-1-

5.2K 235 23
                                    

Request by ManiDevi0

:
:

Adakah bahagia hidup tanpa duit? Jawabannya iya karena itu lah yang dirasakan oleh sosok namja yang bernama Jane Kim yang berusia 21 tahun saat ini. Hidupnya tidak lah terlalu kaya dan dia hanya tinggal bersama kedua orang tuanya dirumah yang sudah seakan tidak layak untuk ditinggali.

Papa Jane dulunya seorang karyawan biasa yang bekerja disebuah perusahan namun sekarang sosok Papa nya itu hanya mampu terbaring diatas kasur gara gara kecelakaan yang membuatkan kedua kakinya lumpuh.

Mama Jane pula hanya bekerja di toko roti yang tidak jauh dari rumah mereka. Penghasilan dari toko roti itu tidaklah terlalu banyak makanya Jane, sebagai anak tunggal itu memilih untuk bekerja setelah jam kuliahnya selesai.

Hidup dirumah bersama kedua orang tuanya membuatkan Jane bahagia namun berbeda ketika dia berada di kampus. Jane hanya siswa biasiswa makanya dia sering mendapat perundungan dari siswa siswi yang lain. Dia hanya sosok yang polos dan lugu makanya dia tidak melawan segala perbuatan kejam yang dilakukan oleh orang orang itu kepada dirinya.

Hah~

Kasian sekali.

Seperti sekarang, Jane lagi dipukul ditaman belakang kampus oleh sosok namja yang selama ini sering membully dirinya.

"Sekarang gue lagi emosi si" ujar Qai dengan salah satu tangannya yang berada di pundak Jane.

Sosok polos itu hanya mampu terdiam dengan rasa takut yang menguasai dirinya.

Brughhhh

Satu tonjokan diperutnya membuatkan muka Jane memerah. Perutnya benar benar nyeri.

Brughhhh

Kali ini wajah Jane yang mendapat pukulan dari salah satu teman Qai.

Brughhhh

Jane kembali menerima pukulan membuatkan wajahnya yang ganteng itu dipenuhi oleh lebam dan juga luka yang sudah mengeluarkan darah.

Qai menepuk pundak Jane "Terima kasih ya. Berkat elo, gue bisa melampiaskan emosi gue" ujarnya meledek. Dia mengeluarkan selembar duit dari saku celanannya dan melemparkannya tepat kewajah Jane "Itu bayaran untuk pukulan pukulan tadi" sinisnya berganjak pergi bersama teman temannya.

Jane terduduk lemes ditanah dengan pohon yang menjadi sandarannya "Aishh, perih sekali" ringisnya mengusap darah disudut bibirnya itu.

Kringg

Bunyi bell membuatkan Jane bergegas bangkit. Dia harus kembali kekelas karena jam kuliahnya sudah akan bermula.

Sebelum berganjak pergi dari sana, dia mengambil uang pemberian dari Qai dan menyimpannya di saku celanannya.





:
:

Langkah anggun yang memasuki perusahan itu membuatkan para karyawan langsung membungkuk sopan "Selamat pagi Mrs Park" sapa Jihan, sang sekertaris.

"Pagi juga" sahut Rose. Wanita kaya yang berusia 26 tahun itu. Rose adalah satu satunya pewaris kekayaan keluarga Park. Dia tidak punya saudara makanya dia hanya tinggal sendirian didalam kesepian.

Orang tuanya sudah meninggal gara gara kecelakaan yang terjadi makanya dia lah yang menguruskan semua kekayaan keluarganya itu.

"Apa ada meeting hari ini?" tanya Rose.

"Tidak ada Mrs. Hari ini Mrs bisa istirahat"

Rose mengangguk "Saya masih ada beberapa berkas untuk disiapkan. Nanti pas jam makan siang saya bakalan keluar dan tidak akan kembali lagi. Kalau ada apa apa, kamu uruskan saja"

"Baiklah Mrs"

Rose berganjak memasuki ruang kerjanya. Dia mendudukkan dirinya diatas bangku kebesarannya itu.

Hah~

Siapa bilang menjadi kaya itu bahagia? Menurut Rose, kekayaan memang membuatkan dia sedikit bahagia namun tidak dapat dipungkiri kalau dia masih membutuhkan sosok peneman dan juga sandaran.

Cinta.

Iya, Rose membutuhkan cinta namun sampai sekarang dia belum merasakan apa itu jatuh cinta.

"Hai sayang"

Rose sontak menahan umpatannya ketika seorang namja memasuki ruangannya. Ditatapnya sosok namja itu dengan datar "Ada apa lagi?" dinginnya.

"Ayo lah sayang, masa salah si aku kesini untuk ketemu sama calon istri aku ini"

"Sorry Mark, aku pernah bilang sama kamu kalau aku tidak akan menikahi kamu"

Mark, sosok namja yang juganya kaya itu adalah sosok yang dulunya dijodohkan dengan Rose. Sebelum orang tua Rose meninggal, mereka meminta Rose untuk menikah sama Mark namun mereka tidak akan memaksa kalau Rose menolaknya.

Dan sekarang Rose memang menolak perjodohan itu namun cowok itu terus saja mengganggu hidupnya.

"Apa pun yang terjadi kamu tetap akan menjadi milik aku si" ujar Mark percaya diri.

"Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi" sahut Rose "Mendingan sekarang kamu pergi. Aku sibuk" usir Rose.

Mark mengangkat bahunya dengan acuh "Ya sudah lah. Aku kesini karena ingin bilang sama kamu kalau Mama menjemput kamu untuk makan siang bersama"

"Bilang sama Tante kalau aku tidak bisa. Aku tidak ingin memberi harapan palsu buat keluarga kamu itu. Lagian mereka sendiri sudah tahu kalau aku menolak perjodohan kita bukan?"

Mark menghela nafasnya dengan kasar "Aku-"

"Keluar sebelum aku memanggil satpam" potong Rose.

Dengan tangan yang terkepal emosi, Mark berganjak pergi dari sana.

Rose akhirnya bisa bernafas lega setelah sosok yang sering mengganggu hidupnya itu pergi.





  Buat yang suka cerita Sugar Mommy, sini merapat:)

  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat