Part 8

100 17 1
                                    


sore itu setelah menjemput tara pulang sekolah, kami berhenti sebentar disebuah taman dekat komplek perumahan tara.

kami duduk di ayunan sambil memakan es krim gerobak yang kebetulan lewat saat aku dan tara sampai di taman.

"oh iya,,nih ada titipan dari lea" tara menyodorkan sebatang coklat dengan sebuah sticky notes warna merah muda yang sengaja di tempel disana.

"apalagi ini ra?"tanyaku

"coklatlah" jawabnya masih asyik memakan es krimnya

" bukan, maksudnya apa lagi sekarang?kan gue udah suruh lo nolak kalo lea nitip-nitip lagi"kataku

"itu kan ada notesnya, lo baca aja.

siniin coklatnya, gue udah sampein ke tangan lo nih ya kan? sekarang coklatnya gue yang makan" katanya sambil menyerobot coklat ditanganku dan menyerahkan sticky notes yang menempel kepadaku.

hei Raka,,

minggu ini kalau ada waktu, mau ngga nemenin aku nonton?

aku tunggu chat dari kamu ya,,,

-lea-

aku hanya mengernyitkan dahi setelah membacanya dan melipat kembali kertas itu lalu menaruhnya dikantung seragamku.

" apa katanya" tanya sambil memakan coklat

"lea ngajak nonton minggu ini" jawabku

"ooh,,, ni coklat lo" tara mengembalikan coklat yang tinggal setengah bar kepadaku

"makaaannnn...!!!"kataku sambil mengacak-ngacak rambutnya

"hiiissshhh.,,,,, resek lo. kampret.." seperti biasa tara akan selalu kesal jika diacak rambutnya.


>>><<<<

kami memutuskan pulang kerumah tara setelah bosan dan mual karena terlalu lama bermain ayunan.

sesampai dirumah tara, aku langsung menuju meja makan mengecek menu yang mama masak hari ini. sedangkan tara langsung naik kekamarnya di lantai dua.

"makan ka, mama masak sambal cumi kesukaan kamu tuh" sapa mama yang sudah sangat hafal dengan kebiasaanku setiap pulang sekolah.

karena ayahku sibuk bekerja aku memang lebih banyak menghabiskan waktuku dirumah tara, selain karena rumahku sepi aku bisa merasakan cinta ibu dari setiap masakan yang mama buat.

" iya,nungguin tara dulu ma.."jawabku

tak lama tara turun dan sudah berganti pakaian yang lebih santai,

kami duduk berhadapan dimeja makan, dan makan dengan tenang dan lahap.

untuk memecah keheningan akupun memulai pembicaraan dengan tara,

"menurut lo gue terima ajakan lea nggak ra?" tanyaku disela-sela kegiatanku mengunyah makanan. tara tidak menjawab dan tetap tenang menikmati makanan dipiringnya.

"tapi kan minggu ini kak teo manggung, emang lo ngga apa-apa gue ngga ikut nonton?" tanyaku lagi

" ngga apa-apa, lagian temen-temen kak teo lebih bisa di andelin daripada elo. mereka juga lebih asyik dan ngga nyebelin kaya elo. gue juga jadi bisa modusin kak sean tanpa ada elo yang terus nempelin gue " jawab tara

"ck,,emang gue setan nempelin elo?

ini beneran? jadi gue terima nih ajakan lea?"kataku memastikan pendapat tara.

tarapun meletakkan sendoknya dan meminum air putih disamping piringnya sampai tandas.

"lo yang mau jalan kenapa nanya gue?"tanya tara

" ya kan gue nanya pendapat lo ra" jawabku sambil melanjutkan makan

"liat gue" perintah tara, akupun meletakkan sendokku dan menatap tara

"lo suka sama lea?"tanya tara

"ngga tau" jawabku singkat

"gini ya ka,,

kalo lo ngga mau, ngga usah dipaksa.

tapi kalau lo mutusin buat nerima ajakan lea, lo punya dua opsi.

pertama lo bisa mulai coba buka hati buat lea,

kedua kalau emang lo ngga suka sama lea,ini kesempatan lo ngomong baik-baik ke lea buat berhenti nglakuin semua hal yang udah lea buat untuk elo selama ini dan itu artinya lo udah nolak dia. biar lea juga berhenti berharap lebih ke elo.

sekarang terserah elo sih ka, gue udah kasih pendapat."kata tara sambil mengacak-ngacak rambutku lalu berlalu pergi membawa piring makannya ke dapur.

sepanjang malam aku memikirkan perkataan tara, dan akihirnya memutuskan menolak ajakan lea dengan alasan acara keluarga dan menjanjikan lain waktu padanya.

untung saja lea percaya dan memahami alasanku.

dan tetap saja, lea tetap lea,

lea masih terus saja menitip salam dan bingkisan pada tara yang mengakibatkan tara melampiaskan kekesalannya padaku.

dia akan mengomel dan menyuruhku segera menemui lea dan mempertegas kemauanku.

entahlah, aku tidak bisa seperti tara yang selalu tegas dan tau apa yang benar-benar dia mau.

aku selalu saja ragu dan takut salah langkah.

padahal di usiaku sekarang, segala kesalahan yang ku perbuat akan selalu menjadi hal yang wajar dan termaafkan. karena aku masih remaja...



>>>---<<<

hai readers,please support my work by following my account and voting for this story.

don't forget to leave your comments too..

thanks guys,,,

love you all,,

-Author-

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now