Part 47

85 9 4
                                    

Tara berlari sekuat tenaga setelah turun dari pesawat dan langsung berlari keluar dari bandara, dengan tergesa tara melambai untuk memanggil taxi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tara berlari sekuat tenaga setelah turun dari pesawat dan langsung berlari keluar dari bandara, dengan tergesa tara melambai untuk memanggil taxi.

"ngebut ya pak...!" perintahnya, setelah memberitahu tempat tujuannya.

Tara duduk dengan gusar, sesekali gadis itu meremas lututnya, juga mengetuk-ngetuk lantai mobil dengan tumitnya untuk meredakan kepanikannya.

Sayang sekali keinginan tara untuk segera tiba ditempat tujuannya harus tertunda, karena kemacetan panjang didepan taxi yang dia tumpangi, dengan segera tara menyerahkan sejumlah uang pada supir taxi dan segera keluar. 

Gadis itu berlari seperti kesetanan,mengerahkan seluruh energi dan kekuatan yang dia punya untuk bisa cepat sampai. Akan tetapi karena kurang fokus, tara tersandung dan jatuh tersungkur di trotoar tempatnya berlari..

Beberapa orang membantunya bangkit dan berniat untuk mengobati luka ditubuh tara, namun tara menolaknya dan ngotot untuk melanjutkan langkahnya, yang membuat orang-orang yang sempat menolongnya tampak kebingungan.

Dengan sedikit langkah terpincang tara terus berlari, tak peduli dengan rasa sakit yang dia rasakan, saat ini tara hanya ingin cepat tiba ditempat tujuannya dan memastikan semua kekhawatirannya tidak benar-benar terjadi. 

Namun kecepatan langkah tara seketika berkurang, ketika melihat kerumunan orang berpakaian serba gelap tak jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan langkah gontai dan terpincang, tara memasuki halaman rumah yang sudah bertahun-tahun menjadi rumah keduanya.  Membelah kerumunan dan melangkah pelan mendekati seorang pemuda yang terlihat tengah berdiri menatap sendu seorang pria paruh baya yang terbaring di hadapannya. Dengan gerak lembut tara meraih tangan pemuda itu dan menggenggamnya erat.

Pemuda itupun menoleh, dan langsung menarik tubuh tara dalam pelukannya dan menangis sejadi-jadinya. Tara mengusap punggung pemuda yang tengah menangis dipundaknya itu, dengan perasaan tak karuan. 

"ayah udah ngga ada ra,,

Ayah pergi ninggalin kita, gimana dengan gue ra?gue sendirian sekarang" isaknya dalam pelukan tara

Tara mempererat pelukannya, betapa tara juga ingin menangis saat itu, tapi berusaha tetap  tabah agar bisa memberi kekuatan pada pemuda dalam pelukannya.

"ada gue raka,, ada gue,,lo nggak sendirian"tara mengusap punggung raka yang semakin terisak.

Hari itu adalah hari terberat bagi raka, ayahnya yang juga satu-satunya keluarga yang dia miliki harus kembali ke pangkuan Tuhan. Hari itu rasanya separuh jiwa raka hilang dan separuh sisanya seperti mati rasa. 

Raka tidak menangis saat dokter memberi tahu bahwa ayahnya telah pergi, entah mengapa rasanya air mata dan kesedihannya seolah tertahan dalam dadanya. Raka hanya berdiri terpaku dan berjalan linglung dengan tatapan kosong. Semua orang cukup khawatir dengan keadaan raka saat itu, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membuat raka merasa lebih baik. 

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now