-43-

906 133 8
                                    

Jane terbangun dari tidurnya ketika merasakan ada sesuatu yang menempel di dahinya "Rosie?"

"Diam!" Ketus Rose yang sekarang lagi mengompres dahi Jane.

"A-aku tidak bermimpi bukan? Kamu benaran disini? Kamu tidak pergi tinggalin aku?" Tanya Jane dengan mata berkaca kaca.

"Kalau kamu mau aku pergi, aku akan pergi" sahut Rose datar.

"Aniyo! Jangan pergi!" Dengan posisi yang masih rebahan, Jane beralih memeluk perut Rose "Jangan tinggalin aku lagi"

Dapat Rose rasakan suhu hangat dari badan sang suami itu "Kita bahas soal ini nanti saja. Sekarang kamu makan terus minum obat" dia membantu Jane bangkit dari rebahan dan mula menyuapi bubur yang sudah dia suapkan kepada Jane.

Dengan terus menatap sang istri, Jane membuka mulutnya untuk menerima suapan. Ah, betapa baik nya sosok istri yang sudah dia sia siakan itu.

Setelah menghabiskan bubur serta meminum obatnya, Jane kembali tidur namun dia tidak melepaskan tangan Rose. Dia takut kalau dia melepaskan Rose, istrinya itu bakalan pergi tinggalin dia.

"Jangan sakit. Aku khawatir" gumam Rose mengelus pipi gembul sang suami.

Tangisan Baby Kim mula kedengaran. Perlahan lahan Rose melepaskan genggaman tangan Jane dan dia berganjak menghampiri Baby Kim "Shh, anak Mommy kenapa hurm?" Digendongnya sang anak dan membawa anaknya turun kelantai bawah agar tangisan sang anak tidak mengganggu tidur Jane.

"Jaemin lapar? Mau uyyu?" Tanya Rose mendudukkan dirinya disofa diruang tamu.

Tangisan Baby Kim akhirnya terhenti ketika Rose mula menyusuinya.

"Rosie!! Sayang, kamu dimana!?"

Baby Kim yang berada di gendongan Rose tersentak kaget ketika mendengar suara teriakan sang Daddy dari lantai atas.

"Shhh, jangan peduli sama Daddy kamu" ujar Rose menepuk pantat sang bayi dengan pelan.

"Rosie!" Jane berlari menghampiri mereka. Dia akhirnya bisa bernafas lega ketika melihat sosok istri dan anaknya itu "Aku pikir kamu tinggalin aku" dia beralih duduk disamping Rose.

"Jauh jauh ih!" Rose menjauh dari Jane

"Kenapa? Kamu sudah jijik untuk dekat sama aku? Aku tahu aku memang bodoh. Tidak pantas bersama kamu" ujar Jane sendu.

"Ngaco ya kamu! Kamu itu sakit, jangan dekat dekat sama Jaemin. Nanti Jaemin ketularan sakit" omel Rose.

Jane cengesan "Hehe, kirain kamu sudah tidak sanggup untuk duduk dekat sama aku"

"Ya memang tidak sanggup si. Bukannya aku memang tidak pantas bersama kamu? Kamu duduk saja disamping Suzy itu. Dia lebih cantik dari aku bukan?" Sinis Rose.

"Ihh! Jangan diungkit dong" rengek Jane.  Sekarang dia merasa malu kalau mengingat kelakuannya yang sudah selingkuh itu.

Rose menahan senyum. Mau marah si tapi sosok suaminya malah gemesin. Urghh!!

"Tolong berikan aku peluang kedua. Aku janji tidak akan melakukan kesalahan yang sama" ujar Jane yang kembali serius.

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah. Aku memberi kamu peluang kedua tapi kalau kamu kembali mengulangi kesalahan kamu ini, kamu tidak akan bertemu aku sama Jaemin lagi!" Tegasnya diakhir kata.

Setetes air mata mengalir dari sudut mata Jane. Ya Tuhan, Jane bahagia. Akhirnya dia bisa mendapatkan peluang kedua dari istrinya itu "Terima kasih Sayang"

"Jangan nangis ih! Cengen banget" ledek Rose.

"Jaemin sudah tidur. Biar aku saja yang membawa dia kekamar" ujar Jane.

"Tidak! Kamu tidak boleh menyentuh Jaemin sebelum kamu sembuh!" Ujar Rose yang bangkit dan berganjak kelantai atas.

"Sayang" rengek Jane layaknya anak kecil











Hari demi hari berlalu dan Jane sudah sembuh. Sekarang hot Daddy itu lagi menggendong Baby Kim di taman belakang mansion.

"Maafin Daddy ya karena sudah cemburu sama kamu" bisik Jane mengecup pipi sang anak.

"Ini sudah jam 9. Mendingan kamu berangkat ke perusahan saja deh"

"Hari ini aku tidak ke perusahan. Capek ah, aku mau istirahat saja" sahut Jane.

Rose mengangguk paham "Minggu depan acara ulang tahun perusahan bukan?"

"Iya. Kamu sama Jaemin harus datang ya"

"Pasti aku datang. Aku ingin client pada tahu kalau kamu sudah menikah bahkan sudah punya anak!" Ujar Rose membuatkan Jane terkekeh kecil "Ngomong ngomong, apa kamu tidak ingin melanjutkan impian kamu?"

Dahi Jane mengernyit "Bukannya aku sudah bekerja di perusahan kamu?"

"Aku tidak mau egois. Kamu pasti punya impian. Jadi kamu bisa melanjutkan impian kamu itu. Soal perusahan biar nanti aku pikirkan" jelas Rose.

Jane tersenyum tipis "Kamu tidak perlu pikirin soal itu. Aku sudah memutuskan untuk lanjut bekerja di perusahan. Sekarang aku sudah tidak peduli soal impian aku. Apa pun keputusan yang akan aku lakukan, aku akan menomer satukan kamu sama Jaemin duluan"

Rose tersenyum hangat. Sekarang dia yakin Jane bakalan benar benar berubah dan tidak akan mengulangi kesalahannya yang dulu lagi.








Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now