DUA PULUH TIGA
Between Us
⠀⠀⠀⠀Malam itu, aku berbaring miring di tempat tidur, berusaha rileks sementara Baby P atraksi sirkus—jumpalitan kesana-kemari. Semakin hari, tendangan Baby P semakin kuat, dan semakin sering. Tampaknya, dia tidak hanya mewarisi telinga sang ayah, tapi juga pecicilannya.
⠀⠀Ngomong-ngomong soal ayah Baby P…
⠀⠀Sejujurnya, sejak tadi aku sedang berpikir-pikir untuk menelepon Chanyeol. Tapi ini jam satu pagi di Jakarta, yang artinya jam tiga di Seoul. Dia pasti sedang tidur, istirahat sebelum schedule yang sibuk lagi esok hari.
⠀⠀Dug, dug, dug.
⠀⠀Perutku bergerak-gerak oleh tepukan Baby P, seolah ia sedang mengatakan : telfon, telfon, telfon sekaraaaaang!
⠀⠀"Pokoknya Baby P yang nyuruh," gumamku, meraih ponsel di atas nightstand, "tapi kalo bokap lu gak ngangkat, berarti udah tidur ya, Beb! Jangan kita ganggu lagi. Oke?"
⠀⠀Dug. (Iyee!)
⠀⠀"Okeh. Mantap." Aku menekan ikon video call, dan menunggu dengan dada berdebar.
⠀⠀Satu nada dering… dua nada dering… tiga nada dering…
⠀⠀Hampir saja aku memutuskan untuk menekan tombol merah saat tiba-tiba Chanyeol mengangkat. Wajahnya langsung memenuhi layar ponselku, mata sedikit mengantuk.
⠀⠀"Ar-ah?" Suara Chanyeol agak serak. "Ada apa?"
⠀⠀"Hanya mencari teman bicara. Apakah aku mengganggumu?"
⠀⠀"Tidak sama sekali. Apa kabarmu dan Baby P? Maaf karena aku sangat sibuk akhir-akhir ini…"
⠀⠀"Untuk apa minta maaf?" Aku tertawa kecil. Perhatian Chanyeol terasa menggemaskan. "Kami baik-baik saja, kok. Hanya sedikit capek."
⠀⠀"Kenapa capek?"
⠀⠀Jadi, aku bercerita panjang lebar tentang shopping day-ku bersama Sashi. "Sepertinya aku baru benar-benar sadar betapa mahalnya peralatan bayi. Atau memang Sashi saja yang seleranya terlalu mahal."
⠀⠀Chanyeol terkekeh, sebelum wajahnya berubah serius. "Ar-ah, kalau kau butuh tambahan untuk keperluan Baby P, jangan ragu untuk mengatakannya padaku."
⠀⠀"Hei, hei. Bukankah aku sudah bilang bahwa Baby P adalah tanggung jawabku? Kau tidak perlu mengkhawatirkan soal itu."
⠀⠀"Aku tahu, dan aku menghargai itu. Tapi Baby tetap anakku."
⠀⠀"Iya, tapi—"
⠀⠀"Anggap saja sebagai plan B, oke? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, kan. Kalau kau mendapat kesulitan tiba-tiba, jangan ragu meminta bantuanku. Aku akan selalu ada, untuk Baby dan untukmu."
⠀⠀Kenapa sih semua orang menekankan pesan yang sama padaku? Memangnya aku segitu keras kepalanya ya kalau soal minta tolong?
⠀⠀"Baiklah, baiklah." Akhirnya, aku mengalah. "Terus saja semua orang menyuruhku minta bantuan. Bahkan Sashi menawarkan suami dan supirnya untuk bantu merakit boks bayi."
⠀⠀"Oh, benar." Chanyeol menjentikkan jari. "Tidak perlu merepotkan mereka. Aku saja yang melakukannya."
⠀⠀"Gak us—"
⠀⠀"Bukankah kau baru menyetujui untuk tidak ragu minta tolong?"
⠀⠀"I know, but…"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Best Knock Up Plan
Genç Kız EdebiyatıAr gak mau nikah. Dia pengen punya anak aja. Emangnya bisa? Bisa. Ar punya banyak teman cowok, seharusnya gak sulit kan mencari yang ganteng, tinggi, dan pintar untuk menjadi calon ayah dari bayinya? Ternyata, nggak semudah itu! Dari semua teman hin...