Chapter 25

11.3K 1.9K 52
                                    

Ketukan langkah teratur menggema di tengah lorong gelap dan sunyi.

Darren berjalan pulang menuju kamar miliknya. Dua langkah. Ia sampai di depan pintu. Tangan terangkat meraih kenop berniat membuka pintu namun gerakan itu terhenti, Darren berbalik, mendapati Helena yang telah berdiri di dekatnya tanpa menimbulkan suara sekecilpun.

"Tidak biasa kau mendatangiku selarut malam ini."

Helena membungkuk sopan masih dalam pakaian pelayan.

"Ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda, Yang Mulia."

"Katakan."

Helena terdiam sejenak seakan meragu atas laporan di mulutnya, "Yang Mulia, Tuan Muda melompat dari balkon."

Bukannya terkejut setelah mendengar itu, Darren malah tertawa.

"Apa dia berhasil kabur?"

"...tidak. Secara kebetulan, Tuan Lehnsman dan Tuan Meier ada di sana. Haruskah saya menjemput Tuan Muda?"

Darren melambaikan tangan.

"Aku akan membawanya sendiri," Darren mengubah arah jalannya sambil terkekeh merasa lucu, "Aku sudah menebaknya dan menaruh Ludwig serta Louis di sana untuk berjaga-jaga tapi aku tidak menyangka dia akan kabur sungguhan."

Darren pada akhirnya tidak jadi menggunakan waktu tidurnya untuk mengistirahatkan diri dan berjalan pergi dari kamar, menjemput si manis yang sangat nakal meski sudah dia beri peringatan.

Di sisi lain, Ludwig berdiri diam tak mengucapkan sepatah kata tak ingin mengganggu sebuah drama teater adegan sang putri yang sedang diselamatkan oleh pangerannya seperti kata Louis beberapa menit lalu.

Tangan Louis menyelip di bawah lutut dan punggung Kyle. Ia tersenyum pada pemuda yang berada di gendongan, sangat menikmati peran barunya kini.

Tubuh Kyle membeku.

Ia mengerjap sekali. Mengangkat kepala, maniknya bertemu wajah orang yang telah menggagalkan aksi pendaratannya, ia merasa tak senang.

"Kenapa kau ada di sini?!"

"Nona kecil, tidak boleh teriak malam-malam. Nanti orang lain akan bangun karena suaramu."

Kyle menatap lelaki itu beberapa saat lalu mencibir.

"Turunkan aku."

Louis tak tergerak.

Mengangkat alis, "Turunkan."

"Hm.. bagaimana, ya? Jika aku menurunkanmu, apakah Nona kecil akan lari setelahnya?"

"Bukan urusanmu."

"Tidak, tidak~ Tentu itu sebuah masalah teramat penting yang berkaitan dengan hidup dan matiku."

"Aku tidak peduli."

"Jahat sekali. Kata-katamu menyakiti hatiku, Nona kecil."

Kucing yang tidak sempat mengaktifkan sihirnya merinding geli mendengar ucapan yang dilontarkan manusia narsis yang tiba-tiba muncul di tempat pendaratan Kyle, ia pun terbang menghampiri mereka.

—[Manusia, mau sampai kapan kau berpose seperti itu?]

Kyle juga ingin lepas dari tangan menyebalkan tersebut tapi Louis mencengkeram erat pegangannya pada tubuh Kyle.

Menggertak gigi, Kyle lantas melayangkan tinju untuk memukul wajah Louis yang pada akhirnya dihindari oleh lelaki itu, cengkeraman kemudian mengendur memberi Kyle ruang melepas diri.

Berhasil. Kyle berdiri mengusap jubahnya yang sempat kusut.

Ia menatap Louis kemudian Ludwig yang tak jauh di belakang, "Sekarang. Anggap kalian tidak melihatku. Tidak ada yang terjadi hari ini. Tidak ada apapun."

In Second Life, I Became A Failure Count's Son [BL]Where stories live. Discover now