-27-

940 135 6
                                    

Pagi sudah tiba dan sekarang Rose lagi menikmati sarapannya dengan Jane yang menyuapinya.

"Enak?" Tanya Jane.

Rose menggeleng "Hambar"

Tangan Jane beralih mengelus kepala Rose "Sabar ya. Kamu harus makan makanan rumah sakit duluan. Nanti pas sudah bisa keluar, aku beliin banyak makanan untuk kamu"

"Memangnya kamu punya uang?" Goda Rose.

"Punya dong. Sekarang aku sudah bekerja bukan?" Sahut Jane bangga.

Rose terkekeh kecil "Keungan perusahan juga sudah meningkat dengan baik si. Semuanya berkat kamu. Makasih Hubby"

"Seharusnya aku yang berterima kasih sama kamu. Gara gara kamu aku bisa menjadi sosok Jane yang sekarang. Mama aku juga pasti bangga sama aku"

Rose tersenyum. Tangannya beralih mengelus pipi mandu Jane "Aku juga bangga sama kamu"

"Nanti setelah kamu keluar dari rumah sakit, kita ke makam Mama Papa ya. Aku ingin mereka tahu soal kehamilan kamu ini"

"Baiklah"

"Drama dipagi hari huh?" Mereka sontak menatap kearah sumber suara. Terlihatlah Joy yang berjalan menghampiri mereka.

"Kapan lo masuk coba?" Bingung Rose.

"Sudah dari tadi si. Kalian saja yang sibuk ngebucin makanya tidak sadar sama kehadiran gue" sahut Joy berganjak mendekati Rose "By the way, tadi gue sudah ngomong sama Dokter Tiara. Katanya elo sudah bisa pulang"

"Akhirnya!" Ujar Rose kesenangan.

"Pastikan lo jaga kandungan elo itu. Kandungan elo itu masih lemah" nasihat Joy.

"Arreosso" sahut Rose.

"Ya sudah, gue keluar duluan ya. Ada pasien yang harus gue uruskan. Kapan kapan gue ke mansion elo deh" pamit Joy.

"Iya" sahut Rose menatap Joy yang sudah berganjak keluar dari ruangannya itu.

"Habisin makanan kamu terus kita beres beres ya" ujar Jane kembali menyuapi Rose.

















Baru saja tiba dimansion, Rose dan Jane dikagetkan dengan sosok Mark yang sudah berdiri dihalaman mansion.

"Nih orang mau apa lagi si!" Kesal Rose.

Jane mengelus punggung tangan Rose "Kamu masuk terus istirahat dikamar. Biar aku yang menguruskan dia"

"Tapi-"

"Nurut ya" potong Jane.

Rose menghela nafasnya dengan kasar dan mengangguk pasrah "Hati hati ya. Aku tunggu kamu dikamar"

Jane tersenyum bagi menenangkan istrinya itu. Setelah memastikan Rose memasuki mansion, dia berganjak menghampiri Mark yang masih belum menyadari kehadirannya.

"Mark"

Mark beralih menatap Jane "Dimana Rose?"

"Lagi istirahat" sahut Jane.

"Gue harus ketemu sama Rose. Ada sesuatu yang ingin gue bahas sama dia"

"Kamu bisa ngomong sama aku saja. Semua urusan Rose sudah menjadi urusan aku"

"Lo tidak perlu ikut campur! Ini hanya urusan gue sama Rose!"

"Rose istri aku jadi urusan dia sudah menjadi urusan aku"

Mark menggeram marah. Dia menarik kerah baju Jane dengan kasar membuatkan cowok mungil itu terpaksa mendongak untuk menatapnya "Lo itu hanya cowok miskin! Lo tidak pantas untuk bersama Rose! Ck, gue kasian ya sama Rose. Kenapa dia harus hamil anak tidak guna itu?"

Rahang Jane mengeras. Tanpa aba aba dia melepaskan tangan Mark dari kerah bajunya.

Brughhhh

Dengan emosi yang memburu Jane memukul Mark membuatkan cowok yang lebih tinggi darinya itu tersungkur jatuh "Lo bisa menghina gue tapi elo jangan pernah menghina anak gue!" Teriak Jane marah "Mendingan elo pergi dari sini sebelum kesabar gue habis!" Lanjutnya.

Mark mengusap darah disudut bibirnya "Lo lihat saja! Gue tidak akan biarin Rose melahirkan anak elo itu!" Ujarnya sebelum berganjak pergi dari sana.

Jane menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia harus menenangkan dirinya duluan sebelum menghampiri sang istri.







"Apa yang Mark inginkan?" Tanya Rose ketika Jane memasuki kamar.

Suaminya itu tersenyum tipis "Tidak apa apa kok. Tidak penting"

Rose beralih memeluk Jane "Aku sudah melihat semuanya" ujarnya "Terima kasih karena sudah membela anak kita ini"

Jane berganjak mengelus kepala Rose "Ini anak aku, sudah pasti aku membela anak ini"

"Anak aku juga ih!!" Kesal Rose.

Sang suami sontak terkekeh kecil "Iya, anak kita"

















"Lo yakin sama rencana elo itu?"

"Gue yakin! Pokoknya suami Rose itu harus mati! Siapa pun yang berusaha mengambil Rose dari gue, gue akan pastikan dia mati!"

"Terus apa yang akan elo lakukan sekarang?"

"Gue akan membunuh suami Rose itu tapi sekarang bukan saatnya. Gue butuh bantuan elo"

"Bantuan? Apa yang harus gue lakukan?"

"Cariin jalang untuk gue. Gue akan bikin Jane tergoda sama tuh jalang dan rumah tangga dia sama Rose pasti akan hancur! Setelah Rose membenci Jane, gue akan langsung membunuh Jane!"

"Mark! Lo gila hah?! Rencana elo sudah keterlaluan!"

"Rey, lo sudah lama kenal sama gue bukan? Gue pasti akan mendapatkan apa yang gue inginkan. Siapa siapa yang menghalang gue, gue akan membunuh orang itu" sahut Mark menatap Rey dengan tajam "Dan kalau elo ikut menghalang gue, gue juga bisa membunuh elo" lanjutnya berganjak pergi dari sana.















  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now