Chapter 15

13.1K 2K 62
                                    

Seorang bawahan di dekat Darren tak tahan dengan omong kosong yang dilontarkan Kyle pada tuannya, ia marah dan mendatangi pemuda itu.

"Atas dasar apa kau mengatakan hal tanpa bukti itu kepada Yang Mulia?! Tahukah kau jika kata-katamu ini bisa membuat kau kehilangan kepalamu?!"

Kyle menoleh dan menatap pria yang menentang peringatannya, "Kalau begitu kau tinggal tidak perlu percaya padaku."

"Kau..!"

Kyle mengedikkan bahu.

"Aku mengatakan ini pun karena mengingat aku sendiri adalah warga kekaisaran yang baik dan taat hukum yang masih dapat membedakan mana yang baik dan buruk untuk kupilih ke depannya. Percaya atau tidak itu pilihanmu. Aku tidak memaksa bagaimana kau menanggapi kata-kataku."

Darren mengangkat tangan memberi isyarat pada bawahan satu itu untuk diam.

"Berapa dari mereka?" Darren akhirnya mempercayai peringatan Kyle.

" "Yang Mulia!" "

Tentu saja para bawahan setia menentang keputusan tuan mereka. Bagaimana Yang Mulia bisa percaya dengan orang asing yang baru dia temui sehari lalu begitu mudah? Apa tuan mereka sudah gila?!

Karl yang menonton itu pun tak sanggup lagi melihat kebodohan tuannya, ia pun datang dan menatap tajam meski hanya sesaat ke arah Kyle sebelum membungkuk hormat pada Darren.

"Yang Mulia, tolong jangan gegabah. Keputusan Anda saat ini bisa saja membawa Anda jatuh dalam kerugian besar."

"Itu benar, Yang Mulia! Anda tidak perlu percaya dengan omong kosong seperti itu," seru bawahan lain.

Namun, di sisi lain Kyle mengabaikan bermacam jenis tatapan yang dilayangkan kepadanya.

"Kau bisa memanggilku gila atau apapun semaumu. Dan, aku juga tidak memiliki niatan untuk mengatakan dari mana sumber informasi ini," Kyle menatap lurus pada Darren, dan serius berkata, "Orang-orang yang mengincarmu adalah pembunuh bayaran. Ada empat puluh dari mereka telah bersiap menembakkan panah secara massal ke tempat ini. Dilihat saja, kita berada di posisi yang merugikan. Di tengah-tengah lapang tanah tanpa medan untuk bersembunyi, selain mengaktifkan sihir perisai atau penghalang, tidak ada yang bisa dilakukan jika kau tidak ingin kehilangan bawahan setiamu satupun. Jadi, apa kau ingin percaya dengan peringatanku atau tidak, itu pilihanmu."

Setelah kalimat itu disampaikan, keheningan menjadi jawaban suara Kyle.

Karl menatap pemuda itu dengan ekspresi rumit.

Ia ingin tidak mempercayai ucapan dari seorang bocah yang bahkan belum dewasa sekalipun yang notabenenya masih orang asing di matanya, namun di sisi lain kata-kata yang keluar dari mulut pemuda itu sangatlah rinci dan jelas.

Dari identitas, jumlah, bahkan serangan yang akan diluncurkan sisi lawan pada mereka, pemuda itu tahu semua itu.

Kali ini, Karl benar-benar merasa bahwa rasionalitas yang selalu dia gunakan setiap dihadapkan pada suatu masalah dalam dirinya kini goyah karena pemuda itu.

Bukti.

Dia hanya butuh bukti.

Dengan begitu, peringatan Kyle bisa menjadi logis dan diterima.

Kucing berbulu yang selama ini melayang di atas sekarang turun dan hinggap di pundak Kyle, menggertak gigi penuh emosi dan menatap nyalang pada orang-orang yang berdebat dengan manusianya.

[Manusia-manusia bodoh! Sudah berbaik hati manusia-ku memperingatkan kalian agar tidak mati sia-sia, sekarang kalian melihat manusia-ku seolah dia yang salah, hah?!]

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now