu tersebut.

"Jalan jalannya Kapan kapan lagi aja oke" sama seperti Bayu Angkasa juga mengelus kepala Lea.

"Iya deh"

"Nah gitu dong, good girl"

Samar samar wajah Lea memerah, bukan lebay atau apa, terserah sih jika kalian akan menganggap Lea lebay tapi saat angkasa menyebut "good girl" Angkasa menggunakan deep voice nya.

"Gemes banget, kapan kapan Lea suruh kasa nyanyi cooking like a chef  ah harus pokoknya, gemes pasti huaaa berasa pacaran sama Felix straykids, ah bukan deng ini mah pilik Cinambo" 

Teriakan yang hanya terjadi di dalam hati Lea.

Angkasa? Ia menyadari Lea yang wajah memerah, ia juga ikut tersenyum.

Kasalea (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя