-29-

780 137 6
                                    

Rose tiba di lokasi kecelakaan dan terlihatlah para polisi serta beberapa saksi kejadian yang sudah memenuhi lokasi itu.

"Dimana Jane?" Tanya Rose menghampiri Jisoo yang juga berada disana.

"Polisi bilang kalau mobil Jane sudah jatuh kedalam laut. Mereka lagi berusaha mencari keberadaan Jane" sahut Jisoo.

"Permisi" seorang polisi menghampiri mereka "Apa kalian keluarga korban?"

"Saya istrinya" sahut Rose "Apa suami saya sudah ditemukan?"

"Maaf Nyonya, tapi suami anda masih belum ditemukan" sahut polisi itu "Menurut saksi, mobil yang dinaiki oleh suami anda ditabrak dan didorong oleh mobil yang lain dari belakang"

"Jadi maksud bapak, kemalangan ini disengajakan?" Tanya Jisoo.

"Iya" sahut polisi itu "Tapi pihak polisi akan berusaha mencari lebih banyak bukti. Mohon bersabar" dia membungkuk sedikit sopan dan berganjak pergi dari sana.

Rose pula hanya diam dengan air mata yang sudah membasahi pipinya "Ini semua salah aku. Andai saja aku menghalang dia pergi, kecelakaan ini tidak akan terjadi" isaknya.

Jisoo yang tidak tega melihat betapa hancurnya sosok yang sudah dianggap seperti adeknya sendiri itu akhirnya membawa Rose kedalam pelukannya "Kamu yang sabar. Pihak polisi akan berusaha mencari keberadaan Jane. Aku juga akan menyiapkan para bodyguard untuk membantu pencarian Jane"























Hari demi hari berlalu namun tidak ada tanda tanda kalau Jane akan ditemukan. Pihak polisi juga sudah mengesahkan kalau Jane meninggal namun Rose yakin kalau suaminya itu masih hidup.

Tiada hari tanpa tangisan. Rose selalu menangis kepergian sang suami. Untung sekali ada sosok Joy, Lisa dan Jisoo yang setia menemani dirinya. Joy bahkan sudah berpindah masuk kemansion Rose untuk menjaga sepupunya itu. Dia takut kalau sepupunya itu melakukan hal yang gila. Lagian sekarang juga Rose lagi hamil jadi Joy harus berusaha menjaga Rose agar kandungannya baik baik saja.

"Rose, ayo makan" Joy memasuki kamar Rose dengan membawa sepiring nasi goreng.

Dia menghela nafasnya dengan kasar ketika Rose tidak mempedulikan kehadirannya itu. Sedari tadi juga Rose hanya melamun disamping jendela kamarnya. Matanya juga sudah kelihatan sembab.

"Rose, ayo makan" panggil Joy lagi, berharap agar Rose ingin mendengarkannya.

Rose melirik Joy sekilas. Dia menggeleng dan kembali melamun.

"Lo harus makan" ujar Joy berganjak duduk disamping Rose "Lo butuh tenaga"

"Percuma gue hidup kalau suami gue pergi tinggalin gue" lirih Rose.

"Terus lo mau mati gitu?" Sambar Joy "Lo tidak kasian sama anak elo itu? Anak elo itu anaknya Jane. Lo pasti tidak ingin Jane kecewa bukan? Jane sudah menitipkan anaknya itu untuk elo jadi elo harus menjaganya dengan baik. Gue tahu lo sedih tapi lo juga harus pikirin anak elo itu" bujuknya.

Rose sontak mengelus perutnya itu. Dia bahkan lupa kalau dia lagi hamil.

"Sekarang lo makan ya. Gue suapin" ujar Joy.

Rose akhirnya patuh dan membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Joy dengan tatapan kosongnya.



















*
*

"Ini 1 miliyar untuk lo! Lo harus kabur dari kota ini dan pastikan rahsia diantara kita tidak kebongkar!" Ujar Mark.

Pria yang memakai serba hitam itu tersenyum "Tenang saja bos. Gue akan pergi jauh dari kota ini kok. Senang bekerjasama sama bos. Gue duluan ya" setelah mengambil semua uangnya, dia akhirnya berlalu pergi dari sana.

Mark pula tersenyum puas. Akhirnya musuhnya itu sudah mati dan sekarang saatnya dia kembali mengambil Rose dan menjadikan Rose miliknya.

"Rose sayang. Kamu akan menjadi milik aku dengan segera" ujarnya. Dia menatap satu botol obat yang ada ditangannya "Tapi sebelum itu, kita harus membunuh anak Jane itu duluan" gumamnya.





























*
*

Dipegangnya figura photo pernikahannya itu dengan erat. Ini sudah hari ke3 kepergian Jane namun Rose masih belum bisa mengikhlaskan kepergian suaminya itu.

Hah~

Semuanya terjadi secara tiba tiba. Dia baru saja menikmati waktu bersama suaminya itu namun dihari yang sama dia harus kehilangan sosok sang suami.

"Hubby, aku kangen" Rose menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya daripada mengeluarkan tangisan.

"Kenapa kamu pergi secepat ini. Hiks a-aku belum siap untuk kehilangan kamu" dia akhirnya sudah tidak mampu menahan tangisannya itu lagi. Dadanya benar benar sesak.

Kepergian sosok yang disayang adalah sesuatu yang menyakitkan dan dia tidak sanggup untuk menahan rasa sakitnya itu.

"Rose" Joy memasuki kamar Rose dengan tatapan sendu. Dia berganjak duduk disamping Rose dan membawa sepupunya itu kedalam dakapannya.

"Gue kangen dia Joy. Hiks kenapa dia pergi" isak Rose didalam dakapan hangat sepupunya.

"Ini sudah takdirnya Rose. Lo harus berusaha menerima takdir ini ya" sahut Joy mengelus kepala Rose.

"Kenapa semua orang yang gue sayang pergi tinggalin gue? Apa gue memang tidak berhak untuk bahagia?"

"No! Lo berhak bahagia Rose. Lo masih punya gue, Lisa sama Jisoo Oppa. Lo juga masih punya anak elo. Jangan pernah merasa sendiri ya. Kita semua sayang banget sama elo" tutur Joy yang sekarang sudah mengeluarkan air matanya. Hatinya sakit ketika melihat kondisi hancur sepupunya itu.

















  Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now