10. Gimana Sih?

1.2K 78 14
                                    

SEPULUH
Gimana Sih?
⠀⠀

⠀⠀Setelah percobaan keenam.

⠀⠀"I'm flyyyyiiiiiing!!!!!" Zafran tergelak, sementara Chanyeol mengangkatnya di atas kepala, berputar-putar mengitari ruang tengah SaSe.

⠀⠀"Aduhh ya Allah, Chanyeooool jangan tinggi-tinggi!" omel Syarah, mendongak pada Zafran yang masih kegirangan sendiri.

⠀⠀"Yeol, jangan terlalu tinggi. Syarah bisa jantungan," aku menerjemahkan, mulut sibuk mengunyah sisa kue dari acara nujuh bulanan Sashi tadi siang.

⠀⠀"Gue liat-liat kayaknya Ceye udah siap tuh jadi bapak," goda Sashi, mengelus perut yang semakin besar. Tadi, SaSe juga mengumumkan bahwa jenis kelamin anak mereka adalah perempuan, dan namanya juga sudah ditetapkan. Anastasia Oh.

⠀⠀Sehun sih ngakunya itu nama hasil dari semedi tiga hari tiga malam di Gunung Papandayan, tapi aku yakin Sashi yang punya ide. Sebagai sahabat yang sudah bersama Sashi sejak kuliah, aku tahu Anastasia dalam kepalanya pasti Anastasia di Fifty Shades of Grey. Yup, film favorit temanku yang rada cabul itu.

⠀⠀Setelah acara, aku dan teman-teman dekat lainnya berkumpul di ruang tengah SaSe—markas besar kami. Aku duduk di meja makan, menghabiskan kue-kue yang tersisa sementara Jennie bergelung di pangkuan, sesekali minta dielus.

⠀⠀"Pasti akan sangat epic kalau Hyung dan Ar berhasil punya anak," celetuk Sehun tiba-tiba, mulut penuh lemper.

⠀⠀Chanyeol mengembalikan Zafran pada ibunya yang misuh-misuh, menghampiri meja makan dan mencomot kue asal, memasukkannya bulat-bulat ke mulut.

⠀⠀Sashi melirik laki-laki itu jahil. "Ah, aku jadi tidak sabar menunggu keponakan yang telinganya seperti gantungan panci."

⠀⠀"Kau bilang telingaku gantungan panci, hah?" protes Chanyeol, duduk di sebelah sahabatnya, "mmh, kue ini enak sekali. Apa sih namanya?"

⠀⠀"Itu mah nastar," jawab Sehun, "tapi aku penasaran, hyung. Apakah anakmu nanti akan diberitahu kalau kau gay?"

⠀⠀Sontak, Sashi mencubit paha suaminya dari bawah meja. Aku tahu karena Sehun tiba-tiba berjengit, meringis kesakitan.

⠀⠀Chanyeol malah menoleh kepadaku. "Bagaimana menurutmu, Ar-ah?"

⠀⠀"Harusnya aku yang tanya padamu. Kan itu rahasiamu."

⠀⠀"Sebaiknya kalian berbohong sedikit dan bilang kalau kalian setidaknya pernah pacaran." Sehun mencaplok lemper lagi. "Kasihan kan kalau anak itu tahu dia tidak datang dari orang tua yang saling mencintai—AW! Aduh, apa sih Beb nyubit mulu?"

⠀⠀"Mulut kamu tuh, remnya blong!" omel Sashi sebal.

⠀⠀Harusnya minggu ini percobaan ketujuh. Aku sudah bersiap untuk membeli tiket pesawat ke Seoul, tinggal mencocokkan dengan jadwal Chanyeol.

⠀⠀Jadi, aku mengirim chat padanya, bertanya kapan dia ada waktu. Namun, tiba-tiba saja Chanyeol malah meneleponku. Aku mengerutkan kening. Ini tidak biasanya.

⠀⠀"Yeoboseyo?"

⠀⠀"Yeoboseyo, Ar-ah." Suara Chanyeol terdengar dari speaker, berat dan dalam.

⠀⠀"Wae geurae? Tidak biasanya kau menelepon?"

⠀⠀"Aku ingin… membicarakan sesuatu."

⠀⠀"Sesuatu?"

⠀⠀"Tentang… kita. Dengar, Ar-ah. Aku banyak berpikir akhir-akhir ini, tentang kata-kata Sehun waktu itu. Dia benar, aku tidak ingin anakku datang tanpa cinta."

Best Knock Up PlanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora