-30-

822 133 13
                                    

Kandungan Rose sudah memasuki usia 3 bulan dan perutnya juga sudah sedikit membuncit. Selama itu juga dia sering menghabiskan waktunya dengan melamun dimansionnya.

Perusahan juga diuruskan sepenuhnya oleh Jihyo yang memang menjadi sekertaris kepercayaannya.

"Sampai kapan si lo ingin seperti ini?" Tanya Joy menghampiri Rose yang melamun ditaman belakang mansion.

"Gue terlalu mencintai dia dan kehilangan dia bikin gue kehilangan hidup gue" sahut Rose mengelus perutnya.

"Gue tahu lo memang mencintai dia tapi lo juga harus meneruskan hidup elo. Gue yakin Jane juga pasti tidak suka melihat kondisi elo yang sekarang" ujar Joy.

Rose menatap Joy dengan lirih "Nanti setelah anak gue lahir, lo tolong jagakan anak ini ya. Gue ingin menyusul dia"

"Lo jangan gila Roseanne!" Marah Joy. Dia memegang kedua pundak Rose "Anak elo butuh elo! Jangan hanya gara gara cinta elo itu, elo rela melihat anak elo membesar tanpa kasih sayang dari elo! Lo masih punya gue sama yang lain! Tapi gimana sama anak elo nanti? Dia tidak punya siapa siapa! Elo Mommynya dan dia butuh elo!"

Rose terisak dan dengan segera Joy membawanya kedalam dakapannya "Hiks gue sudah menjadi Mommy yang kejam bukan?" Isaknya.

"Tidak Se. Gue tahu kok kalau elo juga tidak bermaksud sama omongan elo tadi. Sekarang elo tenangkan diri lo ya. Lo harus kuat untuk anak elo. Dia satu satunya titipan Jane untuk elo" ujar Joy mengelus punggung Rose.




















*

Mark berjalan masuk kedalam mansion Rose dengan santainya setelah Joy membukakan pintu.

"Hai Rose. Aku bawakan bunga untuk kamu" dia menyerahkan bunga mawar merah yang dibawanya itu kepada Rose.

Rose mengambil bunga itu "Terima kasih" dia beralih menatap Joy "Untuk elo saja"

Joy mengambil bunga itu dan meletakkannya disamping "Apa elo tidak bosen kesini mulu?" Tanya Joy dengan malas.

Buat pengetahuan semua, Mark memang sering berkunjung kemansion dengan alasan dia ingin menghiburkan Rose walaupun nyatanya Rose risih dengan kehadirannya.

"Untuk apa gue bosen? Lagian gue kesini untuk ketemu sama Rose, bukan sama elo" sahut Mark "Jadi, bisa elo tinggalkan gue berdua sama dia?"

"Tidak bisa dan tidak akan! Nanti elo malah sakitin dia" sahut Joy

"Gue tidak mungkin menyakiti orang yang gue cintai kali" sahut Mark malas.

"Bodo amat" sahut Joy memainkan ponselnya.

Mark mendengus sebal dan beralih menatap Rose "Ini aku juga ada bawakan bulgogi untuk kamu. Ini Mommy aku yang masak loh. Dia bikin ini khusus untuk kamu. Tolong dimakan ya. Aku tidak ingin Mommy aku sedih"

Rose menatap bulgogi itu dengan ragu. Sejujurnya, dia sudah mengidam untuk memakan bulgogi dan Mark datang disaat yang tepat.

"Makan saja Rose. Aku tidak mungkin ngeracuni kamu" lanjut Mark ketika melihat Rose yang ragu itu.

"Baiklah. Terima kasih" ujar Rose dan mula memakan bulgogi itu "Enak. Bilang terima kasih sama Tante dan maaf karena sudah merepotkan"

Mark tersenyum "Nanti aku sampaikan" dia melirik jam ditangannya "Ya sudah, aku pulang duluan ya" pamitnya.

"Pulang saja sono" timpal Joy tanpa menatap Mark.

Mark memutar bola matanya dengan malas dan berganjak keluar dari mansion. Tanpa disedari, namja itu tersenyum dengan smirk khasnya.

"Kenapa tidak bilang sama gue kalau elo mau makan bulgogi?" Tanya Joy.

"Awalnya gue tidak mau si tapi pas ngeliat bulgogi yang dibawa sama si Mark, gue malah pengen. Sepertinya gue ngidam deh" sahut Rose.

Joy mengangguk paham "Gue ketoilet dulu ya" dia bangkit dan berjalan ke toilet meninggalkan Rose.

Rose pula lanjut memakan bulgogi itu namun sedetik kemudian rasa aneh mula menjalar di tenggorokannya.

Uhukkk

Dia seakan sulit untuk bernafas. Nafasnya juga seakan tercekat. Ingin berteriak meminta tolong juga dia tidak bisa.

Dahinya mengernyit ketika perutnya ikut merasa sakit. Dia melirik kebawah dah terlihatlah darah yang sudah merembes membasahi celananya.

"Rose!" Joy yang tiba tiba muncul itu langsung berteriak panik.

Rose mula terisak. Dia benar benar kesakitan bahkan dia juga ikut merasa ketakutan. Dia sudah kehilangan Jane dan sekarang dia tidak ingin kehilangan anaknya itu lagi.

Joy bergegas menyambar kunci mobilnya dan membantu Rose berjalan menuju kemobil.

"Lo harus tenang. Jangan panik. Semuanya pasti baik baik saja" Joy berusaha menenangkan Rose sebelum dia menjalankan mobilnya menuju kerumah sakit.

Rose menggigit bibir bawahnya bagi menahan sakit yang dirasakan olehnya itu. Dia berusaha tenang namun dia tidak bisa. Dia benar benar dilanda panik.

Setelah beberapa menit berlalu, dia akhirnya sudah tidak mampu mempertahankan kesedarannya lagi dan dia pingsan membuatkan Joy semakin panik.

"Mark! Gue akan membunuh elo kalau Rose sama calon ponakan gue kenapa napa!" Gumam Joy marah.

















  Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang