23 : Prank for Aksa

36 11 8
                                    

Nuansa POV

Hari ini sangat menguras tenaga. Aku kuliah dari pagi dan lihatlah sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

Aku memasuki cafe dan melambai pada Cendikia yang berdiri di counter.

"Mau minum nggak?" Teriak Cendikia saat aku melangkahkan kaki menuju meja yang sudah di tempati mbak Lian

"Yang biasa satu, pake es yang buaaanyaaak" pintaku

"Oke!!" Jawabnya

Aku merebahkan kepalaku di meja.

"Capek banget keliatannya" ucap mbak Lian

"Menurut mu mbak?"

Mbak Lian terdengar tertawa. Perempuan itu melanjutkan kegiatannya di depan laptop. Aku memejamkan mata tapi terganggu dengan bunyi keyboard laptop yang digunakan mbak Lian.

"Udah boleh baca mbak?" Ucapku sambil menggeser laptopnya

"Beluuuuumm" mbak Lian menarik lagi laptopnya

Aku menghela nafas dan mengeluarkan headset kesayanganku. Memilih lagu yang ingin ku dengar, dan memutuskan mendengar lagu milik The Moffatts yang sudah di cover ulang oleh dua anggota band nya yang bernama Music Travel Love.

I miss you like crazy
Even more than words can say
I miss you like crazy
Every minute of everyday
Girl, I'm so down when you're love's not around
I miss you
Miss you
Miss you
I miss you like crazy

Aku menghela nafas lagi, ya, aku sangat merindukan Samudra sekarang. Belakangan ini dia terlalu sibuk karena menangani sebuah kasus. Sebenarnya bukan hanya dia yang sibuk, aku juga. Bedanya aku sibuk dengan tugas-tugasku yang menumpuk.

Kami masih sering menelpon, juga mengirim pesan. Pernah juga videocall saat kami sama-sama sibuk berkutat dengan tugas. Hanya itu, tidak berbicara, hanya saling melihat sesekali untuk mengetahui apa yang sedang kami kerjakan.

 Hanya itu, tidak berbicara, hanya saling melihat sesekali untuk mengetahui apa yang sedang kami kerjakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terkejut saat pipiku terasa dingin. Cendikia menempelkan gelas minuman yang ku pesan ke pipiku.

"Monyong lo Cend" gerutuku sambil kembali duduk tegak. Cendikia tertawa terpingkal-pingkal lalu pergi melayani customer.

"Besok Aksa ultah ya" ucap mbak Lian memecah lamunanku

"Iya ya? Kenapa mbak?" Tanyaku

"Enaknya ngapain ya Sa?" Mbak Lian memangku tangannya sambil memandang keluar, memperhatikan orang yang lalu lalang.

"Kerjain aja mbak, sekali-sekali hehehe" jawabku

"Aku nggak tega Sa"

"Yiaaahh" aku kecewa dengan mbak Lian ini, gayanya aja yang terlihat cuek, tapi sebenarnya sayang banget sama mas Aksa

Catatan Mimpi [END]Where stories live. Discover now