2 : New Day

197 47 294
                                    

Pagi yang cerah dan tenang di rumah keluarga Pradhika. Tapi lima menit kemudian....

"Aaaaaaaaaa"

Nuansa berlari keluar kamar dan menuju ke kamar seseorang dengan perasaan marah. Wajahnya penuh dengan tempelan sticker.

"JEVAAAAANNN"

Ia mencoba menggedor-gedor pintu kamar orang yang bernama Jevan. Tapi bukan pintu kamarnya yang terbuka, melainkan pintu kamar Aksa, kakak tertuanya. Aksa melihat wajah Nuansa kemudian tertawa terbahak-bahak, begitupula Arjuna yang keluar kamar karena ikut penasaran dengan keributan di pagi hari ini

"Huahahahha" mereka berdua sekarang kompak menertawakan Nuansa

Nuansa berbalik dan menggedor pintu Jevan sekali lagi
"JEVAAAAANNN, KELUAR GA LO!"

"Dek, nggak sopan panggil 'lo' ke abang"  Aksa berbicara masih sambil tertawa, dia membantu Nuansa untuk membersihkan wajahnya yang penuh dengan sticker Pororo.

Juna juga ikut membantu sambil terus tersenyum lebar
"Udah, jangan manyun. Mandi gih trus sarapan"

Akhirnya Nuansa memasuki kamarnya sambil menghentak-hentakan kaki. Ia masih mendengar suara tawa Aksa dan Juna.
.
.
.
.

Nuansa masuk ke ruang makan, Jevan sudah duduk sambil menyeruput kopinya. Nuansa yang masih kesal menendang kursi yang diduduki Jevan

Air yang diminum Jevan langsung tumpah, hampir membasahi bajunya. Ia melotot ke arah Nuansa

"Apa?!!"

"Nggak" Jevan mulai melanjutkan sarapannya

"Cieee mahasiswa baru" Juna datang dan duduk di seberang Nuansa

Juna adalah mahasiswa kedokteran. Waktu itu bapak Johnny, ayah mereka,  mengatakan salah satu anaknya harus ada yang jadi dokter, supaya bisa berobat gratis katanya. Akhirnya Juna lah yang mengalah. Aksa mengambil jurusan Ekonomi Perbankan, kuliahnya hampir selesai, hanya mengurus skripsi saja.

Jevan memilih jurusan TI, ia selalu berkutat dengan komputernya. Jevan dan Juna sama-sama di tahun ketiga.

Alhamdulillah anak-anak bapak Johnny Pradhika semuanya bisa masuk ke universitas bergengsi di ibukota.

"Gue heran ya sama ni anak, buat apa ngambil jurusan hukum coba" celetuk Jevan sambil mendorong kepala Nuansa

"Bodo'" balas Nuansa cuek sambil asyik mengunyah roti

"Biar bisa sering ketemu Samudra tuh" Mama mereka malah nyeletuk sambil menaruh semangkuk nasi goreng

Nuansa tersenyum lebar, yang dikatakan mamanya memang benar. Saat mengetahui Samudra diterima di fakultas hukum, gadis itu langsung belajar mati-matian supaya bisa lulus di fakultas yang sama

"Biar kalo si Jevan kena kasus, aku bantuin" celetuk gadis itu

"Amit-amit" Jevan langsung mengetuk kepalanya lalu mengetuk meja

"Aku duluan..." Juna hanya makan satu roti dan minum segelas teh

"Aku bareng kakak deh" Nuansa buru-buru menghabiskan rotinya

"Kepagian kamu kalo ikut aku, ama Jevan aja, aku harus ketemu dosen dulu"

"Gue mau bawa motor, sama papa aja" ucap Jevan

"Nggak mau! Masa aku di anter om-om" kepala Nuansa langsung di getok mama dengan spatula

"Papa juga nggak mau nganter bocil, ntar disangka pedofil" pak Johnny dengan humornya... Aksa tertawa terpingkal-pingkal

Catatan Mimpi [END]Where stories live. Discover now