Chapter 36

13.2K 1.3K 235
                                    

Hari terakhir ia hidup sebagai 'Kevin' telah sangat membekas sebagai pengalaman yang paling dia benci.

Detik ketika ia mengetahui sahabat yang dia percayai mengarahkan pistol padanya dan berkolusi dengan ayahnya di balik punggungnya buat dia ingin memuntahkan semua kenangan yang melekat secara permanen di ingatannya pada detik itu juga.

Bahkan setelah datang ke dunia ini dan hidup di tubuh 'Kyle' yang memiliki pengalaman yang tak jauh berbeda dengannya, ia segera membuang labelnya sebagai seonggok 'alat' di kediaman Count itu dan meletakkan garis aman berupa kaca tipis yang berguna membantunya menilai sekitar.

Namun, sosok kucing itu berbeda, yang seharusnya tak memiliki ambisi duniawi seperti orang-orang yang tinggal di dalam dunia yang munafik ini, telah berhasil membuat ia tergerak menaruh kepercayaan padanya walau dia sedikit meragu.

Tidak peduli seberapa banyak kucing itu menyembunyikan hal-hal darinya asalkan di sepanjang mereka mengenal ia berharap segala aksi yang dilakukan pihak lain tidaklah palsu.

Kyle benci digunakan sebagai alat.

Dia merasa jijik terhadap orang lain yang bermain-main di balik punggungnya sambil merangkai rencana yang ditujukan kepadanya.

Mungkin ini cuma pemikiran kecil dan tak bermakna. Hanya karena ia menyadari kucing itu menggunakan sihirnya pada Kyle, selaku seseorang dan bukan lingkungan, yang dapat menghilangkan keberadaannya secara total dari luar, ia tanpa sadar sepintas mengingat jika yang lain tak pernah menggunakan sihir ini di masa lalu.

Apakah itu saat ia kabur dari rumahnya? Apa itu saat ia lolos dari pemeriksaan orang-orang keluarga Brunner di wilayah barat? Apapun itu, ia samar-samar ingat kalau pihak lain pernah berkata jika dia tak memiliki sihir ilusi dengan tipe semacam ini.

Apakah dia juga berbohong di hari itu?

Lantas, jika semua itu memang kepalsuan dan kebohongan, dan yang dilihatnya hanyalah sebuah akting kucing itu sungguhan, maka 'batasan' itu mungkin merupakan dinding sekaligus alasan pihak lain memilih untuk menggunakan topengnya yang entah sejak kapan dipasangnya di depan Kyle selama ini.

Di gang itu, Kyle mengamati wajah pihak lain yang terdiam, ia memejamkan mata sejenak sebelum berbalik.

"Mari hentikan pembicaraan kita di sini dan jangan bicara denganku sementara waktu."

"..aku butuh mendinginkan kepalaku," lanjutnya mengakhiri percakapan mereka dan melangkah pergi tanpa berpaling.

Melihat Kyle yang berjalan semakin menjauh, kucing itu dengan refleks mengejarnya dalam kepanikan.

―[Manusia, tunggu..!]

Ia berteriak berusaha mencegat manusia itu namun yang didapatnya hanyalah kebisuan dan pengabaian.

Kucing itu gelisah, khawatir dan juga ketakutan. Tak pernah ia bayangkan bahwa percakapan itu akan berkembang hingga menjadi seperti ini.

Segera ia terbang lebih dekat sembari menjaga jarak lantaran ia tak lagi punya keberanian untuk mendarat ke pundak manusia itu, dia ingin menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka.

―[Tunggu, manusia.. Kau salah paham!]

Ia buru-buru meneruskan.

—[Aku tak punya niat jahat seperti yang kau pikirkan. Tentu saja aku mengetahui hal yang tidak kau ketahui tetapi aku tidak mempermainkanmu!]

―[Manusia, kau tahu aku tidak bisa mengatakan semua itu padamu. Bukankah dulu aku pernah bilang? Informasi terlalu besar dan semua itu ada di luar lingkup kendaliku!]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now