Part 48

84 11 2
                                    

Pagi-pagi sekali tara mengunjungi komplek pemakaman dimana permana  disemayamkan, kemarin tara memang ikut mengantar kepergian permana ke peristirahatan terakhirnya namun gadis itu merasa belum benar-benar ikhlas melepas kepergian permana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi sekali tara mengunjungi komplek pemakaman dimana permana  disemayamkan, kemarin tara memang ikut mengantar kepergian permana ke peristirahatan terakhirnya namun gadis itu merasa belum benar-benar ikhlas melepas kepergian permana. Hatinya terasa sesak dan nyeri, tapi tidak bisa mengungkapkannya pada siapapun.

Tara mengamati gundukan tanah bertabur bunga yang masih terlihat segar itu lalu berjongkok disisinya.

"hai yah,,ara dateng."tara menjeda kalimatnya, beberapa kali tara mengedipkan mata dan mengatur nafasnya yang sedikit tersendat karena menahan tangis

"tara mau marah sama ayah,,

Ayah bohong, ayah udah janji mau dukung tara di ASEAN GAMES.

Ayah bohongin tara, tara marah sama ayah" tara masih berusaha menahan tangisannya meski suaranya sudah sedikit bergetar.

"kenapa nggak bilang jujur kalo ayah lagi sakit? Kenapa ayah suruh mereka nggak kasih tau tara kalo ayah sakit? Lihat, sekarang tara jadi ngga sempet ketemu ayah kan, ayah jahat...!!!"kini air mata tara sudah tak terbendung lagi, tangis tara meledak.

"Tara marah sama ayah, ayah jahat,,

Ayah jahat sama tara. hiks,,,"tara memukul-mukul dadanya yang semakin sesak karena menangis

"sekarang aku harus gimana yah? Tara harus apa?Gimana cara tara jagain raka?

Tara udah bikin raka sedih, sekarang ayah juga pergi ninggalin kita.

Tara harus gimana yah?"kata tara di sela-sela isakannya

Cukup lama tara menangis sendirian di depan makan permana, bagaimanapun berpisah karena kematian adalah bentuk kehilangan yang paling menyakitkan.

Permana adalah salah satu bagian penting dalam hidup tara, permana adalah ayah keduanya.

Dari permana tara menemukan sosok laki-laki yang begitu hangat dan sabar setelah papanya sendiri, sosok yang begitu kuat dan tegar dalam menghadapi persoalan hidup yang tak pernah mudah.

Seseorang yang selalu tara jadikan standar dalam mencari pasangan hidup dimasa depan, tara tidak pernah tau bahwa kehilangan akan sesakit ini.

Lalu bagaimana dengan raka? Pasti dia lebih sakit, pasti dia lebih terluka.

Tara tidak tau bagaimana menghadapi raka yang belum lama telah ia gores hatinya, bagaimana tara harus menghibur raka saat hatinya juga tengah terluka.

Tara tidak tau...

>--<

tara berjalan keluar dari komplek pemakaman dengan langkah gontai, rasanya sangat berat melangkahkan kakinya meninggalkan permana. sesekali tara mengusap pipinya karena air matanya yang masih saja mengalir meski ekspresi wajahnya sudah datar,langkah tara terhenti saat melihat seorang wanita paruh baya berkacamata hitam tengah berdiri menatapnya tak jauh dari tempat tara berdiri.

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now