Chapter 21

12K 1.9K 78
                                    

Tak terasa dua hari berlalu begitu saja.

Duduk di balkon bersama teh dan kue yang tersaji di meja, Kyle menyeruput teh hangat itu dengan alis berkerut. Jujur, dalam hatinya ia cukup kesal saat ini.

Oh, ayolah.

Ini sudah dua hari tapi kenapa masih belum ada kabar dari putra mahkota sialan itu?!

Dengan suara 'klang', ia membanting cangkir itu tidak terlalu keras, tidak sampai retak atau rusak, namun suara itu tidaklah kecil untuk mengejutkan Emily yang sedang menyulam, duduk tak jauh dari tempat Kyle.

"Tuan Muda?" Ia mengerjapkan mata, bingung, "Ah, apakah tehnya tidak sesuai selera Anda? Jika tidak, saya akan membuatkan yang baru."

Kyle melambaikan tangan dan menyuruh gadis itu duduk kembali.

"Bukan. Ini enak. Aku hanya sedang memikirkan hal lain."

Emily mengangguk mengerti dan meneruskan kegiatan menyulamnya yang belum selesai.

"Ngomong-ngomong, Tuan Muda. Apakah Anda sudah mendengar kalau akan ada perayaan ulang tahun tuan putri sebentar lagi?"

—[Tuan putri??!]

Kucing yang bermain benang di samping Emily tampak tertarik dengan topik pembicaraan manusia itu.

—[Wah~! Apakah akan ada banyak manusia yang berdatangan ke istana?]

Dan Kyle mengerut kening saat membayangkan hari itu tiba dalam waktu dekat.

Ini tidak baik.

Dia sama sekali tidak berencana untuk bertemu para bangsawan lain lagi.

Kyle lalu bangkit.

"Eh? Tuan Muda??"

"Emily, antarkan aku menemui putra mahkota sekarang."

"Ya??"

Mengangkat alis, "Kenapa?"

"Tidak, bukan apa-apa. Saya dengar Yang Mulia sedang sibuk akhir-akhir ini."

Bibir Kyle berkedut.

Apakah saking sibuknya orang itu tidak bisa meluangkan waktu walau satu jam pun?!

Ia memijat pelipisnya yang terasa agak berat. Padahal sudah baik hati ia membantu membereskan salah satu masalah lelaki itu demi bisa keluar dari istana ini secepatnya. Namun, apa yang ia dapatkan?

Lihat sekarang, Darren bahkan belum menemuinya sama sekali sejak hari itu!

Kyle membuang nafas kasar.

"Aku tidak peduli. Antarkan saja aku ke tempat kerjanya."

"T-tapi.. Bagaimana kalau Yang Mulia.. marah?" Emily tampak takut-takut untuk menerima permintaan Kyle.

"Tidak akan. Jika dia marah padamu, aku akan membantumu."

Mata gadis itu seketika berbinar.

Ia berdiri, berpose hormat dengan tangan yang ia letakkan di dahi, "Ay ay ay, siap Tuan Muda! Saya akan mengantarkan Anda selamat sampai tujuan!"

Ia berjalan melewati Kyle dengan senyum cerah, "Ayo, Tuan Muda~! Saya memimpin perjalanan Anda ke ruang kerja Yang Mulia!"

Kyle mengangguk dan mengikuti pelayan itu di belakang. Tak lupa, kucing yang ada di sana pun melepas buntalan benang yang ia mainkan, terbang lalu hinggap di pundak pemuda itu.

Awalnya perjalanan itu lancar. Mereka telah menempuh jarak yang cukup jauh dari kamar Kyle, namun, di tengah jalan, Emily didatangi oleh salah seorang yang juga berseragam pelayan dengan muka panik dan resah, meminta bantuan gadis itu untuk pekerjaan lain yang sedang mendesak.

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin