-21-

1K 156 11
                                    

Dengan tangan yang saling bergandengan, Jane bersama Rose memasuki perusahan membuatkan para karyawan langsung menatap kearah mereka dengan rasa penasaran.

"Bilang sama semua karyawan untuk berkumpul sekarang" ujar Rose.

Jihyo mengangguk "Baiklah Mrs" sahutnya bergegas memanggil yang lain.

Tidak butuh waktu yang lama, para karyawan langsung berkumpul disana "Baiklah semuanya, saya ingin memperkenalkan seseorang" ujar Rose beralih menatap Jane.

"H-hai semuanya, s-saya Jane" ujar Jane kaku.

"Kalian bisa memanggil dia Sajangnim karena nanti dia bakalan menggantikan posisi saya di perusahan ini" ujar Rose.

"Maaf Mrs, tapi kenapa dia menggantikan posisi Mrs? " Tanya salah satu karyawan Rose.

"Karena dia calon suami saya" sahut Rose.

Para karyawan terlihat kaget namun mereka tetap saja senang karena atasan mereka sudah menemukan kebahagiannya.














"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jane yang kelihatan bingung.

"Fokus ya" ujar Rose.

Dia langsung saja mengajar Jane untuk menguruskan berkas berkas yang ada diruangannya itu. Jane yang memang pintar itu langsung memahami apa yang diajarkan oleh calon istrinya itu bahkan sekarang dia sudah selesai menguruskan satu berkas tanpa bantuan dari Rose.

"Kalau butuh bantuan, bilang saja sama aku" ujar Rose berganjak duduk disofa

"Iya" sahut Jane yang kembali fokus.

Rose hanya menatap Jane. Dia tersenyum melihat raut wajah Jane yang kelihatan serius itu.

Sedetik kemudian, dia mengernyit ketika rasa pusing melandanya. Rasa mual juga tiba tiba muncul membuatkan dia bergegas kekamar mandi.

Hoekkk

Jane bergegas menyusul Rose "Kenapa?!" Paniknya.

Rose menggeleng dengan mulut yang masih memuntahkan isi perutnya itu.

Jane yang tidak tega itu langsung saja mengusap tengkuk belakang Rose. Ini pertama kalinya dia menguruskan wanita hamil makanya dia kelihatan bingung.

"Mual banget si" lirih Rose

Secara tiba tiba Jane menggendong Rose ala bridal style dan membawa Rose kembali keruangan. Dia membaringkan Rose diatas sofa. Tidak lupa juga dia meletakkan bantal agar Rose merasa nyaman "Mendingan kamu istirahat saja"

Hati Rose menghangat. Matanya bahkan sudah berkaca kaca. Ah, mungkin ini gara gara hormon ibu hamil si.

"Kenapa? Ada yang sakit!?" Tanya Jane khawatir.

Rose menggeleng. Dia bangkit dari rebahan dan menarik Jane duduk disampingnya. Dipeluknya Jane dengan erat dan tidak butuh waktu yang lama, isakannya mula kedengaran "Hiks hiks"

"Kenapa hurm?" Tanya Jane mengelus kepala Rose.

Rose menggeleng dan setia menenggelamkan mukanya dada Jane.

Jane pula hanya diam. Dia sadar kalau sikap Rose berubah gara gara hormon kehamilannya. Itu juga dia tahu dari Jisoo si. Untung saja Jisoo sudah mengajarnya untuk menjadi cowok peka yang romantis.

"Rose?" Panggil Jane setelah isakan wanita itu sudah tidak kedengaran. Dia melonggarkan pelukan dan terlihatlah wajah Rose yang sudah tertidur itu "Gemes banget si" gumamnya pelan.

Perlahan lahan Jane membaringkan Rose diatas sofa. Dia melepaskan jas yang dipakainya dan menyelimuti Rose menggunakan jas itu.

Tangannya beralih mengelus perut Rose yang berisi anaknya "Hai anak Daddy. Jadi anak yang baik ya. Daddy sayang kamu sama Mommy kamu" bisik Jane sebelum berganjak melanjutkan pekerjaannya.


















*
*

"Jadi gimana? Apa sudah cocok?" Tanya Lisa

Jisoo tersenyum "Cocok banget"

"Ya sudah, kita ambil yang ini saja" ujar Lisa diangguki oleh Jisoo.

Jadi sekarang mereka berdua lagi memilih kartu undangan untuk acara pernikahan Rose sama Jane si. Tempat pernikahan diadakan juga sudah disiapkan oleh mereka dan untuk mc bakalan diurus oleh Joy.

"Apa kamu yakin Jane bisa membahagiakan Rose?" Tanya Lisa berganjak keluar dari toko dengan menggandeng tangan Jisoo.

"Walaupun Jane polos, dia cowok yang peka si. Selama bersama Jane, aku sadar kalau dia memang mencintai Rose. Hanya saja dia tidak mengerti soal perasaan dia itu makanya dia kelihatan bingung" sahut Jisoo.

Lisa mengangguk paham "Ngomong ngomong, gimana sama Mark? Aku hanya takut dia mengganggu Rose. Rose lagi hamil dan aku takut kandungannya itu kenapa napa"

"Tenang saja, aku yakin Jane bisa menjaga Rose. Lagian Jane juga sudah jago bela diri loh"

"Semoga saja deh"














*
*

Usapan lembut dipipinya itu membuatkan Rose mengerjabkan matanya "Ayo bangun" ujar Jane.

Dengan bantuan Jane, dia berganjak duduk dari posisi rebahannya "Sudah jam berapa?"

"Sudah jam 1. Kita harus makan siang" sahut Jane "Apa kamu masih mual atau pusing?"

"Aku sudah merasa lebih baik" sahut Rose.

"Ya sudah, sekarang ayo makan" ujar Jane membuka bungkusan makanan.

"Kamu keluar buat beli makanan ini?"

"Tadi aku meminta tolong sama sekertaris kamu untuk memesan makanan ini si. Aku pikir kamu masih pusing makanya aku memutuskan untuk makan disini saja"

Rose menatap Jane dengan tatapan yang sulit diartikan "Kenapa kamu perhatian banget sama aku?"

Jane tersenyum tipis "Dulu aku pernah berjanji sama Mama aku kalau aku akan menjaga istri dan anak aku dengan baik. Dan sekarang kamu lagi hamil anak aku jadi sudah seharusnya aku perhatian sama kamu bukan?"

"Jadi kamu perhatian sama aku hanya gara gara aku hamil anak kamu?" Tanya Rose kecewa.

"Itu salah satu alasannya tapi alasan yang paling utama adalah karena kamu calon istri aku. Aku sayang sama kamu" jujur Jane.

Mata Rose kembali berkaca kaca. Dengan agresifnya dia menarik tengkuk Jane dan beralih mengecup bibir calon suaminya itu membuatkan cowok itu melotot. Hah~ seperti biasa, si Mommy ini agresif sekali:v









  Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now