Part 33

51 11 2
                                    

Disebuah komplek pemakaman seorang gadis duduk bersila diatas rumput sambil menatap sendu sebuah nisan dihadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disebuah komplek pemakaman seorang gadis duduk bersila diatas rumput sambil menatap sendu sebuah nisan dihadapannya. Gadis itu mengusap lembut batu nisan yang bertuliskan nama " JOHAN PERMADI" itu lalu menghela nafas kasar.

"hei jo,,Gue dateng lagi ni.

Jangan nanya kabar, gue lagi ngga baik."gadis itu tertawa sendiri

"lo tau nggak jo, kadang gue kangen saingan sama elo, meski lo selalu jutekin gue padahal gue nggak ada salah sama elo. Lo aja yang payah, masak ngalahin gue aja ngga bisa sih jo?"gadis itu tertawa sinis.

"lo tau nggak jo, kalo sekarang lo masih ada, lo pasti lagi ngetawain gue. Sekarang ngga Cuma elo yang jutekin gue, tapi satu sekolah, sepaket sama guru-gurunya juga.

Lucu ya jo?dulu jadi anak emas sekarang bisa jadi anak buangan?

Gue dirumah juga lagi perang dingin sama nyokap gue jo, setelah ngadepin tatapan meremehkan disekolah gue harus pulang dan nerima tatapan dingin nyokap gue. Mantep kan jo?

Kayaknya gue harus beli earphone baru buat nyumbat kuping gue nih"gadis itu tertawa keras,,

Namun perlahan tawanya berubah menjadi isakan, isakan yang memilukan, tangisan yang seolah sengaja dikubur sangat dalam namun perlahan menyeruak dan tumpah begitu saja.

Seperti gumpalan awan hitam yang kelebihan massa air yang akhirnya menumpahkan hujan yang sangat deras, gadis itu menangis sendirian bahkan sampai merasa sulit bernafas dan bicara, rongga dadanya terasa sesak dan nyeri.

Seseorang yang entah darimana datangnya tiba-tiba saja menarik tubuh gadis itu dan menyembunyikan wajah gadis itu dalam dekapannya.

"nangis sepuas kamu ra,, kamu nggak harus selalu kelihatan baik-baik aja"kata seorang pemuda yang kini tengah memeluk dan mengusap lembut kepala tara.

Tara membalas pelukan pemuda itu dan semakin terisak menumpahkan tangisannya tanpa peduli lagi dimana dia meletakkan ketegaran yang selama ini dia pertahankan.

Hari ini tara sangat lelah, setelah perdebatannya dengan ibunya kemudian rumor yang menimpanya disekolah membuat moodnya semakin buruk. Menyadari bahwa raka kini terlalu sibuk dengan urusannya sendiri membuat tara lebih memilih mengunjungi makan johan untuk meluapkan isi hatinya daripada menceritakan masalahnya pada orang lain. Tara selalu merasa sedikit lega setelah bercerita dengan johan, meski entah johan mendengarnya atau tidak. Setidaknya tara bisa mengungkapkan apa yang selalu tertahan di mulutnya dan apa yang mengganggu pikirannya saat pergi ke makam johan.

Saat masih hidup, johan adalah sosok teman yang sangat dewasa dan selalu bisa tara andalkan untuk bertukar pikiran, berbagi pendapat dan berkeluh kesah, johan memang tampak ketus dan dingin tapi tara berhasil melelehkan sikap dinginnya. Raka memang selalu ada untuk tara, tapi johan juga selalu bisa membuat tara lebih tenang dan santai dalam menghadapi masalah.

Tapi kini johan sudah tenang dipelukan Tuhan, mungkin sekarang johan diam-diam baru saja membantu tara dengan memberi tau orang yang kini memeluknya untuk datang kepadanya dan mengurangi kesedihannya meski orang itu sendiri juga tengah bersedih.

>--<

Tara duduk di sebuah kursi bambu disamping sebuah warung kecil sekitar pemakaman.

"nih,minum dulu ra"tara menerima sebotol air mineral yang disodorkan padanya

"thanks ko" marco tersenyum tipis kearah tara,dan memiringkan kepalanya untuk melihat wajah tara lebih dekat.

"ngapain?"tanya tara

"heran, nangis aja masih cantik ya? " Marco menelisik wajah tara dengan memiringkan kepalanya kekiri dan kekanan

"hiiissshhh,, resek"tara memukul bahu marco, mereka pun tertawa bersama.

"lega ya ra kalo kita udah puas nangisin masalah kita, kadang kita nggak butuh kata-kata semangat dari orang lain atau hiburan apapun. Kita Cuma butuh nangis dan ngluarin semua yang bikin dada kita sesak"marco menyandarkan punggungnya pada pohon yang menaungi mereka dan meminum air mineral ditangannya.

"kamu tau ra, dulu aku takut dateng ke makam bunda.

Aku ngerasa bersalah tiap dateng kesini"kata marco

Tara yang sudah tenang kini menatap marco dengan mata sembabnya

" kenapa?"tanya tara dengan sisa-sisa isakannya

"bunda meninggal tepat dipelukan aku ra, pelukan yang selalu bunda kasih tiap menyambutku sepulang sekolah. Dan itu jadi pelukan terakhir dari bunda buat aku"marco tersenyum miris mengenang kejadian yang membuatnya trauma itu

"sejak saat itu aku jadi takut pelukan sama orang, aku takut hal yang sama terulang.

Aku selalu gemetaran setiap berpelukan dengan orang lain"marco menceritakan traumanya kepada tara, yang sukses membuat tara menatapnya dengan tatapan terkeejut.

"terus tadi??"tanya tara saat menyadari bahwa marco baru saja memeluknya saat menangis dan dulu tara pernah melakukan hal yang sama saat marco menangis.

"aku ngga tau"marco mengedikkan bahu

"untuk pertama kalinya aku bisa seperti itu, dan anehnya kenapa kamu?diantara banyaknya orang kenapa kamu yang bisa nglakuin itu, bikin aku setenang itu dan ngga merasa trauma lagi"marco menegak kembali minumannya.

"aku bicara seperti ini bukan untuk mencari simpati kamu ra,

aku nggak berharap apa-apa, menjadi teman dan bisa deket sama kamu aja rasanya udah cukup buat aku. Seperti janji kita didanau tempo hari, Aku akan memenuhi janjiku buat selalu ada dan menjadi tempat buat kamu berbagi suka dan duka.

Kamu bisa datang kapanpun kamu butuh ra, kamu boleh nangis,kamu juga boleh terlihat lemah didepanku.

Kalau kamu malu, aku bisa tutup mata dan telingaku buat kamu. Biar kamu bisa nangis sepuasnya sampai kamu merasa lega"marco mengusak kepala tara dan tersenyum manis.

Sesaat tara terpaku menatap marco, baik sekali orang ini?

Bahkan mereka baru kenal beberapa bulan, kenapa dia bisa setulus ini kepadanya. Jika saja tara bisa membuka hati untuk marco dan mencoba menjalani dulu, tapi tara tidak bisa.

Tara tidak mau menjadi gadis jahat, yang kelak menyakiti. Tara tidak mau hubungan baik ini di akhiri dengan membenci.

Entah mengapa, di hati tara terasa sudah di semayami oleh seseorang yang bahkan tara sendiri tidak ingin menggantikannya meski dia tidak pernah mengungkapkannya.



>>>---<<<

hai readers..


road to ending,,

biar makin semangat, jangan lupa buat foloow akun aku ya..

vote dan komen juga ya dicerita ini.. thanks everybody,,



-author-

I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now