Chapter 34

6.7K 872 18
                                    

Hari segini dulu yaa  ( ʃƪ •͈ᴗ•͈)♡
Maaf baru bisa update

Happy reading all~

...

Swing.

Panah datang dari arah tak diketahui, Ludwig melihat itu dan mengerut kening, menangkis serangan secara akurat hingga menimbulkan bunyi nyaring tabrakan logam di tengah hutan.

"..dia benar-benar sengaja membawaku ke tempat ini."

Setelah menemukan jejak musuh dan siluet mencurigakan beberapa menit lalu, ia langsung melakukan pengejaran pada orang tersebut.

Jumlah musuh tidak diketahui dan ia sangat sadar akan hal itu. Karenanya, tidak sedikitpun ia pernah menurunkan kewaspadaannya bahkan ketika musuh berlari seolah menggiringnya ke sarang mereka.

Jeda waktu yang singkat namun Ludwig dapat melihat bahwa bantuan serangan musuh kini sungguh berhasil mencuri beberapa detik waktu darinya untuk menciptakan jarak antara ia dan orang yang dia kejar.

Usai berurusan dengan serangan panah itu, Ludwig pun lalu meningkatkan laju larinya melanjutkan pengejarannya pada orang berjubah tak jauh di depan, yang diduga sebagai seorang penyihir yang bertanggung jawab atas pengaktifan segel yang telah melenyapkan dua mata-mata sebelumnya.

Desingan membelah angin dan Ludwig memperhatikan itu.

Ia dengan sigap mengayunkan pedang, menangkis.

Tidak berhenti di sana, tiga panah selanjutnya ditembakkan secara beruntun, bukan dari arah yang sama, kini ketiga serangan tersebut datang dari arah berbeda yang mengharuskan lelaki itu menghentikan larinya dan berbalik, mematahkan seluruh serangan yang ditujukan padanya.

Panah-panah itu terpotong rapi dan berjatuhan ke tanah.

Ludwig diam sejenak, mengamati.

“Tiga.. tidak, ini empat orang.”

Ia melirik ke arah penyihir yang berlari semakin melebarkan jarak di antara mereka, dan merenung.

Pengejaran ini takkan berhasil jika situasi sekarang tidak berpihak kepadanya. Hasil terburuk, ia mungkin akan benar-benar kehilangan penyihir itu dan Ludwig tidak ingin mengecewakan Darren.

Ludwig mengeratkan genggaman pedangnya.

Padahal ia ingin menghindari pertarungan apapun hari ini tapi sepertinya itu tidak mungkin.

Angin lagi-lagi berdesing ketika panah ditembakkan oleh kelompok musuh, lebih banyak, jumlahnya tak lagi bisa dihitung dengan jari, serangan itu melaju kencang ke arahnya seolah sengaja tak ingin memberikan Ludwig kesempatan untuk mengejar si penyihir.

Ludwig melihat itu, tiada raut khawatir di wajahnya.

"Orang bodoh. Dia akan mati jika tetap berdiri seperti itu."

Si penyihir menengok untuk melihat pemandangan itu dan mencemooh tindakan Ludwig. Ia tersenyum puas, karena kini ia berhasil lolos dari pengejaran orang kekaisaran.

Dengan begini, bagian belakang akan dibersihkan tidak lama lagi. Tugasnya sekarang adalah kembali secepatnya dan menemukan tempat persembunyian baru untuk sementara waktu. Hari dimana kabar dua mata-mata itu ditangkap oleh pihak kekaisaran merupakan sebuah kegagalan. Untungnya, ia berhasil mengetahui tempat dua mata-mata tak berguna itu disekap dan melenyapkan mereka detik itu juga demi mencegah kebocoran informasi lebih lanjut.

"Meski aku sudah membunuh mereka tapi sepertinya kekaisaran sudah mengetahui keberadaan kami."

"..tsk. Rencana selanjutnya akan sulit," Dia perlu menyampaikan pesan pada yang lain bahwa sang putra mahkota telah terlibat langsung dalam penangkapan dua mata-mata itu.

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang