Chapter 12

14.4K 2.1K 64
                                    

Darren Vin Schneider. Nama yang disandang oleh putra mahkota yang terkenal akan kejeniusan dan kebijaksanaan sekaligus kekejamannya di kekaisaran.

Ibunya permaisuri pertama, yang kini telah tiada karena kecelakaan kereta, merupakan bangsawan yang berasal dari keluarga Duke Vinante dimana nama depan 'Vin' dalam keluarganya sengaja ia letakkan di tengah nama putranya sebagai harapan keluarga Duke akan selalu menjadi pendukung utama apabila suatu saat pihak kekaisaran akan berbalik untuk menggulingkan putranya dari posisi putra mahkota.

Darren yang telah kehilangan ibunya begitu muda pun terpaksa menjalani kerasnya kehidupan di istana. Setiap hari, atau mungkin setiap menit, ia akan selalu bertemu dengan situasi hidup dan mati. Baginya, itu adalah hal biasa yang perlu ia lalui agar ia bisa terus bernafas sesuai harapan ibunya.

Seorang kaisar yang berstatus ayahnya tidak bisa memperlihatkan kekhawatirannya pada putranya secara jelas sebab kata 'keadilan' yang selalu ditekankan padanya agar tidak pilih kasih terhadap anak-anaknya oleh para bangsawan dari fraksi permaisuri yang baru, dulunya ialah selir, bangsawan dari keluarga Marquis Kathleen yang tidak bisa diganggu begitu mudah meskipun seorang kaisar.

Darren memahami itu dan tidak pernah menyalahkan ayahnya atas berbagai serangan pembunuhan yang sering ia terima.

Ia bisa mengatasinya tanpa bantuan kaisar.

Cukup dengan melihatnya ia mengetahui mana orang-orang yang mempunyai niat buruk untuknya dan mana yang tidak.

Karena baginya, di dunia ini seseorang dibagi dalam lima kategori.

Tanpa seorangpun tahu, Darren sesungguhnya memiliki kemampuan aneh sejak ia lahir. Sebuah kemampuan yang telah memperlihatkannya bermacam variasi warna berbeda dari seseorang di dunia ini.

Butuh waktu lama baginya untuk mengerti makna dari sinar warna yang selalu mengelilingi seseorang di matanya.

Kuning, warna yang memiliki arti untuk seseorang yang menaruh niat baik untuknya. Orang-orang dengan warna ini merupakan sekutu yang tidak akan bertindak jahat ataupun berkhianat dan menusuknya dari belakang. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang tulus memberikan kebaikan mereka padanya.

Oranye, warna yang biasa ia temui bagi orang asing. Mereka adalah orang netral yang tidak perlu untuk diwaspadai.

Merah, warna yang ditujukan pada orang-orang yang tidak menyukai keberadaannya ataupun memiliki niat buruk untuknya.

Ungu, untuk seseorang yang memiliki keinginan menyelakainya.

Dan Hitam, yang menginginkan kematiannya.

Tingkat kecerahan warna dari gelap ke terang mengartikan tingkat keburukan dan kebaikan perasaan yang dimiliki seseorang pada Darren.

Inilah pemahaman yang ia ketahui selama ini.

Namun, hari ini kehadiran seseorang mengubah pandangannya terhadap dunia yang selama ini ia lihat.

Seorang pemuda manis, yang duduk menanti dimulainya permainan di tengah kasino yang penuh dengan orang-orang kotor, keberadaan yang tidak bisa ia alihkan dan hiraukan begitu saja karena sinar putih murni yang mengelilingi pemuda itu.

Warna putih.

Sebuah warna yang dikenal sebagai warna paling cerah dari warna lain.

Ini pertama kalinya bagi Darren melihat warna itu pada diri seseorang.

.
.
.

Kyle duduk di dekat kereta kuda, menatap bosan pada orang-orang yang tengah sibuk mengurusi para karyawan kasino dan menyita banyak kantong uang taruhan yang dimenangkan pelanggan.

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now