Chapter 28

12K 1.9K 87
                                    

Tubuh pemuda itu gemetaran dan batuk keras tiada henti. Mata berair, baju acak-acakan, dan noda darah mengotori setelan serta bekas merah di lehernya yang tampak menyedihkan.

Louis tanpa sadar berlutut satu kaki saat melihat kondisi Kyle kini. Menepuk lembut punggung pemuda itu, dibawanya mendekat, memeluknya, menuntun kepala Kyle agar bersandar kepadanya.

Kyle tak protes. Ia menyembunyikan wajahnya di pakaian Louis, tak ingin menunjukkan sisi lemahnya di hadapan orang lain.

Louis diam beberapa saat, rahangnya mengeras, ia lalu menatap tajam pada pihak lain yang baru saja melakukan hal tak bermoral pada Kyle.

"Ini adalah wilayah istana. Apa maksudmu melakukan tindakan seperti itu di tempat ini?" tanya Louis dingin tak berniat bersikap sopan pada orang bergelar bangsawan tersebut.

Keith tak kunjung menjawab. Sebaliknya, ia menatap bergantian antara lelaki asing itu dan adiknya, tak senang melihat kedekatan mereka berdua.

"Kau tidak perlu ikut campur. Ini adalah masalah di antara kami," balas Keith sembari berjalan ke arah mereka.

"Sebuah masalah seharusnya bisa diselesaikan baik-baik. Tidak dengan cara seperti ini."

"Bukan urusanmu."

Louis mengeratkan pemuda yang masih mengatur nafasnya di dalam pelukan, sangat sadar bahwa mata lelaki itu terus terpaku pada Kyle, ia pun menekankan, "Tentu saja ada. Tuan Kyle adalah tamu terhormat milik Yang Mulia."

Langkah Keith terhenti.

"...apa?"

Keith meragukan pendengarannya. Jadi, ia menanyakan sekali lagi.

"Apa.. yang kau bilang?"

"Tuan Kyle adalah tamu Yang Mulia. Semua yang kau lakukan barusan sama seperti sebuah penghinaan yang kau layangkan kepada sang penerus kekaisaran," ulang Louis menegaskan.

Raut wajah Keith lalu berubah. Bukan cemas dan takut, Louis yang tak sengaja menangkap perubahan itu mengerut kening.

Jujur, ia tidak mengenal sosok lelaki tersebut. Alasan ia sampai ke taman ini pun karena jejak sihir yang Darren tempatkan di salah satu anting telinga Kyle. Mengingat teman sialannya tak pernah ragu-ragu memberinya tugas tak masuk akal, ia tidak mungkin membiarkan Kyle menghilang dari pengawasannya begitu saja. Untung ia sangat familiar dengan sihir Darren. Maka dari itu ia mencarinya keluar aula. Namun, tidak diduga, jejak sihir yang ditempatkan Darren tiba-tiba terputus.

Louis menatap lelaki itu cukup lama. Tak perlu berpikir panjang baginya untuk menebak bahwa orang di sana adalah si pelaku yang telah memutuskan sihir tersebut.

Ia kemudian menyelipkan tangannya ke belakang leher dan lutut pemuda itu, berdiri dan mengangkat Kyle dalam gendongan.

"Apapun itu, Tuan ini, terus terang aku tidak menyukai sikapmu. Di sini adalah istana, bukan rumahmu. Aku tidak tahu masalah seperti apa di antara kalian tapi aku takkan membenarkan tindakanmu."

Ia berbalik, "Renungkan kesalahan apa yang telah kau lakukan hari ini."

Dengan begitu, Louis pun melangkah pergi meninggalkan taman tanpa menunggu balasan pihak lain.

Keith yang ditinggalkan hanya berdiri diam memandang kepergian lelaki asing yang telah mencuri adiknya darinya sembari mengepal tangan. Geram. Emosi ia tahan, marah atas dirinya yang tak bisa melawan jika hal itu menyangkut anggota keluarga kekaisaran.

Menggertak gigi, Keith lalu berbalik pergi. Tenggelam dalam suasana buruk. Sorot matanya kembali memancarkan hawa dingin, lebih dan lebih dingin, tak menerima bilamana segala hal tidak berjalan sesuai yang ia harapkan.

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now