-18-

1.2K 168 6
                                    

Pagi tiba dan Rose terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara tangisan seseorang.

Sebentar!

Tangisan?!

"Jane?! Kenapa kamu menangis?!" Rasa kantuknya sontak hilang ketika melihat sang cowok menangis disampingnya.

"Hiks apa yang sudah kita lakukan Mom?" Isak Jane.

Rose terdiam. Dia masih mencerna apa yang terjadi. Apa Jane menangis hanya gara gara apa yang terjadi diantara mereka? Bukannya seharusnya Rose yang menangis? Tapi kenapa sekarang malah Jane yang menangis? Jadi sekarang siapa yang cowok?

"Jane, tenang" Rose berusaha menghentikan tangisan si polos itu.

"Hiks gimana aku bisa tenang Mom. Aku sudah menjadi laki laki brengsek. Hiks aku sudah jahat sama Mommy" ujar Jane sesenggukan.

Astaga. Rose benar benar pusing sama kelakuan cowok kesayangannya itu "Jane, tatap Mommy" Rose menangkup kedua pipi Jane "Lupakan saja soal tadi malam. Tadi malam kamu mabuk jadi Mommy tidak menyalahkan kamu kok" ujarnya.

"Soalnya yang salah itu Mommy" batin Rose menahan kekehannya.

"Apa Mommy tidak marah?" Tanya Jane menghapus air matanya.

"Mommy tidak marah kok. Tenang saja ya" sahut Rose mengusap air mata Jane "Mendingan sekarang kamu mandi terus siap siap untuk kekampus" lanjutnya.

Jane mengangguk dan berganjak menuju kekamarnya. Melihat Rose yang tidak marah itu membuatkan dirinya merasa tenang.

"Polos banget si nih cowok" gumam Rose terkekeh jahil.














Jane tiba dikampus namun dia tidak melihat keberadaan Qai cs. Dimana ketiga sosok itu? Dia cukup kesal sama ulah ketiga cowok yang sudah memaksanya mabuk itu. Andai saja Jisoo tidak datang membantunya, dia pasti akan terpancing sama godaan yeoja yang terus menggodanya itu dan ianya pasti akan  berakhir dengan dirinya yang akan dihukum oleh Rose.

"Kamu mencari Qai, Dyo sama Jay?" Tanya Jisoo yang menyadari gelagat Jane.

Jane mengangguk "Apa Hyung melihat mereka?"

"Mereka sudah dikeluarkan dari kampus ini"

"Mwo?! Tapi kenapa? Dan gimana bisa?!" Kaget Jane.

Jisoo terkekeh kecil dengan tangannya yang menepuk pundak Jane "Mommy kamu. Dia yang meminta aku menghukum orang yang sudah menyakiti kamu"

Mendengar kata kata Jisoo itu membuatkan Jane mengingat kejadian yang baru saja terjadi itu "Apa Hyung bisa menemani aku? Ada sesuatu yang harus aku tanyakan sama Hyung"

"Kita ke taman belakang kampus ini saja" ujar Jisoo membawa Jane ketaman belakang kampus.









Setibanya disana, Jane langsung menceritakan kejadian yang terjadi membuatkan Jisoo kaget dan juga terkekeh "Astaga. Rose agresif sekali" gumamnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku cowok brengsek" ujar Jane ketakutan.

"Bukannya Mommy kamu tidak marah soal itu? Jadi, apa lagi yang kamu pikirkan?" Tanya Jisoo.

Jane menghela nafasnya "Aku tetap saja merasa takut. Aku tidak berhak keatas Mommy. Aku bukan suami Mommy"

Jisoo tersenyum tipis "Aku ingin kamu jujur"

"Jujur soal?"

"Apa yang kamu rasakan ketika kamu bersama Rose?"

"Aku merasa bahagia. Aku juga sayang sama Mommy. Walaupun aku baru saja kenal sama Mommy, aku sudah merasa nyaman bersama dia. Ada satu perasaan yang sulit untuk aku jelaskan dan sepertinya hanya aku yang merasakannya" jujur Jane.

"Jadi kamu suka Rose?"

Jane mengangguk "Dia manis, seperti gula"

"Manis?"

"Senyumannya itu menjadi candu untuk aku. Aku tidak suka melihat dia bersedih" lanjut Jane.

"Apa perasaan yang kamu rasakan ketika bersama Rose itu sama seperti ketika kamu bersama Mama kamu?"

Jane terdiam namun sedetik kemudian dia menggeleng "Rasanya berbeda"

"Rasanya berbeda karena kamu bukan menganggap dia sama seperti Mama kamu tapi kamu menganggap dia sebagai seorang wanita" ujar Jisoo.

"Maksud Hyung? Aku tidak mengerti" Jane menggaruk kepala belakangnya dengan bingung.

"Kamu mencintai Rose. Dapat Hyung lihat tatapan cinta kamu itu" ujar Jisoo.

"Tidak mungkin! Aku menganggap dia sebagai Mommy aku saja" sangkal Jane.

"Jane, sekuat apa pun kamu berusaha menyangkalnya, kamu tidak bisa membohongi hati kamu sendiri" ujar Jisoo. Dia menepuk pundak Jane dengan pelan "Sekarang masih ada waktu untuk kamu belajar memahami perasaan kamu. Kamu harus tahu arti dari perasaan kamu itu. Jangan terlalu lama, nanti dia diambil sama orang lain dan disaat itu terjadi, kamu sudah tidak bisa bersama dia lagi" nasihat Jisoo membuatkan Jane bungkam.
















Joy menghela nafasnya dengan lelah ketika melihat sepupunya yang dengan santainya rebahan didalam ruangan kerjanya itu.

"Lo ngapain si disini?" Tanya Joy melepaskan jas Dokternya.

"Gue bahagia banget Joyi!! Akhirnya si polos itu menjadi milik gue!!" Ujar Rose antuasis.

Joy mengernyit namun sedetik kemudian dia melotot ketika menyadari arti dari kata kata Rose "J-jadi kalian sudah-" dia tidak melanjutkan kata katanya ketika melihat Rose mengangguk.

"Lo memang benar benar gila ya!" Seru Joy

"Gue gila gara gara dia" santai Rose.

Joy menghela nafasnya dengan kasar....

Hah~

Ada ada saja si kelakuan sepupunya itu.





  Tekan
   👇

Sweet as Sugar✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu