-5-

1.3K 181 7
                                    

Dengan tatapan kosongnya Jane duduk disamping makam kedua orang tuanya. Para pelayat sudah pada pulang meninggalkan Jane yang tidak ada niatan untuk berganjak pergi dari sana.

Semuanya seakan mimpi. Baru saja tadi pagi dia mengobrol dan bercanda bersama kedua orang tuanya namun kecelakaan ini secara tiba tiba merenggut nyawa orang tuanya.

Sekarang apa yang harus Jane lakukan? Dia sudah tidak punya siapa siapa lagi. Kerabatnya saja tidak peduli kepadanya itu.

Papa Jane memang sudah tidak mempunyai keluarga dan Mamanya masih mempunyai seorang abang. Namun sayangnya sang abang tidak pernah membantu keluarga itu gara gara pernikahan Hana dan Jeongha tidak pernah direstukan.

Seperti sekarang, setelah pemakamam sang adek, Hanwoo langsung saja berganjak pergi dari area pemakamam tanpa menyapa Jane, ponakannya itu.

"Ma, Pa, kenapa kalian meninggalkan Jane sendirian? Jane sudah tidak punya siapa siapa. Percuma kalau Jane masih hidup bukan?" Lirih Jane

"Kamu masih ada aku kok"

Sahutan itu membuatkan Jane sontak beralih menatap kearah sumber suara. Terlihatlah Rose yang berdiri disampingnya dengan memakai pakaian serba hitam "Aku turut berduka" lanjut Rose.

"Terima kasih" ujar Jane singkat "Tapi, untuk apa Tante kesini? Kita bahkan tidak pernah akrab"

"Kita memang tidak pernah akrab tapi suatu hari nanti kita pasti akan akrab bahkan kita akan menjadi pasangan" sahut Rose yang terkesan santai itu.

Jane yang memang polos itu malah kelihatan bingung "Maksud Tante?"

Bukannya menjawab pertanyaan Jane namun Rose malah mengelus kepala Jane "Jangan pernah berpikir kalau kamu sendirian di dunia ini. Masih ada banyak orang yang akan menyangi kamu"

"Memangnya siapa yang akan menyayangi aku?" Polos Jane.

Rose mendekatkan bibirnya di kuping Jane "Anak anak kita dimasa depan. Mereka tidak mungkin membenci Papa mereka bukan?" Bisiknya menggoda.

Jane hanya melongo dengan bingung. Apa Tante didepannya itu salah minum obat?

Rose beralih menatap makam Hana sama Jeongha. Dia menunduk seakan menyapa keduanya "Kalian tenang saja. Aku akan menjaga Jane" batin Rose sebelum berganjak pergi dari sana.

Flashback

"Ngapain elo pagi pagi sudah kesini?" Tanya Joy menatap sepupunya itu.

Rose mendengus "Seperti biasa, gue harus membeli obat tidur. Tadi malam gue tidak bisa tidur karena insomnia gue kambuh" sahutnya.

Joy yang memang seorang Dokter itu menghela nafasnya dengan kasar "Jangan meminum obat tidur secara berlebihan. Itu bahaya untuk kedepannya"

"Gue pasti akan bisa tidur dengan nyenyak suatu hari nanti setelah kehadiran dia" sahut Rose.

Joy menaikkan salah satu alisnya "Kehadiran Baby sugar lo itu?"

"Dih, malah diperjelas lagi"

Tok tok tok

Ceklekk

Pintu ruangan Joy dibuka dan masuklah seorang suster "Maaf mengganggu Dok, ada pasien yang ingin melakukan check up"

"Baiklah, biarkan dia masuk" sahut Joy

Tidak butuh waktu yang lama, masuklah seorang pria yang duduk diatas kursi roda yang didorong oleh sang istri.

Rose melotot ketika menyadari sosok itu "Buset! Calon mertua gue nih" bisiknya pada Joy.

Joy menatap Rose dengan bingung namun sedetik kemudian dia mula memahaminya "Ah, selamat pagi Tuan Kim, Nyonya Kim" ujar Joy.

"Selamat pagi juga Dok" sahut Hana

"Seperti biasa, saya akan membawa Tuan Kim melakukan terapi sama Dokter Jae" ujar Joy mendorong kursi roda Jeongha menuju keruangan terapi.

"Permisi Bu" langkah Hana yang ingin menyusul suaminya itu terhenti ketika Rose menyapanya "Apa Ibu ingat sama aku?" Tanya Rose.

Hana menatap Rose dengan tatapan bingungnya "Aku yang pernah ketoko roti Ibu" jelas Rose.

"Ah, kamu" sahut Hana yang sudah mengingatinya.

Rose tersenyum "Aku ingin bicara sama Ibu. Apa bisa?"











Disini lah Rose bersama Hana, dibangku taman rumah sakit yang masih sepi itu.

"Jadi, ada apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Hana

"Sebelum itu perkenalkan, nama aku Rose" Rose memperkenalkan dirinya dengan sopan "Aku ingin bicara soal anak Ibu"

"Jane? Apa Jane menyakiti kamu?" Tanya Hana kelihatan khawatir

Rose sontak menggeleng "Bukan Bu" sahutnya dengan cepat "Sejujurnya aku jatuh cinta sama anak Ibu"

"Mwo?!" Hana berseru kaget "G-gimana bisa?"

"Aku tidak tahu. Tapi pertama kali aku ketemu sama dia, aku sering memikirkan soal dia dan sekarang aku sadar kalau rasa yang aku rasakan ini adalah rasa cinta yang sungguhan" sahut Rose "Maafin aku karena sudah bikin Ibu kaget tapi aku hanya ingin jujur sama Ibu" lanjutnya

Hana menatap Rose dengan serius "Tapi kasta kita berbeda. Melihat dari penampilan kamu saja sudah bikin saya tahu kalau kamu orang kaya. Jane hanya lah namja yang miskin. Dia tidak pantas untuk bersama kamu"

Rose menggenggam kedua tangan Hana "Aku tidak peduli soal kasta. Tidak ada kasta yang berbeda. Aku tulus sama perasaan aku"

Hana terdiam untuk beberapa detik. Dia menatap Rose dengan tatapan yang sulit diartikan. Dapat dia lihat kalau wanita didepannya itu benar bener tulus mencintai anaknya "Panggil saya Mama"

Senyuman sontak muncul dibibir indah Rose. Ah, sepertinya dia sudah mendapat restu dari calon mertua.

"Rose, Mama percaya sama kamu" ujar Hana "Kalau sesuatu terjadi sama Mama dan Papa, tolong jaga Jane ya. Jane anak yang polos dan dia sering disakiti. Mama percaya kalau kamu bisa bikin dia berubah menjadi cowok tangguh yang bisa mandiri"

Rose mengangguk "Aku janji akan menjaga anak Mama itu" sahutnya

Flashback off










  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora