28 : HOPE

40 10 10
                                    

Nuansa POV

Aku meregangkan tubuh di tempat tidur, ini kegiatan yang sungguh menyenangkan, membuat otot-otot ku rileks seketika. Aku mengerjap-ngerjapkan mata dan melihat ke arah jendela, ternyata ini sudah pagi.

Aku menoleh ke kiri dan kanan, tidak ada mbak Lian dan Rania, kenapa mereka tidak membangunkan aku?
.
.
.

Setelah menggosokkan gigi dan mencuci muka, aku memakai hoodieku, setidaknya rambutku tidak terlihat berantakan.

Aku melangkah menuju dapur, disana terlihat Cend, kak Rev dan Kak Juna sedang membuat sarapan

"Wah kayaknya enak nih" ucapku sambil mencomot satu sosis yang baru saja di goreng Cendikia

Anak itu malah memukul kepalaku dengan spatula "jangan dimakan dulu! Ntar kurang!"

Aku memandangnya sinis dan berpindah tempat ke samping kak Juna. "Bikin apa kak?"

"Bubur"

"Asiiik" ucapku sambil bertepuk tangan. "Yang lain mana?" Tanyaku sambil melihat ke arah luar

"Diluar, lagi SKJ. Sana ikutan" perintah Rev. Akupun mengangguk
.
.
.

"YAK. MARI BAPAK-BAPAK, IBU-IBU KITA MELAKUKAN PEMANASAN TERLEBIH DAHULU. LIMA....ENAM....TUJUH....DELAPAN"

Ternyata Jevan menjadi instruktur senam, aku tertawa melihat gayanya. Mas Aksa jangan ditanya lagi, dia sudah jongkok memegang perutnya yang sakit akibat banyak tertawa, sesekali mbak Lian memukulnya karna tidak serius saat senam.

Rania terlihat sangat bersemangat mengikuti gerakan random Jevan. Dirgantara memilih duduk di kursi santai dan tidak lupa memakai kacamata hitamnya, berjemur ceunah.

Samudra tidak terlihat. Apa dia masih di kamar?

Aku melangkah menghampiri Dirgantara "Sam mana?"

"......"

"Yaah si curut molor. WOY!!" Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan kakiku

"Apaan sih, ganggu tidur gue aja"

"Jam segini lo tidur?"

"Gue begadang semalem, ngobrol-ngobrol sama Sam"

"Trus Sam masih tidur juga?"

"Iya kali. Tadi gue keluar dia masih tidur"

Aku melangkah masuk kembali ke dalam cottage dan menuju ke kamar Samudra

Aku masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ku lihat Samudra masih tertidur lelap. Aku berjalan pelan mendekatinya dan duduk disamping tempat tidur.

Tidurnya begitu nyenyak, Samudra seperti bayi kalau tertidur, akupun tersenyum saat menyingkirkan poni yang menutup matanya.

Samudra menggeliat dan merubah posisi tidurnya, kini dia tidur menyamping, menghadapku. Perlahan matanya terbuka.

"Pagi" ucapku sambil tersenyum

Dia mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba mengumpulkan seluruh nyawanya, saat matanya mulai fokus melihatku, ia langsung duduk dan mengusap-usap wajahnya.

Aku tau dia marah, aku langsung memeluknya dari belakang

"Maaf..." Ucapku, entah kenapa suaraku bergetar

"Buat apa?"

Aku terdiam, aku juga bingung, untuk apa aku meminta maaf

"Aku tau kamu marah, aku minta maaf Sam"

Catatan Mimpi [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora