-25-

945 153 15
                                    

Sedari tadi Rose terus menghubungi Jane namun panggilannya itu tidak dijawab membuatkan perasaannya menjadi khawatir. Dia sudah menghubungi Jihyo namun sekertarisnya itu mengatakan kalau Jane belum ke perusahan membuatkan dirinya menjadi semakin khawatir.

"Apa gue susul saja dia ke kampus?" Gumannya menggigit kukunya dengan cemas.

Tanpa memikirkannya lagi, dia menyambar kunci mobilnya dan bergegas menuju ke parkiran. Tidak lupa juga dia menghubungi Jisoo agar Jisoo ikut menyusulnya ke kampus.













*
*

Beberapa jam berlalu dan Jane akhirnya tersadar dari pingsannya. Dia mengernyit ketika merasakan pusing dikepalanya itu.

"Rose" gumamnya ketika mengingati sosok sang istri.

Dengan segera dia bangkit dan berjalan kearah pintu. Sial! Pintu itu sudah dikunci dari luar dan dia tidak bisa kabur.

Jane bergegas mencari keberadaan ponselnya disaku celananya namun sepertinya ponselnya sudah diambil oleh kedua pria yang menguncinya itu.

"Sunbae!! Lepasin aku!" Teriak Jane. Namun semuanya percuma karena kamar itu kedap suara jadi tidak ada siapa siapa yang bisa mendengarkannya.

"Rosie, maafin aku" lirihnya terduduk lemah dilantai.















*

"Aku sudah bertanya sama Jung songsaenim dan dia bilang kalau kelasnya sudah bubar dari jam 10" ujar Jisoo.

"Sekarang sudah hampir jam 5 sore. Jadi dimana Jane?" Tanya Rose khawatir.

"Sebentar" Jisoo bergegas menghampiri seorang yeoja yahg dikenalinya "Permisi, apa kamu melihat Jane?"

Yeoja itu mengernyit "Ah, aku melihat Jane pergi bareng Krystal"

"Ouh, terima kasih" ujar Jisoo bergegas menghampiri Rose.

"Gimana Oppa?" Tanya Rose.

"Ada yeoja yang bilang kalau dia melihat Jane pergi bersama Krystal"

Dahi Rose mengernyit "Krystal? Apa dia cewek yang diceritakan oleh Lisa itu?"

Jisoo mengangguk "Dia yang selama ini berusaha mendekati Jane"

"Sial! Kemana dia membawa Jane?!" Kesal Rose.

"Aku tahu dimana rumah Krystal. Kita kesana saja" ujar Jisoo.

Rose mengangguk "Siapin bodyguard yang lain! Kita harus bikin perhitungan!" Ujarnya dengan sorot mata yang tajam.

"Kamu yakin?" Tanya Jisoo ragu.

Rose bersmirk "Aku tidak akan pernah membiarkan siapa siapa mengambil milik aku tapi sekarang mereka malah memancing emosi aku duluan"

Jisoo mengangguk paham. Sudah lama dia bekerja dengan Rose jadi dia sudah memahami sosok atasannya itu. Melihat smirk Rose itu membuatkan Jisoo yakin kalau Rose sudah benar benar emosi.




















*
*

"Kapan Daddy akan melakukan acara pernikahan aku itu?" Tanya Krystal.

"Secepatnya Sayang" sahut Jeongha "Tapi kamu tahu dia sudah menikah bukan?"

Krystal mengangguk "Aku tidak peduli si. Setelah aku menikah dengan dia, aku akan memastikan istri pertama dia itu pergi tinggalin dia"

Brakkkk

Pintu mansion yang didobrak secara kasar itu membuatkan keduanya tersentak kaget.

"Kita ketemu kembali Jeongha-ssi" smirk Rose berjalan dengan santai menghampiri Jeongha.

Tidak lupa juga dengan Jisoo bersama beberapa pria berjas hitam yang menyusulnya dibelakang.

"M-Mrs Roseanne" Jeongha kelihatan ketakutan. Siapa yang tidak mengenali sosok Rose? Ck, tidak ada! Perusahan Jeongha dulu pernah bekerjasama dengan perusahan Rose namun dengan begonya dia malah mengkhianati Rose dan Rose yang sudah emosi langsung saja menghancurkan perusahan Jeongha membuatkan pria itu harus memulakan business nya dari awal.

"A-ada apa Mrs kesini?" Tanya Jeongha hati hati. Dia benar benar takut kalau Rose kembali menghancurkan perusahannya itu.

"Jeongha-ssi, apa anda sudah lupa sama ancaman saya dulu? Kenapa anda kembali mengganggu hidup saya hurm?" Tanya Rose terkesan santai namun suaranya benar benar dingin.

"A-apa maksud Mrs? Saya sudah tidak mengganggu Mrs" sahut Jeongha.

Rose beralih menatap Jisoo. Seakan mengerti dengan tatapan itu, Jisoo bergegas berlari kelantai atas untuk mencari keberadaan Jane.

"Apa apaan ini?! Siapa kalian hah?!" Teriak Krystal dengan marah.

"Krys, diam!" Tegur Jeongha agar sang anak tidak kembali memancing emosi Rose.

Tidak butuh waktu yang lama, Jisoo kembali bersama Jane "Rosie!" Kaget Jane.

Rose sontak tersenyum dan beralih memeluk Jane "I miss you" rengeknya manja.

"Maafin aku ya" ujar Jane merasa bersalah.

Rose menggeleng dan melepaskan pelukannya itu. Dia beralih menatap Jeongha dan tatapannya kembali menjadi tajam "Jeongha-ssi, berani banget ya anda mengurung suami saya di rumah anda ini!"

"S-suami?!" Ulang Jeongha kaget.

"Apa alasan anda membawa suami saya kesini?!"

"M-maaf Mrs. A-anak saya mencintai Jane dan s-saya membawa Jane kesini agar bisa menikahkan mereka" jujur Jeongha.

Rose berdecih "Persetan dengan cinta itu! Jane milik saya! Suami saya! Dan saya tidak akan pernah membiarkan siapa siapa pun menikahi suami saya termasuklah anak anda itu!" Teriaknya marah.

"M-maafin saya Mrs. S-saya berjanji untuk tidak mengganggu Jane lagi" ujar Jeongha ketakutan.

"Daddy apa apaan sih! Pokoknya Jane harus menikah sama aku!" Kesal Krystal.

"Nanti Daddy carikan cowok yang lain untuk kamu!" Sahut Jeongha.

"Tidak! Aku hanya ingin Jane!" Sahut Krystal namun Jeongha tidak peduli.

"Tolong maafin kami Mrs" ujar Jeongha.

Rose menggedikkan bahunya dengan acuh. Dia beralih menatap Jisoo "Silakan"

Jisoo yang memahami artinya langsung saja mengangguk "Hancurkan barang barang dimansion ini!" Teriaknya memberi arahan.

Hal itu sontak membuatkan semua pria berjas hitam yang datang bersamanya itu langsung menjalankan arahan dari sang atasan.

Jeongha hanya mampu menangis ketika melihat barang barang didalam mansionnya itu dihancurkan.

"Selamat menikmati kehancuran ini" ujar Rose menarik Jane pergi dari sana.










  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Where stories live. Discover now