-28-

820 135 4
                                    

Setelah pertemuannya bersama Rey waktu itu, Rey seakan menghilang membuatkan Mark yakin kalau temannya itu tidak ingin membantunya.

"Ck, sialan! Lo pikir gue tidak bisa melakukan semuanya sendiri huh? Gue akan langsung membunuh Jane saja!" Gumam Mark dengan marah.
















*

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan Jane dibuat kewalahan dengan Rose yang terus bermanja dengannya itu. Dia bahkan tidak bisa berangkat kekampus ataupun ke perusahan karena Rose merengek ingin ditemani.

Huft! Tidak apa apa! Semuanya demi kebahagian istri dan calon anaknya itu.

"Hubby" panggil Rose memainkan kerah baju yang dipakai oleh sang suami.

"Hurm? Kenapa Sayang?" ini Jane ngomongnya lembut banget loh.

Rose menggeleng. Dia betah menenggelamkan mukanya diceruk leher Jane bahkan dia sudah berada diatas pangkuan Jane. Sejujurnya, firasanya tidak enak makanya dia tidak ingin berjauhan sama Jane "Kamu bau"

"Ya bau lah soalnya aku belum mandi" sahut Jane. Dia memang ingin mandi si tapi Rose tidak memberinya izin bahkan untuk berganjak dari sofa saja dia tidak bisa. Sarapan? Belum juga si soalnya Rose lagi tidak ada mood untuk masak lagian Jane juga memang belum lapar.

"Hiks hiks"

"Hey kenapa?!" Jane panik dong soalnya si bumil tiba tiba saja tuh nangis.

"Mual" adu Rose terisak kecil.

"Mau muntah?" Tanya Jane mengelus punggung sang istri.

Rose menggeleng dan terus terisak. Dia memang merasa ingin muntah si tapi tidak ada juga isi yang akan dimuntahkan olehnya. Sekarang dia hanya merasa tidak nyaman saja makanya dia terisak.

"Kita kerumah sakit ya" ujar Jane khawatir.

"Tidak mau" sahut Rose sendu.

"Terus Sayangnya aku ini maunya apa hurm?" Tanya Jane penuh perhatian.

"Mau manja sama kamu saja" Urghh, gemesin banget si nih bumil.

"Kamu biarin aku mandi duluan ya. Nanti kamu bisa bermanja sama aku deh. Badan aku sudah lengket nih" ujar Jane.

Rose mengangguk patuh "Ya sudah. Tapi cepatan ya"

"Iya Sayangku" setelah meletakkan Rose diatas sofa, Jane bergegas kekamarnya. Dia akan mandi dengan segera agar istrinya tidak perlu menunggunya dengan lebih lama.
























Pukul 2 petang, Jane terpaksa meninggalkan Rose sendirian dimansion soalnya dia harus buru buru ke kampus untuk menyerahkan tugasannya kepada sang donsen.

Awalnya Rose tidak mengizinkan Jane untuk pergi namun setelah dibujuk, wanita itu akhirnya membiarkan Jane pergi.

Disepanjang perjalanan menuju ke kampus, Jane merasa aneh soalnya sedari tadi ada sebuah mobil sedang hitam yang seakan mengikutinya.

Drttt drtt

Dengan satu tangan yang memegang stir, Jane menyambar ponselnya dan mengangkat panggilan dari sang istri "Helo Sayang. Kenapa hurm?"

"Kamu sudah tiba dikampus?" Tanya Rose diseberang sana.

"Belum si"

"Hubby, firasat aku tidak enak" jujur Rose pada akhirnya.

Dahi Jane mengernyit "Tidak enak? Maksud kamu?"

"A-aku takut kamu kenapa napa. Hubby, tolong jaga diri kamu. Aku tidak ingin kehilangan kamu"

Jane tersenyum tipis "Sayang, dengarin aku. Aku akan menjaga diri aku kok. Kamu sama anak kita juga baik baik ya. Aku pergi tidak lama kok. Nanti aku kembali terus beliin cake buat kamu ya"

"Aku tidak mau cake. Aku hanya mau kamu pulang dengan selamat"

"Arreosso Sayang. Aku akan pulang dengan selamat. Love you"

"Love you more"

Tut

Panggilan akhirnya dimatikan.

Brukk

Bersamaan dengan itu, mobil yang sedari tadi mengikutinya dari belakang itu tiba tiba saja menabrak mobil bahagian belakang Jane.

"Loh, apa apaan ini!" Gumam Jane.

Srettttt

Jane tidak mampu mengawal mobilnya lagi ketika mobil hitam dibelakangnya terus saja menabrak mobilnya.

Didepan Jane itu pula terlihatlah jurang yang berhubung kelaut. Jane berusaha memutar stir mobilnya namun gara gara mobil belakang yang terus mendorong mobilnya itu membuatkan mobilnya tidak bisa kabur.

Sial! Dia sudah benar benar terlambat.

"Rosie, maafin aku" gumam Jane tersenyum tipis sambil membayangkan senyuman sang istri.

Brukkkkkk

Akhirnya mobil Jane menabrak pembatas dan jatuh kedalam jurang yang berhubung dengan laut itu.

Mobil hitam yang mendorong mobilnya itu juga langsung berlalu pergi dari sana.
















*
*

Rose menggigit kukunya dengan cemas. Firasanya benar benar tidak enak dan dia sudah menghubungi Jane namun Jane masih belum mengangkat panggilan darinya. Apa Jane benar benar sibuk di kampusnya itu?

Drttt drttt

Dengan segera Rose menyambar ponselnya "Jisoo Oppa. Gimana? Apa Oppa sudah ketemu sama Jane?"

Terdengarlah helaan nafas Jisoo "Rose, kamu yang sabar ya"

Dahi Rose mengernyit "Oppa, jangan bikin aku takut. Ada apa? Dimana Jane? Dia bersama Oppa bukan?"

"J-Jane kecelakaan"

Deg

Nafas Rose seakan tercekat "T-tidak mungkin" lirihnya.

"Mobil yang dinaiki oleh Jane ditabrak dan jatuh kedalam jurang yang terhubung dengan laut. Sekarang pihak polisi lagi berusaha mencari keberadaan Jane"

"Kirim lokasi kecelakaannya!" Ujar Rose sebelum mematikan panggilan itu. Dia harus segera ke lokasi kecelakaan dan berharap agar semuanya hanya mimpi buruknya.











Akhir akhir ini aku memang lagi fall in love sama cerita sad si 😭

  Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang