5. Kejutan SaSe

1.4K 102 19
                                    

LIMA
Kejutan SaSe
⠀⠀

⠀⠀Sumpah, aku tidak akan mendengar saran Oh Sehun lagi.

⠀⠀Karena, SSS—Sehun Sangat Sesat.

⠀⠀Dan si Bego itu masih berani tertawa ketika aku ke rumahnya sepulang dari Singapura, menangis di meja makan dengan Sashi dan kucing-kucing Blackpink mengelilingiku.

⠀⠀Butuh beberapa waktu bagiku untuk benar-benar berfungsi normal lagi, menetralkan diri, setelah ditolak oleh seorang Park Chanyeol. Tapi, tak peduli bagaimana aku mencoba, bayangan atas anak laki-laki impianku telah berubah secara permanen.

⠀⠀Sekarang, setiap aku memejamkan mata, aku bisa melihat mata bulat yang familiar, dengan telinga kecil mencuat seperti elf dari dongeng.

⠀⠀"Coy." Sashi menghampiri, tepat setelah aku selesai mematikan lampu-lampu butik kami. Ini sudah jam 5 sore, waktunya butik tutup untuk hari ini.

⠀⠀"Hm?" gumamku asal, mulai sibuk dengan deretan hanger yang harus kukembalikan ke gudang.

⠀⠀"Weekend ini ngumpul ya di rumah gue? Ada Syarah, Dhea, sama Chanyeol juga."

⠀⠀"Heh?" Aku mengerutkan kening. Rasanya random sekali mendengar nama Syarah dan Chanyeol dalam satu kalimat. "Ada apaan?"

⠀⠀"Gue pengen bikin rame-ramean aja." Sashi nyengir, tapi alarm suudzonku langsung menyala. 'Curiga Dulu Pokoknya' adalah motto hidupku.

⠀⠀"Pasti ada something-something nih. Gue mencium bau-bau mencurigakan."

⠀⠀"Lu pikir lu anjing bandara? Gak usah ngendus-ngendus gitu, Blok!" Sahabatku mengerutkan hidung, sebelum mengatupkan tangan ke mulut dengan kaget. "Ah, elu sih! Gue jadi ngomong kasar kan!"

⠀⠀"Dih, gue disalahin! Eh tapi—kok Ceye bisa di Jakarta?"

⠀⠀"Biasalah, doi abis potosut sama Adipa di itu tuh, apa namanya yang di Thailand?"

⠀⠀"Apa sih? Lu mah bikin gue mikir! Bangkok? Chiang Mai? Chiang Rai? Pattaya?"

⠀⠀"Yang pulau-pulau ituuu!"

⠀⠀"Ih, mana gue tau! Koh Samui?"

⠀⠀"NAH IYAA!"

⠀⠀"Duh," aku meringis, mengelus telinga yang nyeri karena Sashi berseru tiba-tiba.

⠀⠀"Btw, lu bisa bikin lasagna lagi, kan? Gue pesen seloyang gede yang kayak waktu itu ya coy~"

⠀⠀"Selama gak digoreng mah, bisa. Si Zikri lagi sibuk kuliah mulu soalnya."

⠀⠀Iyaa, Ar sebenernya bisa masak kok, asal..

⠀⠀1. Gak males, dan

⠀⠀2. Gak digoreng.

⠀⠀Pokoknya, kalau ada yang goreng-gorengan, itu bagian Zikri—adik sepupuku—yang akan kusuruh menghadapi wajan dan minyak.

⠀⠀Tapi jawabanku sudah cukup utnuk Sashi mengangguk-angguk puas. "Okeh! Mantab!"

⠀⠀Aku membawa mobil bututku memasuki gerbang rumah SaSe yang dibuka secara otomatis oleh satpam mereka dari pos. Mobil Panther hitam yang kuberi panggilan kesayangan si Macan itu berderum seperti guntur, sebelum batuk-batuk dan berderum lebih keras lagi, ngalah-ngalahin bunyi truk.

⠀⠀Mengerutkan hidung, aku memarkir si Macan tepat di belakang Audi Sehun. Di sebelah mobilku, sudah terparkir rapi mobil Syarah dan Dhea. Kurang Aul—yang pindah ke Bali sejak dua tahun lalu. Tapi segini saja pasti cukup ramai. Syarah, si Uda kesayangannya, dua anak mereka. Dhea dan bebebnya, bersama bayi juga.

Best Knock Up PlanWhere stories live. Discover now