Part 14

81 14 3
                                    

PERMANA AJI {AYAH PERMANA}

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERMANA AJI {AYAH PERMANA}


Aku dan tara menemani marco sampai malam,

 setelah ayah tiba bersama kakek marco kamipun pamit pulang.

"besok kesini lagi ya tara" kata marco saat kami pamit padanya

aku dan tara hanya saling tatap karena heran dengan sikap marco. 

" besok tara ikut kakaknya ngeband"jawabku

"lo ngeband juga ra?"tanya marco takjub

"enggak nonton doank" jawab tara

"oh oke deh, terus ini gimana balikinnya?" tanya marco menunjukkan earphone milik tara

" titip aja ke raka kalo udah ngga perlu, balik ya" pamit tara

"makasi buat hari ini" kata marco, tarapun hanya melambaikan tangan tanpa menoleh dan membuka pintu menyusul ayah diluar.

"cepet sembuh ya, besok gue kesini lagi" pamitku

"oke take care" balas marco

kami pulang dengan mobil kantor ayah, sepanjang perjalanan aku masih merasa canggung dan tidak berani mengajak ayah bicara.

tara yang sedari tadi duduk dibangku belakang bersamaku tampak gelisah dan beberapa kali membenarkan posisi duduknya.

"kenapa sih lo ra? kremian?" tanyaku heran

"kenapa gue pinjemin earphone gue sih ah.?"katanya kesal pada dirinya sendiri

" nah, gue baru mau nanya tuh,,

gue aja baru megang langsung lo somasi, gimana ceritanya lo bisa pinjemin ke marco yang baru aja lo kenal?"kataku

"gue kasihan,,dia bilang orang tuanya diluar kota, dia anak tunggal jadi ngga ada yang bisa nemenin dia. dia juga bilang ngga tega kalo nyuruh nenek dan kakeknya jagain dia di Rumah sakit. gue pinjemin aja biar dia ngga kesepian" jawab tara

"terus kenapa sekarang lo heboh begini?"tanyaku tak mengerti

"lo tau sendiri gue ngga bisa tidur sebelum dengerin lagu pake earphone itu kan? " teriaknya frustasi dan membuat aku dan ayah akhirnya tertawa bersama.

"kalian jahat ihhhh..."kata tara kesal lalu menutup wajahnya dengan jaket yang sebelumnya dia pakai untuk menyelimuti kakinya.

" mau ayah belikan ra? mumpung belum sampai rumah ini" kata ayah menawarkan

"nggak usah yah, tara nggak apa-apa kok" jawab tara lirih dengan wajah sedih

saat itu lampu merah, kami patuh berhenti seperti pengendara yang lain.

layaknya sihir, sebuah kebetulan yang ajaib. 

Seorang pedagang asongan mengetuk jendela kaca mobil untuk menawarkan earphone kabel dan beberapa aksesoris hp lain nya. ayah membuka kaca mobil dan membeli satu buah earphone kemudian menutup kembali kaca mobil.

seperti sebuah istilah terkenal bahwa perbuatan baik akan selalu berbuah baik, lihat bahkan hal kecil yang tara lakukan langsung diberi solusi oleh Tuhan.

mobil kami pun melaju kembali saat lampu berganti warna menjadi hijau. tara yang masih kesal tetap setia menutup wajahnya dengan jaket.

ayah memberikan earphone yang baru saja dia beli padaku dan memberi kode untuk memasang earphone di ponselku dan memakaikan pada telinga tara,lalu memutar musik . 

tara yang sedari tadi bersandar dan menutup wajahnya langsung bangkit dan membuka jaket yang menutupi wajahnya.

"lumayan kan ra? sementara pakai itu dulu" kata ayah tersenyum sambil tetap fokus mengemudi. tara hanya mengangguk girang 

" makasih ayah" tara mencondongkan tubuhnya kedepan dan mencium pipi ayah lalu merampas ponselku untuk mengganti playlist.

"manja,,,wuuuuu" ledekku sambil menoyor kepala tara

"biarin,, wuekkkk" balas tara, ayah hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat keributan kita berdua. 

aku bisa merasa kecanggungan diantara aku dan ayah memudar berkat tara dengan segala kelakuan randomnya. dan lagi-lagi aku bersyukur ada tara di sisiku.

"yah, beberapa bulan lagi aku ulang tahun lho" lihat entah apa lagi kelakuan randomnya kali ini

"iya ayah tau, 17 tahun kan? kamu mau kado apa sayang?" tanya ayah

"eeuummm,, ayah mau ngga ajarin tara nyetir?" jawab tara dengan nada manja

" wah,, apaan lo. gue duluan!!" sahutku

"brisik lo,,

yah mau ya?kalo sama papa pasti ngga boleh" rengek tara

"eemm,, boleh" jawab ayah

"serius yah?? yeaaayyyy" tara sangat senang dan kembali menciumi pipi ayah

" tapi bukan berarti kamu boleh nyetir sendiri lho ya, ayah cuma mengajari.

masalah boleh enggaknya kamu keluar sendiri itu harus atas ijin mama papa. dan yang pasti setelah kamu punya SIM" jelas ayah

"siap boss" kata tara sambil hormat

" seneng kan lo,,," ledekku sambil mengacak-ngacak rambutnya

begitulah kedekatan ayahku dengan tara, seperti aku yang sudah dianggap anak sendiri oleh orang tua tara.bagi ayah,  kak teo dan tara juga sudah dianggap seperti anaknya sendiri. 

ayah sangat menyayangi tara,ayah selalu merasa senang bisa menuruti keinginan tara, seolah ayah sedang membahagiakan putrinya sendiri. setidaknya semenjak aku tumbuh besar dan sudah mulai risih untuk bersikap manja dengan ayah.

ada tara yang tidak berubah, tara yang selalu menghibur ayah dan bersikap manja pada ayah,membuat ayahku tidak pernah merasa kesepian. 

dan aku tidak pernah keberatan akan hal itu, bagiku milikku adalah milik tara juga. 

Meski bagi tara miliknya adalah miliknya sendiri,, 

Lihat saja, benda kecil seperti earphone saja bisa membuat tara mengamuk padaku jika aku sembarangan memakainya. Anak Itu memang menyebalkan,,, 



>>>---<<<

hai readers,please support my work by following my account and voting for this story.

don't forget to leave your comments too..

thanks guys,,,

love you all,,

-Author-

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now