-2-

1.7K 189 4
                                    

Jam makan siang sudah tiba dan sekarang Rose memilih untuk menikmati makan siangnya disebuah toko roti yang sedikit jauh dari perusahannya itu.

Matanya menatap kagum toko roti itu karena terdapat banyak roti yang memang digemari olehnya.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pemilik toko.

Ros tersenyum dan mula memesan beberapa roti yang ingin dibeli olehnya. Tidak lupa juga dia membeli beberapa cookies yang bisa menemaninya menonton film nanti malam.

"Ma" Pandangan Rose tertuju pada sosok cowok yang tiba tiba memasuki toko.

"Astaga Jane. Kamu kenapa hurm?!" Pemilik toko itu kelihatan panik.

"Jane tidak apa apa kok Ma"

"Kamu dipukul lagi hurm?" Tanya Hana menatap sang anak dengan khawatir.

Jane yang memang polos itu mengangguk " Tapi Jane baik baik saja kok. Mama tidak perlu khawatir"

Hana menghela nafasnya dengan kasar "Kamu duduk saja duluan. Mama ada kerja" dengan segera dia mendekati Rose "Maaf ya, ada masalah dikit" ujarnya beralih menghitung perbelanjaan Rose.

"Tidak apa apa Bu" ujar Rose "Apa itu anak Ibu?"

Hana mengangguk "Dia satu satunya anak saya si"

Rose tersenyum untuk menanggapinya. Sorot matanya terus tertuju pada sosok Jane yang duduk di sebuah bangku kosong yang tidak jauh dari meja kasir itu.

"Ganteng" batin Rose

Setelah membayar, Rose akhirnya berganjak pergi dari sana. Dia akan meminta orang suruhannya untuk menyelidiki soal Jane, sosok laki laki yang sudah membuatkan dirinya terpesona itu "Jadi nama dia Jane hurm?" Gumam Rose menghidupkan mobilnya.















Jane meringis ketika sang Mama mengobat luka diwajahnya itu "Shh, perih Ma"

"Kamu pindah saja ya dari kampus itu" ujar Hana dengan khawatir.

Jane menggeleng "Tidak Ma. Jane tidak apa apa kok"

"Tapi sampai kapan kamu bakalan dipukul hurm? Mama sudah tidak tahan Jane!"

Jane menggenggam kedua tangan Hana "Ma, Jane pasti bisa kok! Jane janji akan menjaga diri Jane jadi Mama jangan khawatir ya" bukan tanpa alasan Jane tidak ingin pindah dari kampus itu, dia tahu sang Mama tidak mempunyai uang makanya dia tidak ingin membebankan Mama nya itu.

Hana menghela nafasnya dengan kasar " Ya sudah lah. Kalau kamu sudah tidak tahan, kamu bilang saja sama Mama. Mama akan berusaha mencari uang untuk memindahkan kamu ke kampus yang lebih bagus"

"Tidak perlu Ma. Mendingan uangnya disimpan untuk keperluan obat Papa saja. Lagian Jane juga sudah mau lulus kok" tolak Jane memberikan gummy smile nya kepada sang Mama.













:
:

Sejak pulang dari toko roti itu, Rose terus melamun memikirkan sosok laki laki yang baru ditemui olehnya itu.

Apa apaan ini? Kenapa bayangan sosok cowok itu terus saja muncul dipikirannya? Apa dia sudah jatuh cinta pandang pertama?

"Gila!! Tuh cowok ganteng banget jir!!!" Teriak Rose menutup wajahnya menggunakan bantal.

"SIAPA YANG GANTENG?!!"

Teriakan seseorang sontak membuatkan Rose kaget. Ditatapnya sosok yang tiba tiba duduk disampingnya itu "Joyi!!! Lo kagetin gue jirr!" Marah Rose.

Joy, satu satunya sepupu Rose itu terkekeh. Dia memang sudah sering kemansion itu si makanya tadi dia bisa masuk dengan santainya saja "Ya maap. Lagian elo si ngelamun mulu" ujarnya tanpa bersalah " By the way, siapa yang ganteng?"

Rose memutar bola matanya dengan malas "Ada dong. Lo tidak boleh tahu! Nanti bisa bisanya elo ikutan naksir"

"Dih, gue sudah punya tunangan ya. Tidak jomblo seperti elo nih" cibir Joy.

"Gue yakin si gue bakalan ketemu sama calon masa gue dalam waktu yang terdekat" ujar Rose tersenyum bangga.

"Siapa si orangnya? Gue penasaran deh"

Rose menatap Joy dengan serius "Tadi gue ketemu sama cowok yang ganteng banget tapi dia seperti polos deh"

"Polos?"

"Iya. Dia juga sepertinya masih kuliah"

"Heol!! Lo suka sama brondong?!!"

Ingat sekali Rose membekap mulut sepupunya yang terus berteriak itu.

"Kenapa? Masalah buat elo!?" Tanya Rose galak.

Joy malah tertawa " Ya tidak masalah si. Bagus juga kalau elo sudah ketemu sama pilihan hati"

"Tapi gue bingung si. Gimana gue mau dekatin dia? Apa elo ada rencana?"

Joy berseringai "Seperti yang elo bilang, dia itu berondong bukan?" Rose mengangguk "Gimana kalau elo menjadi sugar Mommy dia saja?"

"Sugar Mommy?!!" Kali ini malah pemilik mansion yang berteriak dengan heboh.

"Wae? Gue yakin si elo masih bisa membiayai sugar baby elo itu. Lagian selama ini elo terlalu sibuk sama kerja elo dan uang elo bahkan sudah terlalu banyak. Tidak salah bukan kalau elo ingin menggunakan uang elo untuk kepentingan diri elo sendiri?" Santai Joy.

"Tapi penting dari mana njirrr!" Greget Rose.

"Ya penting lah. Memangnya elo mau menjomblo selama lamanya? Atau elo ingin memberi peluang untuk Mark?"

"Never!" Sahut Rose dengan cepat "Gue juga sudah risih ditempelin sama tuh cowok mulu si"

"Jadi, apa elo setuju sama ide gue itu?"

Rose terdiam. Dia mula memikirkan saran Joy yang sedikit aneh itu "Gue setuju si tapi untuk sekarang gue bakalan mengirim orang gue untuk mencari informasi soal cowok itu duluan" ujarnya pada akhirnya.








Tekan
👇

Sweet as Sugar✅Où les histoires vivent. Découvrez maintenant