Chapter 24

12.9K 1.9K 100
                                    

Gadis itu datang dengan tujuh pelayan bersamanya, menyapa Kyle dengan anggun dan membungkuk sembari sedikit menarik gaun merah muda yang tampak mahal nan elegan.

Kyle turun dari dudukan dan mengangguk sopan, "Halo."

"Anda.. tidak memperkenalkan nama Anda?"

Pemuda itu tidak menjawab untuk beberapa saat, melirik Alisya dan para pelayan di belakang sebelum melengkungkan senyum senatural mungkin.

"Halo, Tuan Putri. Saya Kyle," ulangnya.

Entah punya atau tidak, melihat pihak lain sepertinya tak berniat mengungkap nama belakangnya, hati Alisya tidak senang. Lantas, ia pun mengembangkan senyumnya lebih manis.

"Senang bertemu dengan Anda, Tuan Kyle. Suatu kebetulan melihat Anda di paviliun yang indah ini. Udara sangat hangat, ya. Sangat cocok untuk menghabiskan waktu di luar. Ngomong-ngomong, apakah Anda sedang berjalan-jalan pagi juga?"

"Ya. Senang bertemu dengan Anda juga, Tuan Putri."

"Apa Anda ingin menggunakan tempat ini? Jika benar, maka saya akan pamit undur diri," lanjut Kyle.

"Eh? Bukan seperti itu~ Saya hanya ingin menyapa Tuan Kyle karena Anda adalah tamu terhormat kakak. Anda terkenal akhir-akhir ini di istana. Karena itu saya penasaran. Saya dengar kakak menjaga Anda dengan sangat baik."

Bingung, "...saya?"

"Ah, Anda tidak tahu?" Alisya tertawa lirih, "Para pelayan banyak membicarakan Anda dan kakak sering menghabiskan waktu bersama sejak Anda datang ke istana. Anda cukup dekat dengan kakak, ya!"

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Kami tidak sedekat itu. Hanya karena adanya urusan di antara kami, saya perlu menghadapnya beberapa kali," jelas Kyle masih dalam kerutan.

Alisya menutup mulut dengan tangannya tampak terkejut, "Begitukah? Haha.. Maafkan saya. Tuan putri ini berharap Anda tidak tersinggung pada ucapan saya."

Setelah sedikit membungkuk memperlihatkan penyesalannya, Alisya lalu menoleh pada sosok lelaki yang berdiri di belakang Kyle, "Sebenarnya saya ingin menanyakan hal ini lebih awal. Tuan Meier, mengapa Anda berada di sini? Bukankah Anda seharusnya kembali ke kampung halaman selama masa liburan Anda?"

Ludwig yang sedang ditujukan tak mengubah ekspresi, "Yang Mulia memerintahkan saya berada di istana untuk menemani Tuan Muda."

"Menemani..?" Alisya mengerjakan mata dua kali.

Seakan mengerti, tatapannya kembali beralih kepada Kyle, bibirnya terus berkedut, "Maksud Anda.. menjadi pengawal?"

Sebenarnya Ludwig ingin mengoreksi kata itu karena dia hanyalah pengawal sementara atas permintaan tuannya. Tapi, setelah melihat raut wajah Alisya sedikit berubah, ia memilih diam membiarkan kesalahpahaman tersebut.

Alisya tersenyum manis, "Haha.. Begitu rupanya. Saya tidak tahu kakak sebaik hati itu sampai meminta Tuan Meier untuk menjaga Anda. Tuan Kyle pasti telah melakukan hal yang luar biasa sehingga kakak memberi Anda pelayanan terbaik dari istana kami, bukan?"

Kucing yang melayang di atas pundak Ludwig pun tak tahan dan bergerak maju hinggap di pundak Kyle.

Ia mengernyit.

—[Manusia, kenapa aku melihat orang yang menjadi tuan putri ini tidak sedang tersenyum? Dia aneh, manusia. Percayalah padaku!]

Meski tidak ada kalimat yang salah dari ucapan gadis itu, pemilihan kata yang dipakai pihak lain dapat menimbulkan bermacam kecurigaan dan pemikiran buruk terhadap diri Kyle sebagai tamu putra mahkota.

Dari awal Kyle telah menebak kedatangan tuan putri itu tidak semata-mata hanya ingin menyapanya. Senyum manis dan nada ramah seolah akrab bukan kali pertama Kyle mengalaminya.

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now