Part 15

71 15 1
                                    

Marco dirawat di Rumah sakit selama 3 hari, selama itu pula setiap pulang sekolah aku selalu datang dan menemaninya sampai sore hari.

FYI, kasus perkelahian antar sekolah tempo hari sudah sampai ke telinga pihak sekolah. 

dan kami yang terlibat mendapat tindakan disiplin, untung saja kami hanya mendapat hukuman untuk menulis permintaan maaf dan pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. juga bertugas membersihkan seluruh kamar mandi sekolah selama satu minggu setiap pulang sekolah. bukan skors maupun dikeluarkan dari sekolah, bagaimanapun sebenarnya ini bukanlah hal yang patut disyukuri. tapi hukuman ini terbilang ringan untuk kesalahan kami yang mencoreng nama baik sekolah dan membahayakan diri dan orang lain.

di rumah sakit marco selalu sendirian, karena memang marco tinggal dengan kakek dan neneknya sehingga dia merasa tidak tega jika keduanya harus pulang pergi ker Rumah sakit untuk mengurusnya.

sepanjang hari kami hanya mengobrol, main games, atau terkadang aku juga ikut tidur di sofa ruang rawat marco.

"ngomong-ngomong kapan tara kesini lagi ka?" tanya marco tiba-tiba

"tara? kenapa tara kesini?" tanyaku tidak mengerti,aku hanya merasa tara tidak perlu menjenguknya kembali karena mereka hanya bertemu satu kali dan kurasa mereka tidak se akrab itu untuk saling berkunjung.

"enggak,,mau balikin earphone dia nih"katanya

"kan bisa nitip gue, tara juga pesen gitu kan tempo hari?"jawabku

"kalo gue mau balikin langsung aja nggak masalah kan ka?sekalian mau ngucapin terima kasih.

ngga enak gue kan make barang kesayangan dia masak balikinnya di titipin ke elo" kata marco

"boleh sih, ntar gue suruh dia mampir deh.

sekarang dia lagi latihan taekwondo" jawabku sambil mengerjakan tugas sekolah di atas lemari nakas disamping brankar marco.

" taekwondo? sabuk apa dia?"marco tampak antusias

"setau gue bulan kemarin dia naik sabuk merah"jawabku sambil tetap fokus mengerjakan tugas.

"wuooh,keren banget..

salut gue cewe bisa bela diri. terus tara suka apa lagi ka?" marco membicarakan tara dengan wajah berbinar. aku menghentikan kegiatanku dan menatap heran ke arah marco.

"kenapa jadi bahas tara?"tanyaku

"seru aja kayaknya, gue pengen tau lebih banyak tentang tara. ceritain dong ka!"pinta marco

"eeuummm,,,banyak sih,,yang gilanya dia aja ya. 

jadi dia itu hobinya ngoleksi series detective, dari conan,deathnote, black detective banyak deh.

tapi dia ngga berani bawa pulang kerumah karena takut dimarahin mamanya. jadi tiap beli komik selalu nitip tarok dikamar gue atau nitip ke si harie sohib ganjen dia tuh. 

duh rak buku kamar gue 70% isinya komik dia doank. pengen gue jual ke tukang loak tau nggak lama-lama"marco menyimak dengan antusias

"terus apalagi yang tara suka ka?"marco menunjukkan sisi lainnya yang jarang ku lihat, yaitu kepo. aku tidak tau marco bisa sebegitu ingin taunya tentang hidup orang lain.

tidak tau ada apa dengan marco, mungkin julukan yang melekat padanya bahwa dia playboy memang benar adanya.

entahlah, aku hanya berfikir bahwa tara adalah topik yang menarik untuk dibahas, jadi aku bercerita banyak tentang kekonyolan dan kegilaan tara pada marco. kurasa itu cukup menghidupkan suasana.


>>>-------<<<

Di hari terakhir marco di rumah sakit tara memenuhi permintaanku untuk mampir ke Rumah sakit mengambil earphone miliknya. tentu saja marco sangat senang, terlihat jelas dari ekspresi dan sorot matanya.

sedang tara? tentu saja gadis polos itu cuek-cuek saja.

seperti biasa dia selalu baik dan ramah pada siapapun, tara hanya tidak ramah padaku. dan itu bukan berarti tidak ramah sebagai bentuk sikap tidak suka, tara memang sering bersikap semena-mena padaku dan aku sudah biasa menerima itu semua. karena itu adalah cara kita menunjukkan seberapa dekat hubungan kita selama ini.

siapa juga yang bisa bersikap sesuka hati pada orang yang baru kita kenal?

saat kami bertiga sedang asyik mengobrol ada seorang laki-laki paruh baya datang ke kamar rawat marco, seketika raut wajah marco berubah dingin.

aku dan tara sempat bingung dengan ketegangan di antara marco dan laki-laki yang baru saja datang itu.

merasa suasana canggung ikut mengusik kami, aku dan tara memutuskan untuk pamit keluar dengan alasan pergi kekantin.

sekitar 15 menit laki-laki itu bertemu marco, laki-laki itu keluar dari kamar rawat marco dengan raut wajah sedih saat aku dan tara baru kembali dari kantin dengan minuman ditangan kami masing-masing.

terlihat laki-laki itu berdiri didepan pintu sambil menahan air matanya,saat menyadari kehadiran kami laki-laki itupun tersenyum dan menyapa kami.

"kalian teman-teman marco ya?saya ayahnya marco" sapanya mengulurkan tangan pada kami

"ah,,iya om. saya raka dan ini tara" jawabku membalas uluran tangan ayah marco bergantian dengan tara.

"om ngga bisa lama-lama nih, nitip marco ya" pamitnya sambil tersenyum

"iya om, hati-hati dijalan" jawab tara, kemudian kami saling pandang.

bukankah hari ini marco sudah bisa pulang, kenapa ayah marco justru pergi dan tidak menunggu dokter memberi ijin pulang?

setelah ayah marco pergi aku dan tara kembali ke kamar rawat marco, dan anehnya marco sudah kembali memasang wajah ceria. aku heran, tapi tidak berani bertanya apapun pada marco.

dokter sudah memeriksa kondisi terakhir marco dan memerintah petugas medis untuk melepas selang infus ditangan marco. yang artinya marco sudah di ijinkan untuk pulang saat itu.

aku dan tara memutuskan untuk mengantar marco pulang dengan taxi karena marco melarang kakek dan neneknya untuk menjemputnya di rumah sakit.dan bagaimana mungkin kami tega membiarkan orang sakit pulang sendiri.

Rumah marco tergolong bagus, sebuah rumah klasik dengan halaman luas yang dipenuhi banyak tanaman. ada kolam ikan kecil disisi kanan halaman dengan air terjun buatan yang menyegarkan pandangan.

kami berniat untuk langsung pulang, tetapi nenek marco memaksa kami mampir untuk minum sebentar.karena sungkan kamipun menerimanya, dan baru pulang setelah tara mendapat telfon dari kak teo untuk segera pulang.

kami pulang menggunakan angkutan umum,karena ayah menyita motorku sebagai hukuman sehingga beberapa hari ini aku harus rela kembali menjadi pengguna angkutan umum seperti masa SMP. 

tidak apa, ini lebih baik daripada ayah harus memotong uang jajanku.


>>>---<<<

hai readers,please support my work by following my account and voting for this story.

don't forget to leave your comments too..

thanks guys,,,

love you all,,

-Author-

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now