-4-

1.3K 176 18
                                    

10 pm kst

Perlahan lahan Jane memasuki rumah yang ditinggali olehnya itu. Dia berharap  orang tuanya sudah tidur agar orang tuanya itu tidak melihat kondisi tangannya yang diperban.

"Jane"

Ah, sial! Dia malah ketahuan.

"Iya Ma?" Sahut Jane

Mata Hana melotot "Astaga Jane! Ini tangan kamu kenapa hah?!"

Jane meringis "T-tadi terkilir Ma. Mama tidak perlu khawatir" ujarnya

Hana menangkup kedua pipi sang anak "Apa kamu menjadi korban perundungan lagi hurm?" Melihat anggukan dari Jane membuatkan Hana menghela nafasnya dengan kasar "Sudah Mama bilang, kamu pindah saja dari kampus itu. Soal uang kamu tidak perlu pikirin. Biar Mama yang berusaha mencari uangnya"

Jane menggelang "Ma, Jane baik baik saja kok. Uang Mama itu mendingan disimpan untuk kebutuhan Mama sama Papa saja. Lagian Jane juga sudah kerja jadi Jane juga punya uang sendiri. Soal pindah kampus itu Jane tidak bisa. Biaya kampus itu tidak murah Ma. Jane masih bisa bertahan kok"

"Tapi sampai kapan sayang? Mama takut mereka menyakiti kamu lagi. Hanya kamu satu satunya anak Mama. Mama tidak ingin kehilangan kamu"

Jane tersenyum bagi menenangkan sang Mama "Semuanya pasti bakalan baik baik saja. Mama tenang saja" ujarnya membuatkan Hana hanya mampu pasrah.

"Besok Mama akan membawa Papa kerumah sakit" ujar Hana.

"Maaf Ma. Jane tidak bisa ikut membawa Papa kerumah sakit. Jane harus kuliah" ujar Jane merasa tidak enak "Tapi Mama tenang saja, nanti pagi Jane akan memesan taksi untuk membawa kalian kerumah sakit" lanjutnya.

"Ya sudah, tidak apa apa. Kamu fokus saja kuliah. Soal Papa biar Mama saja yang uruskan" ujar Hana dibalas anggukan dari Jane.













:
:

Pagi sudah tiba dan sekarang Jane sudah tiba dikampus. Dia langsung saja menjadi pusat perhatian para siswa siswi karena dia adalah korban perundungan. Tidak ada yang sudi berteman dengan Jane karena mereka tidak ingin ikut di rundung.

Lagian Qai adalah salah satu anak pendonor dikampus makanya tidak ada yang berani melawan Qai cs.

"Jane-ssi" langkah Jane terhenti ketika seorang yeoja berwajah datar menghampirinya.

Jane mengenali sosok itu. Yeoja itu adalah primadona kampus bahkan tidak dapat dipungkiri kalau Jane terpesona dengan kecantikan yeoja itu "Ada apa Krystal-ssi?" Sahut Jane.

"Kamu dipanggil keruangan donsen" dingin Krystal. Dia langsung saja berganjak pergi.

"Terima kasih!" Teriak Jane sebelum Krystal menghilang dari pandangannya.

Dengan wajah yang bingung Jane berganjak keruangan donsen.

Tok tok tok

Setelah mendengar sahutan dari dalam, dia berganjak memasuki ruangan itu "Permisi Pak Lee" sopannya.

"Jane, akhirnya kamu datang juga" ujar Pak Lee

Jane melihat sekitar ruangan itu. Dia kelihatan bingung. Untuk apa Qai bersama Dyo dan Jay ada disana?

"Baiklah Jane, saya tidak ingin basa basi. Apa benar kalau kamu memukul Qai?" Tanya Pak Lee.

Jane melotot "Aniyo! Aku tidak pernah memukul dia!" Sahutnya

"Bohong!" Sambar Dyo "Dia memukul Qai bahkan memeras uang dari Qai!" Lanjutnya.

"Aku sama Dyo saksinya! Dia sering memeras uang dari Qai" timpal Jay.

"Kamu sudah keterlaluan Jane. Apa kamu tahu kalau Qai ini anak kepada pendonor dikampus ini? Saya tahu kamu miskin tapi kamu tidak seharusnya memeras uang dari orang!" Ujar Pak Lee memarahi Jane.

"T-tapi Pak, aku tidak pernah memeras uang Qai" ujar Jane membela dirinya "Lagian Pak Lee juga tidak punya bukti kalau aku memeras Qai"

"Saya memang tidak mempunyai bukti tapi Daddy nya Qai ingin mengambil tindakan. Dia akan membawa hal ini kejalur hukum kalau saya tidak memberi kamu hukuman" sahut Pak Lee.

Jane beralih menatap Qai "Qai, aku mohon. Tolong jujur sama Pak Lee. Aku tidak pernah memeras uang kamu" mohonnya.

"Cukup Jane. Aku sudah sering memberikan uang aku buat kamu. Aku mohon, jangan pukul aku lagi" ujar Qai berusaha terlihat ketakutan.

"Jangan bohong Qai!" Sentak Jane tersulut emosi.

"Cukup Jane!" Halang Pak Lee "Sudahlah, jangan basa basi lagi. Kamu harus dihukum!"

Jane menghela nafasnya dengan lirih. Percuma dia membela dirinya kalau nyatanya tidak akan ada yang mempercayai dirinya "Baiklah Pak. Apa hukumannya?" Pasrahnya.

"Kamu bakalan dikeluarkan dari kampus ini!"

"Mwo?!" Jane melotot kaget. Apa ini? Kenapa dia harus menanggung hukuman atas sesuatu yang tidak dia lakukan?

Drtt drtt

Bunyi deringan ponsel Jane membuatkan Jane sedikit menjauh dari sana "Maaf Pak" ujarnya sebelum menerima panggilan itu.

Deg

Nafas Jane seakan tercekat ketika mendengar omongan sosok yang menghubunginya itu. Tanpa mempedulikan Pak Lee, dia berlari keluar dari ruangan itu.















:
:

Dengan nafas yang memburu Jane tiba dirumah sakit. Dia menghampiri petugas polisi yang berada didepan ruangan ICU "Permisi Pak"

"Apa kamu Jane Kim?" Tanya salah satu petugas polisi itu

"Iya Pak" sahut Jane

Petugas polisi itu kelihatan menghela nafasnya dengan kasar. Dia mengusap pundak Jane "Taksi yang dinaiki oleh orang tua kamu kecelakaan. Nyawa mereka tidak dapat diselamatkan dan sekarang kedua orang tua kamu sudah dibawa keruang jenazah"

Deg











  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora