-32-

889 146 2
                                    

10 menit sudah berlalu dan selama itu jugalah Jane menatap kedua sosok yang ada didepannya itu.

"Apa yang terjadi sama aku?" Tanya Jane dengan suaranya yang sedikit serak.

"Elo kecelakaan dan gue yang menyelamatkan elo. Perkenalkan, nama gue Rey dan gue temannya Mark"

Dahi Jane mengernyit "Kalau kamu teman Mark, kenapa kamu menolong aku? Bukannya seharusnya kamu ikut membenci aku seperti Mark yang membenci aku?"

Rey terkekeh kecil "Mark memang teman aku tapi aku tidak pernah mendukung dia melakukan hal gila"

Jane beralih menatap namja yang ada disamping Rey "Kamu siapa?"

"Aku Alex. Dokter peribadi yang merawat kamu waktu kamu koma"

"Biar gue jelaskan" timpal Rey membuatkan perhatian Jane kembali tertuju kepadanya "Jadi Mark berencana untuk membunuh elo. Kecelakaan yang terjadi sama elo itu memang ulah Mark. Waktu kecelakaan terjadi, gue menyelamatkan elo didalam laut. Gue membawa elo sedikit jauh dari kota agar Mark tidak tahu kalau elo masih hidup. Dan Alex ini sahabat gue. Gue yang meminta dia untuk merawat elo. Gue memang sengaja tidak memberitahu siapa siapa soal elo. Gue hanya takut Mark kembali berencana untuk membunuh elo. Tadi saja gue mendapat kabar sama orang suruhan gue. Mereka bilang kalau istri elo masuk rumah sakit karena Mark berusaha membunuh calon anak kalian"

Mata Jane sontak melotot. Astaga, bisa bisanya dia melupakan sosok istri dan anaknya itu "Aku harus ketemu sama istri aku!" Ujarnya panik.

"Tenang Jane. Kondisi Rose sama kandungannya baik baik saja kok. Tapi kandungannya sedikit lemah jadi Rose harus dijaga dengan extra posesif"

"Tolong bawa aku ketemu istri aku" pinta Jane.

Rey menatap Alex untuk meminta pendapat "Biarin saja Jane pergi. Kondisi dia juga sudah stabil tapi badannya masih lemah. Dia harus menggunakan kursi roda" jelas Alex. .

"Baiklah. Ayo kita berangkat sekarang"




















*

"Anak gue baik baik saja bukan?" Tanya Rose dengan suara lemahnya.

"Iya, dia baik baik saja kok. Tapi lo harus hati hati soalnya kandungan lo lemah" sahut Joy.

"Mark juga sudah ditahan polisi" ujar Jisoo yang ternyata sudah berada disana.

"Semoga saja dia mendapat hukuman yang berat" timpal Joy kesal.

"Dia pasti akan mendapat hukuman yang berat karena dia juga menjadi punca kecelakaan Jane" jelas Jisoo.

"Jadi dia yang membunuh suami aku?!" Tanya Rose marah.

"Iya. Dia membayar orang untuk menabrak mobil Jane" sahut Jisoo.

"Tuh cowok minta dihajar ya!" Lisa ikutan kesal.

Ceklekkk

Pandangan mereka sontak tertuju kearah pintu yang dibuka. Terlihatlah satu cowok yang mendorong masuk kursi roda yang diduduki oleh sosok yang dikenali oleh mereka.

"Jane!?!!" Heboh Joy.

Rey mendorong kursi roda Jane menghampiri Rose yang ada di kasur "Sayang" panggil Jane "Maaf, maafin aku" lirih Jane menggenggam tangan Rose.

Rose terus menatap Jane dengan matanya yang sudah berkaca kaca "A-aku tidak mimpi bukan? Kamu masih hidup?"

Jane mengambil tangan Rose dan meletakkan dipipinya "Aku masih hidup Sayang"

"Hiks bogoshipo" isak Rose

Rey menatap Jisoo "Kondisi Jane masih lemah. Mendingan lo meminta pihak rumah sakit untuk menyiapkan kasur juga untuk Jane"

Jisoo mengangguk patuh dan bergegas keluar dari ruangan itu.

Rey pula membantu Jane untuk duduk disamping Rose.

Dengan segera Rose memeluk suaminya itu "Hiks aku yakin suami aku ini masih hidup" isak Rose.

Jane beralih mengecup dahi Rose "Apa kamu sama anak kita baik baik saja?"

Rose mengangguk "Anak kita kuat"

"Syukurlah" Jane bernafas lega dan beralih mengecup bibir istrinya itu sekilas "Maaf karena baru muncul sekarang"

"Tidak apa apa. Melihat kamu masih bernafas saja sudah bikin aku merasa tenang" sahut Rose.

Beberapa menit kemudian, Jisoo memasuki ruangan itu dengan beberapa orang suster serta seorang Dokter.

"Jane, pindah kekasur ya" ujar Jisoo.

"Aniyo!" Timpal Rose beralih memeluk Jane dengan erat. Dia tidak ingin Jane menjauh dari dia.

"Saya Dokter Jinyoung yang sekarang akan menjadi Dokter kamu" ujar sang Dokter dan mula memasangkan infus ditangan Jane.

Jane meringis ketika jarum suntikan yang tajam menancap ditangannya.

"Pelan pelan Dok! Kasian suami saya kesakitan!" Ujar Rose galak.

"Heh, diam lo!" Timpal Joy menabok pundak Rose.

Yang lain hanya terkekeh. Aduh, posesif sekali si bumil ini.

Beberapa menit kemudian, sang suster dan Dokter akhirnya pamit keluar.

"Jadi elo siapa si?" Tanya Joy yang sedari tadi penasaran sama sosok Rey.

"Sebelum itu, perkenalkan, nama gue Rey" Setelah itu, Rey akhirnya menjelaskan semuanya persis seperti apa yang dia jelaskan kepada Jane.

"Rey-ssi, terima kasih karena sudah menyelamatkan Jane" ujar Rose

"Seharusnya aku meminta maaf sama kamu. Maaf karena tidak ngomong sama kamu soal Jane. Aku hanya takut kalau Mark tahu soal Jane yang masih hidup" ujar Rey.

"Tidak apa apa. Aku mengerti niat kamu dan aku bersyukur karena kamu ingin membantu Jane" ujar Rose.

"Sekarang Mark sudah ditahan polisi dan tidak ada lagi orang yang akan mengganggu rumah tangga kalian. Berbahagialah. Gue pamit pulang duluan. Kalau butuh bantuan, kabarin gue saja" ujar Rey berganjak pergi dari sana.

"Aku sama Lisa juga pulang ya" pamit Jisoo menggandeng Lisa pergi dari sana.

Tidak ingin mengganggu moment romantis Jane sama istrinya itu, Joy akhirnya ikut berpamitan pergi dari sana. Dia bersyukur karena dengan kembalinya Jane, sosok Rose yang dulunya juga pasti kembali.













  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now