47 : Signed

45 9 21
                                    

Author POV

Nuansa menatap sekeliling mobil ini dari belakang, begitu banyak kenangan indah. Pertengkaran, tangisan, bahkan melakukan sesuatu yang belum saatnya mereka lakukan waktu itu. Nuansa tersenyum.

Gadis itu menatap foto yang digantung di kaca spion mobil, lalu gadis itu mengusap perutnya. "Sebahagia itu papa kamu sampai foto kamu yang nggak jelas itu di pajang di mobilnya" ucapnya dalam hati.

"Sa.." panggil Dirgantara dan menatap gadis itu lewat kaca spion.

Nuansa balik menatap Dirgantara.

"Rencana gue mobil ini buat lo Sa"

"Hah? Buat apa?"

"Kayaknya lebih pantes mobil ini buat lo"

"Nggak, Ga. Lo kan adeknya, buat lo aja. Lagian gue nggak bakal disini, sayang kan kalo nggak dipake"

"Buat anak lo kalau gitu"

"Ni mobil bakal jadi mobil antik kalau anaknya Nuansa udah gede" celetuk Cendikia yang duduk di sebelah Dirgantara.

Nuansa tertawa "asal jangan dijual ya Ga"

"Nggak akan!"
.
.
.

Saat ini Jevan dan Rania sedang makan di sebuah restoran cepat saji, mereka terlihat kelelahan akibat puas bermain di arena Theme park.

"Kak Jevan kalau takut naik rollercoaster bilang dong hahaha"

"Siapa yang takut?" Elak Jevan

"Mukanya pucet tadi"

"Karna kelaparan Rania"

Rania tertawa lalu menyerahkan selembar kertas.

"Apa nih?" Tanya Jevan.

"Buka aja"

Jevan tersenyum membaca isi kertas tersebut, dia melirik ke arah Rania

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Jevan tersenyum membaca isi kertas tersebut, dia melirik ke arah Rania. Gadis itu terlihat cuek sambil asyik mengunyah kentang gorengnya.

Jevan mengambil pulpen yang juga diserahkan Rania dan menulisnya.

Jevan mengambil pulpen yang juga diserahkan Rania dan menulisnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Catatan Mimpi [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora